Sep 20, 2013

Elegi Jebakan Filsafat




Oleh Marsigit

Subyek:
Wahai sesuatu. Aku sedikit merasakan ada sesuatu di hadapanku. Siapakah dirimu itu.

Jebakan:
Aku adalah jebakan. Sesungguhnya aku adalah jebakan filsafat. Sesuai dengan hakekat filsafat, maka aku sangatlah halus, lembut dan tersembunyi. Hanya orang-orang tertentu aku perkenankan untuk menemuiku. Itupun dengan syarat-syaratnya yang sangat ketat.

Subyek:
Aku belum jelas siapakah engkau. Jika engkau jebakan filsafat maka apakah ciri-cimu itu?

Jebakan:
Aku adalah jebakan. Aku dapat sebutkan bahwa tempat tinggalku adalah pada batas dimensimu. Fungsiku adalah untuk menaikkan dimensimu. Sedangkan diriku itu beraneka ragam. Ragamku sebanyak batas dimensimu. Maka aku terdiri dari Jebakan1, Jebakan2, Jebakan3,... dst.

Subyek:
Wahai sesuatu. Aku sedikit merasakan ada sesuatu di hadapanku. Siapakah dirimu itu.

Jebakan kesadaran:
Aku adalah jebakan. Aku melihat bahwa dirimu sedang menggapai kesadaranmu, maka sebenar-benar diriku adalah jebakan kesadaranmu. Sebenar-benar kesadaran adalah dirimu yang terjaga. Maka agar engkau memahami sesuatu engkau harus letakkan kesadaranmu pada obyek yang akan engkau sadari. Kesadaranmu itu bersifat merdeka. Maka sebenar-benar ilmu itu memerlukan kesadaranmu. Jika engkau melupakan akan hal demikian maka itulah bahwa keadaanmu itu sudah masuk ke dalam perangkap kesadaranmu. Itulah jebakan kesadaranmu. Ciri-ciri bahwa engkau terjebak dalam jebakan kesadaran adalah engkau berpura-pura sadar padahal engkau belum menyadarinya.

Subyek:
Wahai sesuatu. Aku sedikit merasakan ada sesuatu di hadapanku. Siapakah dirimu itu.

Jebakan Keikhlasan:
Aku adalah jebakan. Aku melihat bahwa dirimu sedang menggapai keikhlasan maka sebenar-benar diriku adalah jebakan keikhlasanmu. Setinggi-tinggi hatimu adalah ikhlasmu. Maka tempat tinggalku adalah di dalam hatimu. Aku adalah bersih tak bersyarat. Keikhlasanmu adalah merdeka. . Maka sebenar-benar ilmu itu memerlukan keikhlasanmu. Jika hal yang demikian engkau lupakan, maka itulah sebenar-benar engkau telah terjebak oleh jebakan keikhlasan. Ciri-ciri bahwa engkau terjebak dalam jebakan keikhlasan adalah engkau berpura-pura ikhlas, padahal engkau sebetulnya tidak ikhlas.

Subyek:
Wahai sesuatu. Aku sedikit merasakan ada sesuatu di hadapanku. Siapakah dirimu itu.

Jebakan Perhatian:
Aku adalah jebakan. Aku melihat bahwa dirimu sedang menggapai perhatian, maka sebenar-benar diriku adalah jebakan perhatian. Sebenar perhatian itu memerlukan kesadaran dan keikhlasan. Bergabungnya parhatian, kesadaran dan keikhlasan merupakan langkah untuk menerima sesuatu sebagai hal yang memang patut diterima. Segala macam ilmumu itulah memerlukan perhatianmu. Jika hal yang demikian engkau lupakan, maka itulah sebenar-benar engkau telah terjebak oleh jebakan perhatian. Ciri-ciri bahwa engkau terjebak oleh jebakan perhatian adalah engkau berpura-pura memerhatikan, padahal engkau sebetulnya tidak memperhatikan.

Subyek:
Wahai sesuatu. Aku sedikit merasakan ada sesuatu di hadapanku. Siapakah dirimu itu.

Jebakan Minat:
Aku adalah jebakan. Aku melihat bahwa dirimu sedang menggapai minat maka sebenar-benar diriku adalah jebakan minat. Minatmu itu terdiri dari penerimaanmu, responmu dan sikap postitifmu. Sebenar-benar ilmumu itulah memerlukan minatmu. Jika hal yang demikian engkau lupakan, maka itulah sebenar-benar engkau telah terjebak oleh jebakan minat. Ciri-ciri bahwa engkau terjebak oleh jebakan minat adalah engkau berpura-pura berminat, padahal engkau sebetulnya tidak berminat.

Subyek:
Wahai sesuatu. Aku sedikit merasakan ada sesuatu di hadapanku. Siapakah dirimu itu.

Jebakan Pengertian:
Aku adalah jebakan. Aku melihat bahwa dirimu sedang menggapai pengertian, maka sebenar-benar diriku adalah jebakan pengertian. Pengertianmu itu engkau bangun berdasarkan minatmu dan penilaianmu terhadap ilmu. Maka sebenar-benar pengertianmu itulah akan membangun ilmumu. Jika hal yang demikian engkau lupakan, maka itulah sebenar-benar engkau telah terjebak oleh jebakan pengertian. Ciri-ciri bahwa engkau terjebak oleh jebakan pengertian adalah engkau berpura-pura mengerti, padahal engkau sebetulnya tidak mengerti.

Subyek:
Wahai sesuatu. Aku sedikit merasakan ada sesuatu di hadapanku. Siapakah dirimu itu.

Jebakan Sikap:
Aku adalah jebakan. Aku melihat bahwa dirimu sedang menggapai sikap, maka sebenar-benar diriku adalah jebakan sikap. Sikapmu itu engkau bangun berdasarkan pengertian dan penilaianmu terhadap ilmu. Maka sebenar-benar sikapmu itulah akan menentukan ilmumu. Jika hal yang demikian engkau lupakan, maka itulah sebenar-benar engkau telah terjebak oleh jebakan sikap. Ciri-ciri bahwa engkau terjebak oleh jebakan sikap adalah engkau berpura-pura bersikap, padahal engkau sebetulnya tidak bersikap.

Subyek:
Wahai sesuatu. Aku sedikit merasakan ada sesuatu di hadapanku. Siapakah dirimu itu.

Jebakan Karakter:
Aku adalah jebakan. Aku melihat bahwa dirimu sedang menggapai karakter, maka sebenar-benar diriku adalah jebakan karakter. Karaktermu itu engkau bangun berdasarkan sikap dan penilaianmu. Maka sebenar-benar karaktermu itulah akan menentukan ilmumu. Jika hal yang demikian engkau lupakan, maka itulah sebenar-benar engkau telah terjebak oleh jebakan karakter. Ciri-ciri bahwa engkau terjebak oleh jebakan karakter adalah engkau berpura-pura berkarakter, padahal engkau sebetulnya belum berkarakter.

Subyek:
Wahai orang tua berambut putih. Apalah sebenarnya yang dimaksud dengan jebakan filsafat itu?

Orang tua berambut putih:
Jebakan filsafat adalah lawan dari keadaan dimana seharusnya engkau berada. Yang telah disebut tadi itu hanyalah sebagian dari jebakan yang ada. Jebakan yang lain masih banyak misalnya: jebakan disiplin, jebakan kejujuran, jebakan kebaikkan, jebakan tanggung jawab, jebakan kepatuhan. Ketahuilah bahwa dari semua itu dapat aku katakan bahwa sebenar-benar jebakan adalah jebakan ruang dan waktu.

48 comments:

  1. Falenthino Sampouw
    18709251006
    S2 Pendidikan Matematika

    Selamat malam, Prof.
    Sesuatu sering menjadi objek yang digunakan untuk menggantikan hal yang tidak bisa dijelaskan akibat keterbatasan dimensi seseorang. Sesuatu itu sangatlah perlu untuk diwaspadai, sebab dengan keterbatasan dimensi, seseorang susah mendefinisikan sesuatu tersebut. Sesuatu bisa datang menghampiri dan menjadi jebakan buat seseorang. Bahkan ia bisa membawa kita pada keadaan dimana kita seharusnya berada. Jadi, perlulah untuk terus berefleksi sambil mencari logos agar tidak jatuh dalam jebakan.
    Terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  2. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Saat membaca Elegi Jebakan Filsafat ini, saya langsung bertanya pada diri "mungkinkah saya sudah terjebak?". Ternyata jebakan ini membuat manusia kembali ke sifat yang sebenarnya, sifat yang hanya mampu "merasa". Merasa sudah mengerti, merasa sudah memperhatikan, paham, merasa sudah ikhlas, bersikap, dsb namun nyatanya belum.
    Oleh karena kita sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan dalam memahami, harus terus continue dalam berikhtiar agar tidak terjebak dalam kebiasaan "merasa". Berikhtiar mencari hakikat kebenaran dan kenyataannya meskipun kita tidak akan sampai pada titik kebenaran yang abadi karena kebenaran yang abadi hanyalah milikNya.

    ReplyDelete
  3. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Jebakan merupakan lawan dari keadaan yang seharusnya. sebagai seorang manusia kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Jika kita lupa dengan hakekat kita sebagai seorang manusia berarti kita telah terjebak. Banyak sekali jebakan-jebakan yang sudah disediakan dalam setiap yang ada dalam diri kita. Agar tidak terkena jebakan tersebut, maka teruslah berusaha, jangan sampai lupa dengan tugasnya. selalu konsisten. Memang tidak mudah untuk melakukannya, pasti akan ada titik jenuh yang akan membuat kita terjebak. Oleh karena itu, kita harus terus mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Karena ialah dzat yang membolak-balikkan perasaan kita dan yang berhak atas seagala sesuatu. Dengan mendapatkan ridhonya akan membuat kita lebih semangat dan tidak mudah menyerah sehingga kita tidak akan terjebak oleh ruang dan waktu.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  4. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Jebakan merupakan suatu hal yang lazim ditemukan dalam setiap pemikiran. Ego manusia menjadi salah satu sumber tiap manusia terjebak dalam dimensinya. Dalam suatu keikhlasan, kita sering mengatakannya agar orang mengetahui keikhlasan kita. Sesungguhnya hal tersebut akan mengurangi kemurnian keikhlasan kita, dan inilah jebakan dalam bertindak. Bahkan kita akan terlempar dalam dimensi kesombongan. Begitu pula sebaliknya, ketika orang yang sombong mengakui dirinya sombong maka sesungguhnya kesombongannya sudah tidak murni lagi.

    ReplyDelete
  5. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Manusia sering tidak menyadari bahwa terdapat jebakan-jebakan yang menghadang di depannya. Jebakan-jebakan ini sering menyesatkan jalan manusia. Seseorang terjebak dikarenakan kurangnya dimensi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga ia tidak bisa menentukan jalan yang dipilih sehingga ia terjebak dalam dimensi tersebut. Untuk menghindari jebakan-jebakan yang tersembunyi, maka kita harus memperluas pengetahuan dan pengalaman praktis maupun teoritis. Dengan menghindari jebakan bukan berarti tidak akan terjebak lagi, namun untuk meminimalisir supaya kita tidak mudah terjebak terjebak terutama pada dimensi yang salah.

    ReplyDelete
  6. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Jebakan ada beraneka ragam. Bahkan bisa tanpa disadari kita sudah berada dalam jebakan tersebut. Fungsinya adalah untuk menaikkan dimensi. Jebakan membuat kita tidak berada dalam keadaan yang seharusnya. Saat sebenarnya tidak mengerti tapi berpura-pura mengerti, saat sebenarnya tidak ikhlas tapi berpura-pura ikhlas dan yang lainnya. Terjebak dalam keadan inilah yang disebut dengan masuk kedalam jebakan. terkadang hal ini juga disebabkan oleh sifat manusia yang ingin sellau terlihat baik. Maka agar tidka terkena jebakan tersebut selalulah untuk berdoa kepada Allah SWT. dan memohon perlindunganya. Selain itu juga diperlukan ilmu pengetahuan agar tidak menjadi orang yang berpura-pura mengerti padahal tidak mengerti.

    ReplyDelete
  7. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Yang namanya jebakan pasti menjebak, menjebak yang baik maupun menjebak yang buruk memang hal yang harus dilakukan oleh penjebak. Tetapi bila menjebaknya menjebak filsafat maka siap-siap akan dijebak balik oleh filsafat, karena filsafat bisa menyerupai penjebak yang suka menjebak. Maka perlu bersikap adil dan berhati-hati bila ingin menjebak sesuatu, meskipun hal yang akan dijebak merupakan kebalikan dari hal yang merupakan bagian dari penjebak. Sesungguhnya, jebakan itu berupa tes yang akan menghasilkan apa yang mereka inginkan tanpa menerima alasan dari orang luar.

    ReplyDelete
  8. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Sebagai manusia yang mempelajari filsafat seharusnya pantang baginya untuk terjebak. Jangan sampai seseorang merasa mengerti padahal tidak mengerti sama sekali. Hal itu sudah termasuk terjebak kedalam jawaban yang dibuatnya sendiri. Agar terhindar dari jebakan, maka manusia harus terus mencari ilmu. Mencari ilmu juga jangan semata-mata hanya mencari ilmu tapi harus diimbangi dengan ilmu agama juga agar senantiasa dalam jalan yang benar dan insyaAllah terhindar dari jebakan dunia.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  9. Rosi anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Jebakan merupakan suatu keadaan dimana saat seseorang merasa suatu hal terjadi tidak sesuai dengan rencana atau keinginan sebelumnya. Bisa juga diartikan merasa dibohongi ataupun suatu keadaan yang mengakali sesuatu.

    ReplyDelete
  10. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Jebakan merupakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Kita dapat terjebak dalam berbagai hal dalam kehidupan, misalnya berpura-pura memperhatikan, pura-pura paham, pura-pura ikhlas dan yang lainnya. Kita sering kali berkata ikhlas ketika melakukan sesuatu, padahal ikhlas yang sebenarnya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Keikhlasan hanya diketahui oleh diri kita sendiri dan Allah SWT. Jika kita berkata ikhlas, justru hal tersebut mengurangi keikhlasan yang kita miliki. Oleh karena itu, untuk menjauhkan diri kita dari jebakan-jebakan yang ada dalam kehidupan, hal yang harus kita lakukan yaitu menyadari akan adanya ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  11. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Elegi jebakan filsafat memperlihatkan kepada kita akan pentingnya kesadaran dan kejujuran, bahkan pada diri kita sendiri. Menurut pendapat saya setelah membaca elegi di atas, keadaan diri kita yang sebenarnya hanya diketahui diri kita sendiri dan Tuhan Yang Maha Mengetahui Segala. Dalam realitanya sering kita temui bahwa keadaan kita yang sebenarnya malah kita tutupi dengan topeng topeng atau jebakan profil yang bukan merupakan diri kita yang sebenarnya. Pada saat demikianlah sebenarnya kita bukan hanya membohongi orang lain namun juga diri kita sendiri. Dalam hati kecil kita terdapat rasa janggal yang tidak seharusnya dilakukan namun kita tetap berpura pura untuk tidak sadar akan hal tersebut. Seperti halnya merasa ikhlas padahal belum sepenuhnya mengikhlaskan. Jadi, percaya dan amanah terhadap diri sendiri itu penting walaupun dengan segala kelebihan dan kekurangan dari keadaan kita

    ReplyDelete
  12. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3

    jebakan-jebakan seperti pada artikel di atas, saat ini semakin marak terjadi. Jebakan adalah ketika kita merasa menjadi sesuatu padahal tidak. Contohnya saja jebakan religius, yaitu ketika manusia merasa menjadi manusia religius padahal bukan. Maka, berhati-hati lah dalam bersikap supaya kita tidak terjebak dalam jebakan apapun.

    ReplyDelete
  13. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Setiap seseorang merasa telah berhasil menggapai sesuatu, saat itulah ia sedang berada di dalam jebakan. Tidak ada seorang pun yang dapat menggapai ikhlas, jujur, kesadaran, pemahaman, pengertian, dan semua meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang sesungguhnya ialah manusia hanya berusaha untuk menggapai itu semua. Dengan demikian, perlu adanya refleksi diri terhadap pikiran, sikap, dan tindakan agar senantiasa terhindar dari berbagai dimensi jebakan.

    ReplyDelete
  14. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat malam Prof.
    Manusia dianugerahkan oleh Tuhan rahmat yang berlimpah. Setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Tidak hanya itu, manusia juga memiliki kekurangan dimana hal ini juga merupakan anugerah dari Tuhan. Kekurangan ini sebagai alarm yang membantu kita dalam mengingat dan mempelajari kembali apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Muncullah “jebakan” yang merupakan bagian dari kekurangan yang kita miliki. Jebakan adalah dimensi dimana kita tidak mampu mengontrol diri sehingga masuk ke dalam rayuan diri kita yang lainnya. Artinya kita tidak dapat fokus dengan tujuan utama dan melihat keunikan lainnya yang ada. Yang pada kenyataannya, keunikan lain tersebut dapat saja bernilai negatif bagi kehidupan kita. Hal ini tidak dapat kita hindari. Yang perlu dilakukan adalah bersyukur dan senantiasa berikhtiar sehingga hidup kita dapat dimudahkan. Terima kasih.

    ReplyDelete
  15. SUHERMI
    18709251007
    S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A

    Jebakan itu ada karena keterbatasan kita. Kita tidak pernah menyadari sebenarnya kita ini sedang terjebak atau tidak. Kita juga tidak mampu menjelaskan seperi apa diri kita berdasarkan ilmu, sikap dan penilaian kita. Karena ketika kita menjelaskan seperti diri kita, di saat itu kita sedang terjebak oleh penilaian kita sendiri.

    ReplyDelete
  16. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Secara bahasa, jebakan adalah alat yang ditujukan untuk mendeteksi, mengancam, atau menangkap pengacau, baik manusia, hewan, hama, atau dalam permainan. Jebakan dapat berupa benda fisik, seperti jangkar atau jerat, maupun konsep metafora. Sperti yang telah disimpulkan oleh orang tua berambut putih bahwa jebakan filsafat adalah lawan dari keadaan dimana seharusnya engkau berada. Yang telah disebut tadi itu hanyalah sebagian dari jebakan yang ada. Jebakan yang lain masih banyak jenisnya. Ketahuilah bahwa sebenar-benar jebakan adalah jebakan ruang dan waktu. Oleh karenanya kita harus berupaya untuk tidak berada pada posisi terjebak.

    ReplyDelete
  17. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Jebakan filsafat adalah jebakan yang terdapat pada diri kia sendiri. Sesuatu dapat dikatakan telah masuk dalam jebakan filsafat apabila sesuatu itu berada di dalam ruang dan waktu yang salah. Jebakan itu muncul apabila seseorang tidak mampu mengontrol hati dan pikirannya. Ketika kita merasa sudah ikhlas, namun kenyataanya kita belum ikhlas. keberpura-puraan itulah jebakan filsafat. Berpura-pura memahami, berpura-pura ikhlas, berpura-pura menyadari, berpura-pura berminat, dst. Dari elegy diatas mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam hidup ini, senantiaas selalu berkhtiar dan berdo’a agar tidak terjebak dalam ruang dan waktu ang salah. Aamiin.

    ReplyDelete
  18. 93. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Jebakan filsafat adalah jebakan yang bisa saja membuat pikiran terperangkap. jebakan ada untuk menguji kesadaran akal pikiran. Seberapa peka akal memahami jebakan. Jika tidak sadar akan jebakan kemungkinan akan terus terjebak. Seperti yang telah disebutkan di elegi ini bahwa jebakan banyak macamnya. Mulai jebakan pikiran, jebakan sikap, jebakan, minat, jebakan karakter, dan masih banyak lagi yang kesemua itu adalah jebakan ruang dan waktu. Sadar akan jebakan juga karena ruang dan waktu. Keluar dari jebakan juga disebabkan pemikiran sesuai ruang dan waktu. Jadi jebakan hanyalah persoalan ruang dan waktu yang dapat meningkatkan dimensi pemikiran. terimakasih

    ReplyDelete
  19. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Jebakan atau sering disebut perangkap menurut Wikipedia merupakan alat atau taktik yang ditujukan untuk mendeteksi, mengancam, atau menangkap pengacau, baik manusia  hewan, hama, atau dalam permainan. Jebakan dapat berupa benda fisik, seperti sangkar atau jerat, maupun konsep metafora. Jebakan dalam konsep metafora contohnya jebakan kesadaran, jebakan ikhlas, jebakan memperhatikan, jebakan minat dan jebakan-jebakan lain saat dalam keadaan tidak benar-benar atau berpura-pura. Berpura-pura memperhatikan padahal tidak memperhatikan, berpura-pura ikhlas padahal tidak ikhlas, berpura-pura sadar padahal tidak sadar. Fungsi jebakan untuk menaikkan dimensi. Jika semakin kebal terhadap jebakan maka semakin tinggi dimensimu, dan sebaliknya jika sangat rentan terhadap jebakan berarti rentan pula tingkatan dimensimu.

    ReplyDelete
  20. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Jebakan filsafat adalah suatu kondisi kepura-puraan. Memaksakan diri berada dalam kondisi yang tidak sesuai dengan ruang dan waktunya. Jebakan filsafat selalu mengintai dalam setiap saat. Untuk dapat terhindar dari jebakan filsafat manusia harus benar-benar berfikir kritis dan menggunakan hati nurani. Semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita agar terhindar dari segala bentuk jebakan filsafat. Terima kasih.

    ReplyDelete
  21. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Pada tiap tingkatan dimensi berpikir, ada jebakan yang menanti. Jebakan disini merupakan taktik yang bertujuan untuk menangkap dan mengancam manusia dalam berfilsafat. Elegi tersebut saya maknai sebagai pengingat bagi orang-orang yang sedang belajar berfilsafat bahwa ada jebakan-jebakan yang ditimbulkan diri manusia sendiri. Jebakan ini akan membawa kita dalam keadaan dimana seharusnya kita tidak berada di posisi itu.

    ReplyDelete
  22. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Untuk menggapai ilmu, diperlukan adanya kesadaran dan keikhlasan. Kesadaran dalam menggapai ilmu akan membimbing kita dalam melangkah. Keikhlasan dalam menggapai ilmu sangatlah diperlukan dan itulah yang akan membuat kita kuat dalam menghadapi tantangan seberat apapun itu karena kita ikhlas dalam setiap langkah yang kita ambil.

    ReplyDelete
  23. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Menurut hemat saya, apa yang ada di dunia ini adalah sebuah jebakan, bahkan diri kita sendiri lengkap dengan hati dan pikiran kita juga merupakan jebakan. Jebakan yang paling menjebak adalah yang berasal dari dalam diri. Hanya kita sendiri yang tahu bagaimana kita atau bahkan kita tidak tahu samasekali tentang kita pribadi. Jebakan terkadang tersembunyi tetapi terkadang malah sangat amat terlihat tetapi kita tidak menyadarinya. Agar tidak terjebak yaitu dengan legowo, ikhlas, selalu berusaha dan berikhtiar karena hanya Allah lah Maha Benar dan Maha Segalanya.

    ReplyDelete
  24. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Hakekat dari jebakan Filsafat adalah lawan dari keadaan dimana seharusnya kita berada. jadi sebenar-benar jebakan adalah jebakan ruang dan waktu. Langkah untuk dapat menerima sesuatu sebagai hal yang memang patut diterima adalah menggabungkan antara perhatian, kesadaran dan keilkhlasan. Menaikkan dimensi berfikir manusia, dengan berfikir secara hermeneutic, yaitu mengkaitkan antara dua hal.

    ReplyDelete
  25. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Jebakan terbaik manusia adalah merasa bisa. Ternyata jebakan ini membuat manusia kembali ke sifat yang sebenarnya, sifat yang hanya mampu merasa bisa. Merasa sudah mengerti, merasa sudah memperhatikan, paham, merasa sudah ikhlas, namun nyatanya tidak. Oleh karena kita sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan dalam memahami, harus terus dalam keadaan berikhtiar agar tidak terjebak dalam merasa bisa. Berikhtiar mencari hakikat kebenaran dan kenyataan meskipun kita tidak akan sampai pada titik kebenaran yang abadi karena kebenaran yang abadi hanyalah kuasa Tuhan..

    ReplyDelete
  26. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Bila orang tua berambut putih sudah mengatakan bahwa sebenar-benar jebakan adalah jebakan ruang dan waktu, maka keseluruhan hal yang dilakukan manusia maupun makhluk hidup lainnya di atas muka bumi ini merupakan jebakan. Tetapi jebakan bukan seperti jebakan yang akan menghilangkan nyawa tetapi jebakan yang bisa mengontrol diri manusia untuk menjadi lebih baik. Maksudnya manusia bisa saja mengikuti arus dan akhirnya terjebak oleh keadaan atau memilih tidak mengikuti arus memilih jalan sendiri sesuai keyakinan diri sendiri dan akhirnya tidak ikut terjebak oleh keadaan. Karena solusi untuk terbebas dari jebakan yaitu meyakinkan diri sendiri untuk memilih solusi lain.

    ReplyDelete
  27. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    filsafat itu adalah olah pikir dengan menggunakan pikiran dan ilmu yang dimiliki. Sebenar-benar filsafat adalah kita sendiri, namun jangan sampai kita masuk ke dalam jebakan filsafat. Ketidakikhlasan dalam berfilsafat akan membuka peluang syetan untuk masuk. sehingga dalam hal ini hati yang ikhlas dan jernih akan menghantarkan kepada pikiran yang jernih juga dan kemudian diikuti dengan perbuatan yang baik.

    ReplyDelete
  28. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Jebakan berada di dalam hati. Maka untuk melindungi diri dari jebakan, hendaknya kita selalu menjaga hati, selalu siap dini terhadap jebakan apapun. Dengan selalu memohon keselamatan dari Tuhan untuk melindungi diri dari jebakan ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  29. Hendra b.
    18701261008
    PEP S3 2018

    jebakan perhatian ciri-cirinya bahwa engkau terjebak oleh jebakan perhatian adalah engkau berpura-pura memerhatikan, padahal engkau sebetulnya tidak memperhatikan. Jebakan ini kerap kali mendatangi pelajar di jam-jam tertentu yang paling sering adalah di jam jam siang semisal jam 1 siang. mahasiswa terkadang terjebak dengan jebakan perhatian ada banyak beberapa faktor diantaranya adalah rasa kantuk atau rasa lapr sering kali mendera mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan. maka cara menghindarinya adalah belajar memfokuskan perhatian.

    ReplyDelete
  30. Desi Nurwidawati
    S3 PEP 18701261009

    Jebakan filsafat, sering dikhawatirkan orang akan terjerumus kepada hal-hal yang tidak sesuai, terutama dalam agama. Banyak kontra belajar filsafat terutama jika dihubungkan dengan agama, memang dilihat dari sejarahnya banyak filsus yang atheis. Tetapi banyak juga filfus Islam yang menggunakan filsafat untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Sesuatu ada karena ada Sang Pencipta, dan dengan filsafat para filsuf Islam dapat menggunakannya untuk mencari kebenaran dan berijtihat.

    ReplyDelete
  31. Sintha Sih Dewanti
    18701261013
    PPs S3 PEP UNY

    Memahami jawaban Jebakan Keikhlasan bahwa “Aku melihat bahwa dirimu sedang menggapai keikhlasan maka sebenar-benar diriku adalah jebakan keikhlasanmu. Setinggi-tinggi hatimu adalah ikhlasmu. Maka tempat tinggalku adalah di dalam hatimu.” Amal tanpa keikhlasan ibarat manusia tanpa nyawa. Ikhlas itu rohnya perbuatan baik. Tanpa keikhlasan sebaiknya tidak perlu dilakukan karena itu membuang-buang waktu dan melelahkan. Ikhlas harus selalu dihadirkan dalam semua kegiatan. Perlu latihan dan perlu diperjuangkan, dan seharusnya yang perlu dikhawatirkan apabila tiada keikhlasan dalam kebaikan yang kita lakukan.

    ReplyDelete
  32. M. Ikhsan Ghozali
    19701261003
    PEP S3 2019

    Assaamu'alaikum wr.wb.
    Menurut saya, tulisan di atas berisi pernyataan tegas yang halus. Sesungguhnya manusia diharapkan mampu mengenali dirinya sendiri, kelebihan dan kekurangannya, batasan-batasan yang bisa ia lewati ataupun tidak, hal-hal yang bisa ia lakukan ataupun tidak, hal yang menjadi haknya atau bukan haknya, dll. Mengenali diri ini penting agar manusia terhindar dari berbagai jebakan: pikiran, sikap, dan sebagainya. Dengan begitu, ia pun bisa tahu ada di mana: (1) tahu di tahunya, (2) tahu di tidak taunya, (3) tidak tahu di tahunya, atau (4) tidak tahu di tidak tahunya.
    Maka, manusia diharapkan untuk tidak cepat merasa puas, terus belajar, bersikap rendah hati, terus memperbaiki kualitas diri, dan berusaha untuk lebih baik, yang dilandasi dengan niat yang tulus dan ikhlas, usaha dengan kesungguhan hati, serta berdo'a dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa.
    Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  33. Imroatus Syarifah
    19709251057
    Pend. Matematika S2

    Apa yang dimaksud dengan dimensi?
    Apakah saya dapat mengatakan bahwa jebakan filsafat adalah upaya seseorang untuk naik tingkat akan tingkat kepahamannya yaitu dengan ikhtiar?
    Apakah dapat dikatakan jebakan sama sepeti ujian? Ataukah jebakan memang ada agar seseorang terjebak, bukan agar ia naik level.
    Bagaimana jika seseorang terjebak ke dalam jebakan filsafat, apakah tidak apa? Jika tidak baik, bagaimanakah cara terbaik melewati jebakan tersebut?

    ReplyDelete
  34. Aulia Nur Arivina
    18709251051
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Assalamu’alaikum wr.wb.
    Jebakan filsafat adalah lawan dari keadaan dimana seharusnya berada. Bagaimana menempatkan diri dalam ruang dan waktu sehingga kita tidak terjebak dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita perlu menenmpatkan diri kita sesuai dimensi kita. Seperti halnya dengan ujian hidup, keberadaannya bertujuan untuk meningkatkan iman dan takwa. Cobaan tersebut tidak akan diberikan diluar batas kemampuannya.

    ReplyDelete
  35. Sintha Fardu Anggraeni
    19709251071
    S2 pend matematika /D/2019

    Terimakasih Bapak Prof Marsigit. Jebakan merupakan hal yang membuat suatu hal yang ada menjadi mungkin ada atau suatu hal yang mungkin ada menjadi ada. Subyek merupakan sesuatu hal yang dijadikan tujuan dalam jebakan, yaitu: jebakan kesadaran, keikhlasan, perhatian, minat, pengertian, sikap, karakter, disiplin, kejujuran, kebaikan, tanggung jawab, kepatuhan, dan sebenar-benar jebakan adalah jebakan ruang dan waktu. Jebakan dalam filsafat merupakan jebakan dalam memahami dan mempelajari pemikiran tentang yang ada dan mungkin ada dalam ruang dan waktu. Berpikirnya manusia dalam berfilsafat adalah jebakan sendiri bagi pemikirannya. Seperti contoh, jebakan berpikir dimana seharusnya kita berpikir akan tetapi kita tidak berpikir atau pura-pura berpikir (Mulhammad, 2010).

    ReplyDelete
  36. Assalamu'alaykum wr wb
    Dwi Kawuryani
    19709251061
    Pendidikan Matematika S2 D
    Jebakan filsafat adalah lawan dari keadaan seharusnya kita berada. Banyak dari kita yang sering terjebak dalam jebakan ini, akibatnya kita tidak sadar bahwa kita berada dalam dimensi ruang dan waktu yang salah. Maka untuk menghindari jebakan itu hendaklah kita senantiasa belajar, menerima masukan, kritik dan saran dari orang lain. Karena sejatinya keberadaan manusia adalah keberadaan dari pikirannya. Manusia dapat dikatakan benda mati apabila tidak berpikir, artinya dia tidak berada dalam dimensi ruang waktu yang dimaksud.
    Wassalamu'alaikum wr wb

    ReplyDelete
  37. Mira Amalia Yudhanti
    19701251014
    S2 PEP A 2019

    Berdasarkan elegi di atas terdapat beberapa macam jebakan dalam berfilsafat. Jebakan dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Contoh jebakan dalam berfilsafat adalah jebakan kesadaran, dalam mencari ilmu hal yang penting adalah kesadaran. Kesadaran ketika kita telah memahaminya atau belum memahaminya. Kita berpura-pura sadar, padahal kita tidak menyadarinya. Contoh lainnya adalah jebakan keikhlasan. Kita ikhlas akan suatu hal, tetapi kita selalu mengungkit keikhlasan kita tersebut. Pada akhirnya kita hanya akan terjebak oleh keikhlasan. Kita berpura-pura ikhlas, padahal hati kita tidak ikhlas. Supaya kita bisa terhindar dari jebakan maka perkuat ilmu, iman, dan senantiasa memohon perlindungan Allah SWT.

    ReplyDelete
  38. Hidayatul wafiroh
    19701251010
    S2 PEP A 2019

    Jebakan adalah lawan dari keadaan dimana seharusnya kita berada. Jebakan terjadi dimanapun dan beranekaragam sehingga menyebabkan kita berada dalam ruang dan waktu yang salah. Bahkan terkadang kita tanpa sadar dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mencari ilmu kita masuk ke dalam jebakan. Segala hal pada dasarnya merdeka tetapi sejauh mana kita menjalaninnya dan berikhtiat untuk tidak terjebak dalam jebakan apapun. Untuk itu kita harus selalu menggunakan akal pikiran dan hati nurani dalam setiap langkah kita. Akal pikiran menjadi komando hati nurani, dan hati nurani menjadi komando akal pikiran.

    ReplyDelete
  39. Jewish Van Septriwanto
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    19709251077

    Yang dapat saya maknai dalam tulisan yang berjudul elegi jebakan filsafat ini adalah tentang kepura-puraan. Ketika kita berpura-pura maka sebenar-benarnya kita terperangkap pada jebakan kita sendiri. Pura-pura mengerti, pura-pura mengerti padahal tidak mengerti, pura-pura bersikap tapi sebenarnya tidak bersikap, dan pura-pura ikhlas padahal tidak iklas maka dapat dikatakan bahwa telah terjebak mengerti, terjebak bersikap dan terjebak ikhlas.

    ReplyDelete
  40. Rochyati
    19709251074
    S2 P. Mat D 2019

    Berapa pun usia kita, tak ada kata terlambat dalam membangun karakter. Proses dimana pembelajaran dilakukan seumur hidup yang melibatkan pengalaman, kepemimpinan, dan dedikasi terus menerus untuk tumbuh dan dewasa. Dari sebuah pengalaman maka muncul ilmu baru, maka jika kita bijak memilah dan memilih ilmu baru tersebut untuk diaplikasikan ke dalam hidup kita dengan tujuan meraih hidup yang bermanfaat.

    ReplyDelete
  41. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019

    Dalam tulisan ini dikatakan bahwa jebakan filsafat adalah lawan dari keadaan dimana seharusnya engkau berada. Jebakan filsafat dapat membuat diri kita tidak berkembang. Kita akan senantiasa mampu melakukan suatu hal akan tetapi realitanya kita hanya berpura-pura mampu melakukan hal itu. Maka kita harus berhati-hati pada jebakan filsafat ini. Menurut saya jebakan filsafat ini mirip dengan apa yang dsebut sebagai zona nyaman yang membuat seseorang hanya berjalan di tempat dan tidak bergerak maju memenuhi perubahan. Sesungguhnya jebakan filsafat adalah jebakan ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  42. Sekar Hidayatun Najakh
    19701251007
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaykum wr wb...
    Sebenar-benar memahami adalah sadar. Sadar tentang apa saja yang sedang dihadapi di dalam ruang dan waktu. Sebenar-benar berpikir adalah filsafat. Dalam kajian filsafat, berfilsafat berarti munculnya kesadaran jika belum tahu, menyadari dan mengetahui mengenai ketidaktahuan, menyadari kapan mulai mengetahui, serta menyadari batas antara tahu dan tidak tahu. Filsafat adalah pemahaman yang sederhana di dalam kompleksitas, namun filsafat juga pemahaman yang kompleks di dalam kesederhanaan. Filsafat terdiri dari paradigma (asumsi dasar) dan ideologi (landasan). Sehingga menurut saya, filsafat membantu untuk memahami makna kehidupan termasuk makna ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Maka jebakan filsafat adalah tentang ilusi dari ruang dan waktu.

    Terimakasih Prof...

    ReplyDelete
  43. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Setiap seseorang merasa telah berhasil menggapai sesuatu, saat itulah ia sedang berada di dalam jebakan. Sesuatu dapat dikatakan telah masuk dalam jebakan filsafat apabila sesuatu itu berada di dalam ruang dan waktu yang salah. Jebakan itu muncul apabila seseorang tidak mampu mengontrol hati dan pikirannya. Contoh jebakan dalam berfilsafat adalah jebakan kesadaran, dalam mencari ilmu hal yang penting adalah kesadaran. Kesadaran ketika kita telah memahaminya atau belum memahaminya. Kita berpura-pura sadar, padahal kita tidak menyadarinya.

    ReplyDelete
  44. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika

    Dalam belajar filsafat, saat itulah kita belajar menggapai filsafat. Masuk ranah filsafat berarti kita siap melewati jebakannya. Dikatakan jebakan jika sesuatu ilmu yang kita dapat dari filsafat berada di dalam ruang dan waktu yang salah. Belajar filsafat itu merupakan suatu hal yang begitu penting untuk mengntrol diri dan hatinya. sehingga tidak melewati kaidah agama dan moralnya. jika melewati itu berarti kita terjebak jebakan filsafat.

    ReplyDelete
  45. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Banyak orang yang mempelajari filsafat dan terkena jebakan filsafat. Terdapat banyak aliran dalam filsafat yang sifatnya menjebak atau meningkatkan pemahaman, hal ini tergantung bagaimana orang yang mempelajarinya. Dapat bersifat menjebak jika tidak mampu memahaminya karena ketidaksadarannya sehingga terperangkap dalam ruang dan waktu. Sedangkan bersifat meningkatkan pemahaman jika dalam mempelajarinya dengan penuh kesadaran.

    ReplyDelete
  46. Alfiana Dewi
    19701251005
    S2 PEP A 2019

    Filsafat adalah hasil pola pikir manusia, sebai – baiknya filsafat adalah manusia, dikatakan manusia jika ia berpikir, jebakan filsafat bisa menjadi 2 unsur pembagian, yaitu jebakan positif atau negatif. Saat manusia masuk dalam jebakan positif maka ia akan menghasilkan pikiran – pikiran yang baik dan membangun untuk kehidupan manusia lainnya dan tidak memisahkan diri dari ilmu ketuhanan, namun jika jebakan negatif maka akan menghasilkan pola pikir, bahwa logika adalah sebaik – baiknya hasil dan mendewakan suatu hasil pemikiran manusia tanpa adalagi campur tangan Tuhan.

    ReplyDelete
  47. Intan Mahdiani Blegur
    Mahasiwi prodi PGSD


    "Elegi Jebakan Filsafat"

    Dalam Elegi ini menceritakan tentang jebakan. Jebakan adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Jebakan filsafat ini ada 2 macam, yaitu jebakan yang bersifat baik dan jebakan yang bersifat buruk. Kadang kita menyadari jebakan ini ketika kita sudah terlalu dalam masuk kedalamnya atau mungkin kita tidak merasakan jebakan karena terlalu terbuai dengan apa yang sedang kita alami. Untuk itu kita senantiasa selalu sadar bahwa agama perlu turut andil dalam hidup kita. Kita adalah manusia yang terjebak dalam 2 sifat dan sudah pasti kita terjebak didalamnya entah itu di sadari atau tidak pastinya ini selalu melekat. Ya, kita adalah manusia yang selalu memakai topeng dikala keramaian. Selalu bahagia, selalu tersenyum agar terlihat baik-baik saja. Tapi ketika sedang sendiri terkurung dalam kamar. Perasaan bahagia seketika lenyap terganti kesedihan dan kehampaan semata. Kita adalah manusia yang terjebak dalam kepura-puraan. Selalu menggunakan topeng ketika diluar dan melepas topeng ketika didalam. Jadi dalam Elegi tersebut memberikan nasihat kita memerlukan kesadaran dan keihklasan. Gunakan hati nurani dan pikiran kritismu agar engkau tidak selalu terjebak dalam jebakan filsafatmu sendiri.

    ReplyDelete