Nov 8, 2014

Elegi Konferensi Internasional II Para Transenden




Oleh Marsigit

Transenden Ketua:

Wahai para Transenden, dari perbedaan diantara engkau semua apakah kira-kira kita bisa mencari solusi yang adil bagi semua transenden yang ada. Silahkan!

Transenden Dunia Barat dan Transenden Dunia Utara:
Hemm...gampang saja untuk mencari solusi persoalan dunia secara adil itu. Adil itu harus berdasar fakta, potensi dan manfaatnya. Jika seseorang punya kompetensi 10 maka tidak adil jika hanya diberi haknya 5. Jika seseorang mempunyai kompetensi 4 maka tidak adil kalau menuntut haknya 9. Bukankah engkau tahu bahwa Dunia Barat dan Dunia Utara itu telah bekerja dan berkarya banyak. Menurut refleksiku maka kerja dan karyaku itu perlu mendapat nilai 10. Maka keadilah yang pantas buat Dunia Barat dan Dunia Utara adalah mendapatkan haknya yang 10 itu. Jika kami hanya mendapat haknya di bawah 10 maka itu namanya tidak adil.

Transenden Dunia Timur dan Transenden Dunia Selatan:
Hemm...gampang saja untuk mencari solusi persoalan dunia secara adil itu. Adil itu harus berdasar norma, konteks dan local genious. Jika seseorang berasal dari Dunia Timur dan Dunia Selatan maka dia harus memperoleh hak sesuai dengan karakteristik dunia Timur dan Dunia Selatan. Jika tidak demikian maka tidak adil namanya. Maka saya agak keberatan dengan kriteria adil dari Dunia Barat dan Dunia Utara. Saya juga agak keberatan dengan inervensi Dunia barat dan Dunia Utara terhadap Dunia Timur dan Dunia Selatan. Dari pada selalu merugi lebih baik aku tidak usah bergaul dengan Dunia Barat dan Dunia Timur.

Transenden Ketua:
O.oo..sebentar. Aku menangkap nuansa yang berbeda dari dua dunia yang berbeda. Jika dibiarkan maka Dunia Barat dan Dunia Utara cenderung menguasai dan mengeksploitasi Dunia Timur dan Dunia Selatan. Tetapi agak sulit jika kita sudah berbicara fakta. Wahai Dunia Timur dan Dunia Selatan, kenyataannya berbicara lain. Faktanya, tiada sudut-sudut pintumu yang dapat tertutup oleh karena teknologi dan kecanggihan pengaruh Dunia Barat dan Dunia Timur. Jika engkau tetap bersikukuh tidak mau bergaul maka dalam jangka pendek engkau akan mengalami degradasi identitasmu. Dalam jangka panjang engkau akan kehilangan jati dirimu. Bagaimana menurut pendapatmu?

Transenden Dunia Timur:

Wahai Transenden Ketua. Aku tidak setuju dengan kriteria pembagian dunia oleh dirimu. Ketahuilah bahwa sejarah perkembangan diriku menyatakan bahwa walaupun di masa lampau aku itu engkau sebut sebagai Dunia Timur, tetapi dikarenakan pergaulan eleganku dengan Dunia Barat dan Dunia Utara serta karena kuatnya kepribadianku maka aku sekarang telah menjelma menjadi Dunia Timur Barat Utara. Tidak masalah aku bergaul dengan Dunia Barat dan Dunia Utara. Ketahuilah kompetensi-kompetensiku justru hampir menyamai bahkan melebihi kompetensi Dunia Barat dan Dunia Utara. Aku sekarang telah menjadi ancaman nyata bagi mereka. Aku telah merebut pusat perdagangan mereka. Memang aku mengakui bahwa aku agak bersifat kanibal, artinya untuk menjamin kehidupan duniaku maka aku juga ikut-ikutan untuk mengekploitasi Dunia Selatan.

Transenden Dunia Selatan:
Oh..Transenden Ketua. Oh..Dunia Barat, Dunia Utara dan Dunia Timur Barat Utara...ternyata aku menemukan bahwa sebagai dunia itu harus bersifat mandiri, karena faktanya sekarang aku tidak mempunyai teman. Aku sebagai Dunia Selatan telah dijadikan ladang eksploitasi dari semua Dunia Maju. Jika aku mampu berjuang untuk bangkit dan menyamai kompetensi Dunia Maju maka siapa yang akan dijadikan lahan eksploitasi. Jika mereka subyek maka siapa obyeknya. Maka akan bertentangan dengan hukum alam karena akan di dapat subyek tanpa obyek. Aku merasa iba kepada Dunia Maju jika mereka kehilangan obyek eksploitasi. Oh..kok lucu..sebagai satu-satunya obyek korban eksploitasi kok merasa iba dengan para subyek pengeksploitasinya. Tak sadar aku sudah terkena anomali. Wah ternyata dikarenakan sejarah panjangku tereksploitasi maka aku mengalami hancur-hancuran, mengalami krisis multidimensi. Repotnya kesempatan emas yang ada selalu disia-sikan baik oleh para Pemimpinnya maupun oleh rakyatnya. Aku tidak pernah menggapai kesadaranku. Ibarat mendengar suara pesawat terbang. Ketika suara itu datang, maka bayangan pesawatnya sudah pergi. Oh nasib..nasib.. itulah pantas mengapa semua penghuniku mengalami anomali atau komplikasi. Sebesar-besar anomali adalah anomali dunia selatan. Tidak peduli presiden, menteri, pejabat, rokhaniawan, guru, dosen, mahasiswa, para bankir, tokoh politik ...semuanya mengalami anomali. Semakin biasa pemandangan produk baru dari anomaliitu. Tawuran antar kampung, tawuran antar desa, tawuran antar mahasiswa, tawuran antar anggota dpr, dst. Kanibalisme mulai menggejala, mutilasi mulai menggejala, hukum rimba juga mulai menggejala. Ibarat lingkaran syaetan..maka dimulai dari manapun tidak akan membawa solusi. Oh..nasib..nasib...aku menjadi teringat kesombongan seorang Profesor dari Dunia Utara yang mengatakan kepadaku “Aku kaya karena miskin..sedangkan engkau miskin karena kaya”. Kenapa wilayahku yang begitu luas, kenapa hartaku yang begitu melimpah malah membuat diriku menjadi fakir miskin. Aku telah menjadi fakir buktinya aku tidak pernah memahami setiap skenario meraka dalam mengekploitasiku. Aku telah menjadi miskin buktinya aku selalu menanti dan meminta bantuan dan sumbangan dari mereka.

Transenden Ketua:
Wahai ...Dunia Selatan ...engkau itu bicara apa komat-kamit sendiri. Ingat waktumu untuk bicara adalah terbatas. Sampaikan secara singkat apa pokok persoalanmu untuk kemudian jika mungkin nanti kita rundingkan dengan para Dunia Barat, Dunia Utara dan Dunia Timur Barat Utara.

Transenden Dunia Selatan:
Oh...wahai Transenden Ketua..maafkanlah daku. Dari semua Transenden yang ada ternyata hanya diriku sendiri yang mengalami sakit. Tetapi sakitku itu tidak main-main. Aku mengalami sakit ontologis yaitu anomali pada segenap unsur-unsurku. Maka aku bicara dan bertindak apapun di hadapan para Transenden yang lain, tidak akan pernah sinkron, tidak akan pernah betul dan bersifat aneh serta lucu bagi mereka. Semakin banyak aku bicara semakain tampak bahwa diriku itu bersifat anomali.

Transenden Ketua:
Singkat saja..karena waktunya hampir habis.

Transenden Dunia Selatan:
Aku menyerah tanpa syarat.

Transenden Ketua:
Apa maksudmu menyerah tanpa syarat?

Transenden Dunia Selatan:
Karena tidak ada solusi terbaik dari segala persoalan duniaku, maka dengan ini aku menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Dunia Barat, Dunia Utara dan Dunia Timur Barat Utara. Silahkan mereka bebas menerapkan segala syarat-syarat eksploitasi mereka kepada diri kami. Hanya satu saja permintaan saya kepada mereka yaitu “agar aku tetap diberi hak hidup di dunia kami sendiri”.

Transenden Ketua:
Wahai Transenden Dunia Barat, Transenden Dunia Utara dan Transenden Dunia Timur Barat dan Utara. Engkau telah mendengar sendiri pernyataan menyerah tanpa syarat dari Dunia Selatan. Hanya satu permintaan mereka yaitu agar tetap diberi hak hidup di dunianya sendiri.

Transenden Dunia Barat, Transenden Dunia Utara dan Transenden Dunia Timur Barat Utara:
Hah aku ingin berkata dalam hati “Permintaan untuk hidup adalah permitaan yang bodhoh. Emangnya hidup itu tidak pakai syarat-syarat. Pernyataan menyerah itu sendiri sudah menunjukkan bahwa Dunia Selatan itu mengakhiri hidupnya alias mati. Maka permintaan agar tetap diberi hak hidup di dunianya sendiri itu sebetulnya sudah terjawab. Yaitu tidak mungkin dikabulkan karena lha memang dia itu sudah mati atau sudah tiada. Karena Dunia Selatan telah tiada maka tidak ada pula haknya, tidak ada pula sifatnya, tidak ada pula pikrannya, tidak ada pula karyanya, tidak ada pula tulisannya, tidak ada pula jejaknya, tidak ada pula kegiatannya, tidak ada pula orangnya yang mengikuti konferensi internasional, tidak ada pula kompetensinya, tidak ada pula harga dirinya, tidak ada pula hak memiliki, tidak ada pula ...yang terakhir ...akan segera terwujud tidak ada pula ..namanya”

Transenden Ketua:

Wahai Transenden Dunia Barat, Transenden Dunia Utara dan Transenden Dunia Timur Barat Utara, di ajak bicara malah ngedumel sendiri. Bagaimana tanggapanmu mendengar pernyataan menyerah tanpa syarat dari Transenden Dunia Selatan?

Transenden Dunia Barat, Transenden Dunia Utara dan Transenden Dunia Timur Barat Utara:

O..oo..o iya...iya..iya aku menerima dengan baik. Akan aku jamin hak hidup Transenden Dunia Selatan selama dia mengikuti semua syarat-syarat dan kepentinganku. Aku ingin tersenyum dalam hatiku dan berkata "Tetapi ketahuilah wahai Transenden Dunia Selatan, benar kata Bagawatku tuan Francis Bacon bahwa Ilmu itu adalah Kekuasaan. Ketahuilah aku sekarang berkuasa atas dirimu itu dikarenakan Ilmuku. Ilmuku itu termasuk menggunakan dan memanfaatkan jargonmu untuk meniadakan jati dirimu. Ketahuilah bahwa salah satu jargonmu yang aku gunakan adalah Si Fakir itu akan menjadi Miskin dan si Miskin itu juga akan menjadi Fakir. Maka Jejaring Sistemiku telah dan akan menghisap semua cairan kehidupanmu. Dan untuk menjamin kelangsungan hidupku dan menghidupi anak cucuku, maka bagaimanapun aku akan selalu berusaha agar engkau tetap Fakir dan tetap Miskin. Inilah juga pembalasanku kepadamu karena berani-beraninya engkau pada tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima, engkau menggebug diriku dan menyatakan kemerdakaanmu. Apa bekalmu berani bertindak seperti itu. Nyatanya engkau hanya puas maunya hanya sebagai Ada Merdeka, tetapi tidaklah ada kemampuan Mengada Merdeka dan Pengada Merdeka. Itulah sebenar-benar tindakan bodhohmu. Dan tindakan bodhohmu itulah yang membawa kematianmu". Huh hah hah hah hah....

49 comments:

  1. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Menurut bahasanya sendiri, transenden berasal dari Trans yang artinya adalah yang tidak kita ketahui dan tidak bisa dijangkau tapi berpengaruh pada kehidupan. Contohnya kurikulum di Amerika transenden buat kita dan kita tidak mengerti. Hal tersebut adalah pola dari mereka tapi kita mendapatkan pengaruh sehingga dinamakan transenden. Transenden itu adalah para dewa. Cacing merasa dingin dan keluar menuju daerah itu tapi tidak tahu bahwa ayam yang mengeluarkan air dingin itu sehingga cacing dipatuk oleh ayam. Ayam itu transendennya cacing. Transenden itu dewa. Sehingga dari percakapan antar Transenden Dunia Barat, Transenden Dunia Utara dan Transenden Dunia Timur Barat Utara dapat dipetik beberapa kesimpulan bahwa seberapa keras kita memikirkan bagaimana transenden itu, jika kita berbeda dengan transenden barat misalnya, maka kita tidak bisa memahaminya karena tidak sesuai dengan kita.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Elegi ini menceritakan tentang apa yang sedang terjadi di dunia saat ini, dan menurut saya penggambaran dunia selatan dalam elegi yang dituliskan oleh Bapak Preofesor Marsigit menggambarkan tentang apa yang sedang Bangsa kita hadapi yaitu bangsa Indonesia. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan keadaan negara maju yang digambarkan dalam dunia barat, utara dan dunia timur. Dunia selatan hanya mendapat pengaruh dari dunia barat, utara dan timur. Yang mengkhawatirkan adalah dunia selatan tidak hanya mampu bergantung pada kehidupan dunia barat, utara dan timur. Padahal sumber daya yang ada didunia selatan lebih melimpah ruah dibandingkan dunia lainnya.

    ReplyDelete
  4. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Dunia Selatan disini seperti mengibaratkan Bangsa Indonesia. Mempunyai wilayah yang sangat luas, kekayaan alam yang melimpah, namun masih tetap miskin dan selalu menanti bantuan dan sumbangan dari negara lain. Pengetahuan yang masih dibilang minim membuat bangsa Indonesia belum dapat mengolah kekayaan yang dimiliki, sehingga masih terus-terusan mengandalkan bangsa lain. Francis Bacon menyatakan bahwa ilmu itu adalah kekuasaan. Negara yang memiliki kemampuan dan ilmu yang lebih tinggi telah menjadikan mereka kaya. Mereka dapat berkuasa dan bisa semena-mena terhadap negara lain yang telah bergantung padanya karena tanpa bantuan darinya akan membuat negara ini tidak berdaya. Kita memang sudah merdeka, tetapi kita belum berhasil mengisi kemerdekaan itu. Seharusnya kita mengisi kemerdekaan itu dengan terus belajar dan berusaha bangkit untuk dapat menjadikan negara ini lebih maju, sehingga ketergantungan kita terhadap negara lain bisa sedikit dikurangi. Namun hal itu nampaknya masih susah untuk dilakukan apalagi dengan kemajuan teknologi yang sudah lebih canggih malah membuat kita lupa dan terlena. Kita belum bisa sepenuhnya memanfaatkan kemajuan teknologi ini. Sehingga kita masih saja terus-terusan dijajah oleh teknologi tersebut. Oleh karena itu, isilah kemerdekaan ini dengan hal-hal yang berguna seperti belajar dan terus menambah wawasan agar tidak terus-terusan menjadi budak dari negara yang berkuasa dan bisa terlepas dari ketergantungan tersebut.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  5. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Percakapan dalam artikel diatas membahas tentang apa yang terjadi di dunia ini. Indonesia digambarkan sebagai dunia selatan yang menjadi subjek dari dunia bagian lainnya. Para transenden atau para pendahulu mengkalim bahwa landscape di Indonesia layak dijadikan sebagai subjek “penindasan”. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah yang bahkan tidak dimiliki oleh negara lainnya, namun kualitas dan kuantitas SDM di Indonesia masih rendah sehingga mudah menjadi target penyerangan. Bagi dunia barat ilmu pengetahuan adalah senjata yang paling ampuh itu “membodohkan” umat manusia. Adanya terobosan-terobosan terbaru yang banyak diciptakan oleh dunia barat misalnya teknologi yang menjadi kiblat ilmu di era 4.0 ini. Negara yang belum mampu mensejajarkan diri dalam perkembangan teknologi di era digital ini akan menjadi negara yang terbelakang yang tidak mampu mengikuti arus perkembangan zaman. Dengan adanya teknologi, perputaran ekonomi dunia juga semakin “berisik”. Rupiah terus merosot nilainya dikarenakan adanya ketidakstabilan perdagangan dunia. Negara selatan disini akan semakin terpuruk jika tidak mampu “memerdekakan’ diri dari belenggu dunia selatan. Karena dunia selatan merupakan negara yang mempunyai kekuasaan besar terhadap keberlangsungan hidup suatu negara. Francis Bacon dalam artikel diatas mengatakan bahwa ilmu adalah kekuasaan. Si fakir itu akan menjadi miskin dan si miskin itu juga akan menjadi fakir. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa negara yang tidak memiliki SDM dan ilmu yang mumpuni akan selalu tertindas oleh negara yang memiliki ilmu yang mumpuni.

    ReplyDelete
  6. Atin Argianti
    18709251001
    PPs PM A 2018
    Berdasarkan elegi tersebut, menurut saya menggambarkan pemikiran yang diekstensikan. Pemikiran yang diestensikan tersebut juga sesuai dengan sudut pandangnya. Karena perbedaan sudut pandang tersebut terjadi pertengkaran. Sehingga menyebabkan kesombongan yang muncul dalam hati. Sesungguhnya, orang yang benar-benar berilmu adalah orang yang tidak sombong, tetapi bagaimana orang tersebut mengamalkannya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat.

    ReplyDelete
  7. Atin Argianti
    18709251001
    PPs PM A 2018
    Pada elegi tersebut, saya teringat dengan penjelasan yang Pak Marsigit sampaikan di kelas. Yaitu ilmu itu tidak fakir, tidak berilmu itu fakir, fakir cenderung miskin. Orang yang tidak berilmu itu cenderung miskin, dan orang miskin cenderung tidak berilmu. Dari pernyataan tersebut dan elegi ini, saya belajar bahwa orang berilmu yang cerdas akan mengekstensikannya dari pikirannya ke hati dan tingkah lakunya. Karena belajar dalam filsafat adalah hidup, hidup yang menembus ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  8. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Elegi di atas seolah menceritakan apa yang sedang dialami oleh bangsa indonesia. Dari segagal setiap permasalahan yang dihadapa, tidak menutup faktanya bahwa Indonesia adalah satu negara yang memiliki sumber daya yang begitu besar dibanding negara lain namun apa yang dimiliki oleh indonesia belum mampu membuat membuat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak kalah majunya dari segi alam dan budaya, karena masalah hal lain dan sebagainya karena itulah selalu ada penindasan yang terjadi pada bangsa indonesia, masalah plagiarisme atau masalah lain yang lebih rumit. Oleh karena itu lah, suatu bangsa memang harus memanfaatkan apa yang dimilikinya sebagai subjek khas bangsa.

    ReplyDelete
  9. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Setelah membaca postingan di atas, saya menyadari bahwa dunia selatan yang dimaksud diibaratkan negara Indonesia. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang baru berkembang, selain itu Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Tentunya hal tersebut menjadi gudang ekspektasi bagi negara-negara luar. Indonesia menjadi salah satu incaran negara-negara maju. Namun seringkali karena hal tersebut negara Indonesia tereksploitasi oleh negara luar karena minimnya tekhnologi yang mendukung. Untuk itu, hendaknya kita sebagai generasi muda berjuang terus agar dapat meningkatkan kualitas dan mutu negara Indonesia dalam segala bidang.

    ReplyDelete
  10. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Elegi ini mengilustrasikan bagaimana perkembangan yang terjadi di dunia barat, utara, timur dan selatan. Dunia selatan dalam elegi ini menurut Saya menggambarkan keadaan yang dialami Indonesia saat ini. Bangsa kita memang sudah merdeka dari para penjajah sejak 1945. Namun, merdekanya hanya secara fisik saja. Saat ini Indonesia masih mengalami penjajahan yaitu penjajahan karakter. Penjajahan karakter ini justru lebih berbahaya. Karena menyerang bukan secara fisik tetapi menyerang pada pola pikir masyarakatnya. Sehingga yang terjadi saat ini adalah degradasi moral. Orang-orang di Indonesia menjadi malas untuk berpikir karena dimanjakan dengan teknologi yang semakin canggih. Maka dari segi pendidikan yang bisa dilakukan adalah melaksanakan pendidikan karakater yang dapat membentengi dari akibat tersebut. Guru harus mampu mengarahkan siswa untuk bersikap bijak terhadap perkembangang zaman yang terus berjalan.

    ReplyDelete
  11. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Transenden Dunia Barat, Utara dan Timur adalah beberapa negera industri dibelahan dunia yang telah maju dan berkembang dengan cepat sehingga mampu menguasai akar kehidupan negara lain. Indonesia yang termasuka dalam Transenden dunia selatam masih tergantung dari Negara maju tersebut dan masih terikut arus yang telah dibawa oleh negara-negara maju tersebut. Sikap masyarakat yang begitu terbuka terhadap arus gloabalisasi dan tergantung dengan semua produk dari luar merupakan bentuk ketidakberdayaan kita untuk membangun jati diri dan optimisme hidup bangsa kita. Hal tersebut tentunya membawa dampak butuk bagi Indonesia. Indonesia yang telah diberikan kekayaan alam yang melimpah ruah tidak mampu dikelola dengan baik karena masih lemahnya sumber daya manusia yang kita miliki. Salah satu cara kita untuk membangun kembali bangsa ini yaitu dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan yang berpedoman pada landasan negara kita yaitu Pancasila dan UUD 1945.

    ReplyDelete
  12. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Elegi yang menyampaikan mengenai bagaimana keadaan dunia barat, utara, timur dan selatan. Dimana dunia selatan digambarkan sebagai dunia yang kaya namun tidak memiliki kemandirian sehingga hanya menjadi ladnag ekspoitasi bagi dunia lainnya. Selain tidak adanya kemandirian juga tidak ada kesadaran baik dari pemimpin maupun rakyatnya akan kesempatan emas yang sebenarnya dimiliki. Saat membaca kutipan elegi tersebut saya teringat akan Bangsa kita sendiri Indonesia. Indonesia yang sudah tidak diragukan lagi kekayaan alamnya namun tidak memiliki kemampuan/kemandirian dan kesadaran akan hal itu. Dan yang akhirnya terjadi Indonesia hanya menjadi objek eksploitasi bagi bangsa-bangsa lain.Seperti yang disebutkan di elegi yakni "tidak adannya kesadaran", maka dari itu sebagai generasi muda kita harus sadar akan kekayaan alam yang Indonesia miliki. Mulai dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan mulai untuk bisa menjadi bangsa yang mandiri. Agar nantinya Indonesia yang kaya ini tidak hanya menajdi ladang eksploitasi.

    ReplyDelete
  13. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Menurut saya sungguh ironi situasi bangsa kita ini prof. Kita merasa hidup padahal kita telah terpedaya oleh kehidupan kontemporer yang dibangun oleh negara-negara maju. Kekuasaan yang mereka miliki karena ilmu mereka yang sekarang jauh lebih maju daripada kita. Kenyataannya kita tidak bisa terbebas dari pengaruh kekuasaan negara-negara maju. Kita belum mampu mengungguli ilmu yang mereka miliki. Bahkan Demokrasi Pancasila dan nilai spiritualitas yang semestinya kita junjung tinggi justru telah pudar akibat berbagai teknologi dan budaya serba instan yang diciptakan oleh negara-negara maju. Kita dibuat terbuai dan tidak sadar bahwa kita tengah diperdaya dengan kehebatan ilmu mereka.

    ReplyDelete
  14. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3

    Ilmu adalah kekuasaan. Elegi di atas menjelaskan bahwa kekuasaan dunia barat, timur, maupun utara berdasarkan pada ilmu. Bagaimana cara melawan nya? Maka pebanyak lah ilmu kita. Indonesia mungkin masih di bawa kekuasaan bangsa lain. Dengan demikian, kita, sebagai seorang guru harus berusaha untuk mendidik siswa kita untuk tetap mencari ilmu untuk kita pergunakan memperkuat bangsa Indonesia.

    ReplyDelete
  15. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Elegi di atas sungguh memberikan gambaran untuk kita berinstropeksi diri terhadap keadaan dunia. Ketika terdapat ego yang tinggi maka keinginan untuk berkuasa akan semakin tinggi pula dan inilah yang terjadi seakan saling meniadakan satu sama lain. Kekuasaan merupakan amanah untuk kemajuan bersama menjadi lebih baik, namun ketika berasa di tangan yang salah pada pola pikir yang sempit dan hati yang sombong maka hal tersebut akan lebih mengerikan dibandingkan dengan perang dunia fisik. Maka dari itu selalu bersyukur dan berdoa agar kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT dari hal hal yang salah dan buruk

    ReplyDelete
  16. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  17. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat siang Prof.
    Filsafat adalah pemikiran. Pemikiran artinya mencoba memikirkan apa yang ada dan mungkin ada dalam pikirannya. Hal ini tentunya haruslah sesuai dengan ruang dan waktunya. Artinya apa yang dipikirkan haruslah selaras dengan apa yang ada di dalam hati. Selain itu, haruslah pula selaras dengan tindakan yang akan dilakukan. Dalam konteks permasalahan diatas, hal ini tidak terjadi dengan yang dialami oleh dunia selatan. Dunia selatan mencoba berfilsafat dan tidaklah berani mengeksplorasi secara lebih dan menyeluruh apa yang dimiliki. Artinya dunia selatan belum mengetahui siapa dirinya dan bagaimana menggunakan dirinya dalam membangun dunia yang sesuai dengan ruang dan waktunya. Keberanian akan diuji dalam membentuk pengalaman yang memerlukan pemikiran-pemikiran yang harus diciptakan dan direalisasikan. Terima kasih.

    ReplyDelete
  18. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Dari artikel diatas, Indonesia di ibaratkan dengan dunia Selatan. Memiliki wilayah yang sangat luas, kekayaan alam yang melimpah, namun masih tetap miskin dan selalu bergantung dengan negara lain. Dengan pengetahuan yang masih rendah, Indonesia belum mampu mengolah kekayaan yang dimiliki sendiri. Saat ini kita sudah bebas dari penjajah, Smseharusnya kita mengisi kemerdekaan itu dengan terus belajar dan berusaha bangkit untuk dapat menjadikan negara ini lebih maju, sehingga ketergantungan kita terhadap negara lain bisa sedikit dikurangi. Namun lagi lagi kita kalah dengan teknologi, kini kita sudah menjadi budak dari teknologi.

    ReplyDelete
  19. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Tolak ukur perkembangan suatu bangsa adalah kuat tidaknya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam bangsa itu. Didunia yang sama terjadi disparitas dimana dengan ilmu pengetahuan dunia selain dunia selatan mampu menguasai dan mengambil serta mengeksploitasi dunia selatan. Dunia selatan tidak boleh menyerah begitu saja karena dunia selatan juga memiliki generasi yang mampu berpikir dan berkembang sehingga tidak lagi akan dijajah oleh 3 dunia lain.

    ReplyDelete
  20. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Penjajah pada jaman sekarang itu menjajah secara halus dan menargetkan untuk membunuh karakter dan budaya suatu negara. Apabila tidak disikapi dengan bijak leburlah semua karakter dan budaya negara tersebut. Saat ini Indonesia juga seperti dijajah karakter dan budayanya, seperti pergaulan bebas yang sudah marak di kalangan para remaja. Pergaulan bebas membuat budaya sopan santun dan tahu malu menjadi hilang. Dalam segi iptek dan sdm, karena negara Barat memiliki sdm dan perkembangan ipteknya luar biasa sehingga menjadikan sda-sda yang ada di Indonesia dimanfaatkan oleh negara Barat. Alhasil sdm dan sda di Indonesia menjadi bahan eksploitasi negara Barat. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan sdm dan iptek agar sda yang ada bisa dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak dieksploitasi oleh negara lain. Penanaman dan penguatan karakter dan budaya juga sangat diperlukan.

    ReplyDelete
  21. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Apa yang sudah kita tanam akan kita petik hasilnya suatu saat nanti. Tidak semua yang kita lakukan bisa mendapatkan hasilnya secara langsung. Jika melakukan 5 perbuatan baik dalam satu hari, belum tentu kita akan menerima 5 kebaikan yang sama pada hari tersebut. oleh karena itu, senantiasa ikhlas dalam berbuat, sesungguhnya perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Selain itu, belum tentu apa yang kita lakukan akan berbuah manis pada kita, bisa saja pada saudara kita ataupun keturunan kita. Selalu berpikir positif.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  22. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Dalam kehidupan pasti ada yang memerintah dan ada yang diperintah. Orang yang memerintah tentulah orang yag memiliki kekuasaan lebih tinggi dan memunyai pengaruh yang besar, sehingga ia berhak untuk memerintah anggotanya. Dalam konferensi internasional II Dunia Selata telah menyerah tanpa syarat. Bahkan ia meminta agar tetap diberi hak hidup di dunianya sendiri. dalam hal ini, sungguh tidak mungkin seseorang memberikan hak hidup untuk sesamanya, karena jika adanya pernyataan menyerah berarti ia sudah mengakhiri hidupnya sendiri. jadi, ia tidak akan bisa menuntut hak sama sekali. Untuk itu, lebih baik kita terus berusaha walaupun akan tetap kalah tapi lebih mulia daripada harus menyerah yang sama halnya dengan bunuh diri.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  23. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Dalam elegi tersebut dikatakan bahwa adil itu harus berdasar fakta, potensi dan manfaatnya. Hingga terwujudlah yang namanya adil maka sesungguhnya terdapat pertimbangan panjang yang telah dilalui sebelumnya. Maka tidaklah gampang berlaku adil itu dengan sifat dan kodrat manusia yang cederung selalu melakukan kesalahan. Adil itu sama dengan namun ada kalanya adil itu tidak sama dengan. Contoh adil yang sama dengan adalah saat memberikan hak orang lain, jika memang haknya 10 maka berikanlah kesepuluhnya, akan tidak adil jika yang diberikan kurang dari 10. Dan contoh adil yang tidak sama dengan adalah adilnya orang tua kepada anaknya yang masih bayi dengan anaknya yang telah dewasa. Apakah adil jika kita memberikan porsi makan yang sama untuk anak yang masih bayi dengan anak yang telah dewasa? Tentu tidak kan. Maka adil yang tidak sama dengan adalah adil yang sesuai dengan ruang dan waktunya.

    ReplyDelete
  24. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    “Aku kaya karena aku miskin, sedangkan engkau miskin karena kaya” adalah ucapan dari Profesor Dunia Utara kepada Dunia Selatan. Hal tersebut terjadi karena wilayah Dunia Selatan yang begitu melimpah malah membuat Dunia Selatan manjadi fakir miskin.menjadi fakir karena Dunia Selatan tidak pernah memahami setiap skenario mereka (Dunia Utara, Barat dan Timur) dalam dalam mengeksploitasi Dunia Selatan.dan menjadi miskin karena selalu menanti dan meminta bantuan dan sumbangan dari mereka. Sebuah ironi memang, dunia yang amat sangat mampu menjadi besar dan kaya malah menjadi fakir miskin. Hal tersebut terjadi karena dunia yang kaya tersebut tidak mampu melindungi dunia nya sendiri, tidak tau bagaimana caranya bertahan dan memanfaatkan kekayaan yang ia miliki. Dan Dunia Selatan yang digambarkan dalam elegi ini nampaknya persis seperti bangsa Indonesia. Bangsa yang amat kaya dengan wilayahnya yang luas dan kekayaan alamnya. Namun hal tersebut malah membuat bangsa Indonesia menjadi sasaran empuk para negara-negara yang miskin namun memiliki kekuatan.

    ReplyDelete
  25. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    Elegi yang menggambarkan kondisi dunia barat, dunia utara, dan dunia timur yang telah maju dengan perkembangan teknologi dan sejenisnya. Sedangkan Indonesia merupakan dunia selatan yang masih berkembang. Dunia barat, timur dan utara mengeksploitasi Indonesia sampai saat ini dari berbagai pintu dan bidang. Jika dunia selatan bertahan dalam kondisi seperti ini maka habis sudah kekayaan yang dimiliki oleh dunia selatan. Dunia selatan harus bertindak untuk maju agar mampu mendobrak dan bersaing dengan dunia luar.

    ReplyDelete
  26. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Setiap orang memiliki hak untuk maju tetapi ada yang harus diperhatikan yaitu hak-hak orang lain, janganlah kita menjadikan orang lain sebagai korban atas segala keinginan kita. Ilmu merupakan hal yang penting yang harus kita miliki, ketika kita memiliki harta tanpa ilmu maka tunggulah saat kehancuranmu, ilmu yang baik akan menolong kita untuk menjalani hidup menjadi lebih baik. Menggunakan ilmu untuk melakukan kebaikan lebih baik daripada menggunakan ilmu untuk menyakiti yang lain.

    ReplyDelete
  27. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Ilmu adalah hal yang sangat luar biasa. Karena ilmu, dunia barat, dunia utara, dan dunia timur dapat menguasai dan mengeksploitasi dunia selatan. Lalu apakah yang dilakukan oleh dunia selatan? Jawaban yang sangat memprihatinkan yaitu menyerah tanpa syarat. Hal inilah yang menjadi tanggung jawab semua generasi dunia selatan untuk memperjuangkan ilmu agar tidak ditindas lagi oleh dunia barat, utara, atau timur.

    ReplyDelete
  28. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Dunia selatan merupakan dunia yang belum bisa mandiri dan belum memahami potensi dunia mereka karena kurangnya SDM yang berkualitas, sehingga dapat dengan mudah dikuasai oleh dunia-dunia lain. Dengan SDA yang melimpah, apabila transenden dunia selatan bisa mengoptimalkannya, maka bisa jadi dunia selatan menjadi dunia yang paling maju diantara yang lain. Sayangnya, karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang berdampak pada rendahnya kualitas SDM menjadikan dunia selatan tidak mandiri dan bergantung pada bantuan dunia-dunia lain. Padahal bantuan yang dunia-dunia lainnya berikan itu bukanlah tanpa imbalan. Alhasil dunia selatan menjadi lahan eksploitasi dunia-dunia lain. Pemberian yang diartikan sebagai bantuan dari dunia-dunia lain sebenarnya merupakan sogokan dari dunia tersebut untuk dapat menguasai dunia selatan. Namun karena kurangnya ilmu pengetahuan, mereka tidak dapat mengartikannya.

    ReplyDelete
  29. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Dunia barat, timur, utara dan selatan ini mengungkapkan keadaan kehidupan kita sekarang ini. Keadaan negara kita digambarkan sebagai dunia timur yang telah menjelma menjadi dunia selatan. Idealnya kita sebagai Dunia Timur lebih mengedepankan nilai spiritual, tetapu karena pengaruh teknologi yang diciptakan oleh dunia barat dan utara menyebabkan kita berubah menjadi dunia selatan, yaitu dunia yang sedang mengalami kebingungan dan krisis multidimensi. Mulai dari pemimpin hingga rakyat kita sedang mengalami krisis. Teknologi canggih yang diciptakan oleh negara-negara lain telah memberikan dampak yang besar bagi kehidupan kita. Terlebih lagi bagi kehidupan spiritualitas kita dan budaya lokal yang seharusnya menjadi acuan hidup justru mengalami kemerosotan karena pengaruh budaya dari Dunia Barat dan Utara.terimakasih

    ReplyDelete
  30. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Membaca elegi tentang transenden dari berbagai belahan dunia ini mengisyratkan agar kita jangan mudah menyerah dengan keadaan. Apalagi hanya meminta hak untuk diberikan kebebasan bertindak itu tidak sinkron dengan menyerah karena ketika dunia berkuasa hak yang tadinya dia janjikan akan diberikan takan pernah diberikan karena kekuasaan dapat membuat keputusan menjadi berbeda. Sehingga kita jangan mudah percaya karena dunia dapat berubah karena kekuasaan. Tetap mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang ada karena setiap persoalan telah ditakdirkan oleh sang maha kuasa mempunyai solusi yang terbaik. Terimakasih

    ReplyDelete
  31. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Setelah saya membaca elegi di atas saya merasa sangat sedih. Bangsa kita tercinta, bangsa Indonesia telah merdeka selama 71 tahun, setelah dijajah selama 350 tahun. Tapi sudahkan kita menggapai kemerdekaan yang sejati? Bangsa kita sekarang sedang berusaha mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain. Kita juga masih sangat bergantung dengan bangsa lain, bangsa maju yang sekarang memegang ‘kekuasaan tertinggi’.

    ReplyDelete
  32. Lumaurridlo
    18701261010
    S3-PEP 2018

    wahai pra transenden ingatlah tentang paralogos, bahwa ada kekuatan lain diluar jangkauan ilmu dan logikamu. kalian mungkin tidak mempercayai bahwa dalam pasrah dan ikhlas ada kekuaatan yang luar biasa diluar jangkauan ilmu dan logikamu. bisa jadi kalian mengeksploitasi seluruh yang ada dalam diri dunia selatan sampai tak bersisa. ingatlah yang dikatakan dunia utara kepadaku "Aku kaya karena miskin..sedangkan engkau miskin karena kaya".

    ReplyDelete
  33. Hendra B.
    19701261008
    PEP S3 2018

    saya melihat adil itu semakin terkaburkan, dengan adanya pandangan sendiri-sendiri mengenai keadilan makan dunia yang paling berkuasa persepsinyalah yang dipakai di dunia. Dunia selatan menggambarkan kondisi negara indonsia saat ini, dunia barat, dunia timur, berlomba-lomba masuk dengan kepentingan mereka masing-masing untuk mngekploitasi sumberdaya di dunia selatan. menyerah tanpa syarat

    ReplyDelete
  34. M. Ikhsan Ghozali
    19701261003
    PEP S3 2019

    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Menurut saya, percakapan dalam elegi di atas menggambarkan kondisi dunia, di mana ketidakadilan terjadi dan saling berebut kepentingan (utamanya penguasaan ekonomi dan politik). Kata adil dimaknai secara sepihak oleh yang memiliki kekuasaan dan mesti diterima oleh yang dikuasai tanpa embel-embel.
    Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi alat untuk menguasai seluruh sendi kehidupan. Negara-negara yang tertinggal dalam hal penguasaan iptek akan tertinggal dan mudah dikuasai oleh negara-negara yang menguasai iptek. Indonesia misalnya, termasuk negara yang teringgal dalam penguasaan iptek, meskipun sudah mulai melakukan upaya-upaya untuk bisa berkompetisi dengan negara-negara maju tersebut.
    Untuk itu, perlu dilakukan penguatan dalam hal pendidikan. Negara, dalam hal ini pemerintah, hendaknya mampu dan serius membuat kebijakan politik yang mendukung upaya-upaya tersebut. Jika tidak, Indonesia aka semakin tertinggal, bahkan dilibas oleh negara-negara maju tersebut dan hanya akan menjadi objek eksploitasi mereka.
    Meski begitu, pengembangan iptek tidak sekadar meniru, melainkan mesti tetap memerhatikan hakikat, jati diri, dan falsafah hidup bangsa yang dilandasi nilai-nilai relijiusitas.
    Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  35. Ahmad Syajili
    19709251066
    S2 PMD 2019

    Assalamualaikum wr.wb
    Berdasarkan elegi yang Pak Prof. posting kali ini, sangat menggambarkan kondisi dunia saat ini. Akan tetapi satu hal yang cukup membuat saya membuka mata bahwa dunia selatan yang dibicarakan dalam elegi ini tidak lain merupakan kondisi yang sedang di hadapi oleh bangsa Indonesia. Sedangkan dunia barat, dunia utara dan dunia timur menggambarkan negara-negara maju.
    Sungguh ironis memang situasi yang sedang dihadapi “dunia selatan” yang digambarkan dalam eligi ini, dimana ia berada dalam pengaruh kehidupan dunia yang dibentuk oleh negara maju. Sehingga lama kelamaan “dunia selatan” tidak mampu berbuat apa-apa melainkan hanya pasrah terbawa arus yang dimainkan oleh negara maju. Padahal jika dilihat lebih jauh, justru “dunia selatan” mempunyai lebih banyak “modal” untuk berkembang menjadi negara maju. Akan tetapi ia cepat merasa puas dengan apa yang telah dicapainya saat ini sehingga tidak tergerak untuk terus maju kedepan. Seperti kalimat yang terdapat pada elegi ini, “aku kaya karena miskin, sedangkan engkau miskin karena kaya”.

    ReplyDelete
  36. sintha fardu anggraeni
    19709251071
    S2 pendidikan matematika /D

    Dari elegi ini yang kami (saya) dapat adalah kebodohannya Transenden Dunia Selatan menjadi terpuruk. Karena ketertinggalannya dia jadi tidak mempunyai posisi tawar. Karena ketertinggalannya dia jadi “kurang” dihormati. Dan karena kekurangannya dia menjadi objek eksploitasi dari transenden-transenden yang lain.
    Terimaksih banyak Pak, elegi ini sangan menginspirasi dan bisa menjadi renungan kami (saya) seperti apa dunia yang kami(saya) tempati saat ini.

    ReplyDelete
  37. Khintoko Intan Permatasari
    19701251020
    PEP A S2 2019

    Assalamualaikum wr.wb
    Elegi Konferensi Internasional II Para Transenden ini menggambarkan pandangan negara asing mengenai negara kita. Kita yang masih mudah terlena dengan segala bentuk pujian dari negara asing membuat kita lengah untuk mawas diri. Husnudzon dengan orang lain bahkan negara asing memang perlu,tetapi tentunya kita juga harus lebih selektif dalam memilih mana yang baik dan tidak untuk diri sendiri. Jangan kita lupa bahwa kita tinggal Indonesia yang berideologikan pancasila. Harusnya lebih banggalah kita, diri kita adalah Indonesia. Jika bangga dengan Indonesia, kenapa harus memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidup negara lain. Indonesia tidak memaksakan kehendak. Indonesia adalah kebebasan yang berakhlak.

    ReplyDelete
  38. Jewish Van Septriwanto
    19709251077
    S2 Pendidikan Matematika 2019

    terima kasih prof. atas tulisan ini, Elegi ini menceritakan tentang apa yang sedang terjadi di dunia saat ini, dan menurut saya penggambaran dunia selatan dalam elegi yang dituliskan oleh Bapak Preofesor Marsigit menggambarkan tentang apa yang sedang Bangsa kita hadapi yaitu bangsa Indonesia. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan keadaan negara maju yang digambarkan dalam dunia barat, utara dan dunia timur. Dunia selatan hanya mendapat pengaruh dari dunia barat, utara dan timur. Yang mengkhawatirkan adalah dunia selatan tidak hanya mampu bergantung pada kehidupan dunia barat, utara dan timur. Padahal sumber daya yang ada didunia selatan lebih melimpah ruah dibandingkan dunia lainnya.

    ReplyDelete
  39. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019

    Kekuasaan yang sebenarnya tidakditunjukkan dengan harta melainkan ilmu. Dengan berilmu kita akan lebih dihargai di lingkungan masyarakat. Dengan ilmu manusia dapat mengembangkan IPTEK, dengan ilmu dunia bisa berkembang. Tetapi manusia tidak boleh sombong akan ilmu yang dimilikinya. Karena sesungguhnya sedikit ilmu yang dititipkan Allah SWT pada setiap pribadi itu belum ada apa-apanya dengan seluruh ilmu yang ada di alam ini.

    ReplyDelete
  40. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Elegi ini menggambarkan bahwa tentang apa yang dihadapi oleh bangsa kita. Dalam penggambaran dunia selatan yang hasil sumber daya alamnya melimpah. Namun, bukan menjadi tokoh utama dalam perkembangan dunia saat ini. Dunia selatan dijadikan tempat sebagai ajang pamer dunia barat, timur dan utara atas apa yang telah mereka miliki. Hal ini dikarenakan tidak lain adalah rendahnya Sumber Daya Manusia di dunia selatan serta sejalan dengan tertinggalnya IPTEK dibandingkan dengan negara dunia utara, timur dan barat. Namun kita juga tidak boleh minder apalagi pesimis dalam memajukan kehidupan bangsa. Selagi ada niat, keyakinan dan usaha kita pasti bisa menyetarakan diri dengan mereka bahkan bisa diatas mereka.

    ReplyDelete
  41. Rona Happy Mumpuni
    19709251059
    S2 Pendidikan Matematika D

    Dari percakapan transenden ketua dan berbagai perwakilan dunia barat, timur, utara dan selatan di atas, saya dapat menarik kesimpulan bahwasanya merdeka itu bukan saja sebagai status, bukan hanya diakui orang lain...tetapi sikap dan sifat merdeka juga harus dimiliki. Seseorang yang merdeka haruslah mempunyai daya saing yang tinggi agar tidak diremehkan. Jika merdeka namun tidak produktif maka suatu saat hidupnya akan bergantung pada belas kasihan orang lain, begitu seterusnya...

    ReplyDelete
  42. Sri Ningsih
    19709251064
    S2 Pendidikan Matematika kelas D

    Transenden merupakan cara berpikir tentang hal-hal yang melampaui apa yang terlihat, yang dapat ditemukan di alam semesta. Contohnya, pemikiran yang mempelajari sifat Tuhan yang dianggap begitu jauh, berjarak dan mustahil dipahami manusia.Transenden terdiri dari dua kata: kata "trans" yang berarti seberang, melampaui, atas, dan kata "scandere" yang berarti memanjat. Istilah ini bersama-sama dengan bentuk-bentuk lain seperti "transendental", "transendensi", dan "transendentalisme", digunakan dengan sejumlah cara, dan dengan sejumlah penafsiran tersendiri dalam sejarah filsafat. Beberapa pengertian dari transenden adalah: lebih unggul, agung, melampaui, superlatif, melampaui pengalaman manusia, berhubungan dengan apa yang selamanya melampaui pemahaman terhadap pangalaman biasa dan penjelasan ilmiah.

    ReplyDelete
  43. Assalamu'alaikum wr.wb
    Novi Indriyani Kones
    19701251002
    PEP S2 A 2019

    Elegi Elegi Konferensi Internasional II Para Transenden membahas negara maju yang meremehkan negara yang masih berkembang bahkan negara terbelakang. Seharusnya hal ini tidak terjadi karena biarkan negara-negara tersebut maju dan saling membantu, tidak ada intervensi yang dapat menurunkan semangat, tidak berburuk sangka terhadap negara lain. Hakikatnya kita hidup pada planet yang sama, sama-sama diciptakan oleh Tuhan, sama-sama bagian dari Tuhan. Lalu, kesombongan itu tidak ada gunanya.

    Terimakasih
    Wassalamu'alaikum wr.wb

    ReplyDelete
  44. Alfiana Dewi
    19701251005
    S2 PEP A 2019

    Bismillah, dalam artian transeden merupakan segala kesanggupan manusia atau yang luar biasa, dan didalam tulisan ini menggambarkan kondisi dunia, di mana ketidakadilan terjadi dan saling berebut kepentingan diluar dari kepentingan bersama (utamanya penguasaan ekonomi dan politik).dan didalam tulisan ini sangat berpengaruh terhadap kekuasaan yang dimana mampu menguasai teknologi dan lainnya, sedangkan Indonesia merupakan dunia selatan yang masih dalam fase berkembang, dunia barat, timur dan utara memanfaatkan /mengeksploitasi hingga sekarang dari segala hal dan aspek. Dan disinilah saatnya kita (Indonesia) harus sadar dan mampu mendobrak dan punya daya saing dengan negara luar

    ReplyDelete
  45. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.
    Percakapan yang tersaji di atas dapat digambarkan sebagai keadaan Indonesia saat ini. Indonesia digambarkan sebagai dunia selatan yang menjadi subjek dari dunia bagian lainnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa negara yang tidak memiliki SDM dan ilmu yang mumpuni akan selalu tertindas oleh negara yang memiliki ilmu yang mumpuni, seperti keadaan saat ini. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia untuk memajukan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan kita, sehingga negara ini tidak lagi menjadi subjek bagi negara lain.
    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    ReplyDelete
  46. Latifa Krisna Ayu
    19709251060
    S2 Pendidikan Matematika D

    Berdasarkan tulisan di atas, Indonesia diibaratkan sebagai dunia selatan.Indonesia memang sudah merdeka namun kehidupannya tidak merdeka. SDA-nya diolah oleh perusahaan asing, teknologinya bergantung pada negara lain, bahkan untuk mencari pekerjaan di negara sendiripun juga harus bersaing dengan orang asing. Indonesia yang begitu luas dan kaya akan sumber daya alam dan manusia yang melimpah rasanya terlalu cepat puas akan semua kelimpahan yang dimilikinya, sehingga akhirnya mengakibatkan yang tadinya kaya menjadi miskin. Namun bagi negara yang terbatas sumber daya alamnya dan harus melalui 4 musim, maka mereka akan berusaha untuk maju. Mereka akan berusaha agar berpenghasilan dan memiliki rumah agar dapat tetap hidup melalui 4 musim. Saya rasa ketidakmerdekaan Indonesia juga didukung oleh kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kekayaan Indonesia justru membuat Indonesia akhirnya terlalu santai dan berakhir terjajah oleh dunia bangsa lain.
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  47. Hima Naili Hidayah
    19701251004
    PEP A 2019

    Indonesia adalah negara yang majmuk.Berbagi macam adat, bahasa dan budaya mewarnai masyarakatnya. Perkembengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat terjadi diseluruh belahan dunia.Disadari atau tidak hal itu membawa dampak positif maupun negatif. Untuk itu di perlukan kontrol dari segala lini. Agar Indonesia tetap menjadi Indonesia.

    ReplyDelete
  48. Dea Armelia
    19709251072
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Kesimpulan yang saya dapatkan dari Elegi di atas bahwa kekuasaan dunia barat, timur, maupun utara berdasarkan pada ilmu. Bagaimana cara melawan nya? Maka pebanyak lah ilmu kita.
    Berbicara tentang kemerdekaan, cukupkah jika kita hanya berterima kasih dan selalu mendoakan para pahlawan, itupun hanya di doakan saat upacara bendera, atau hanya saat peringatan hari kemerdekaan dan hari Pahlawan? Jika pemahaman itu yang terjadi, maka perjuangan para pahlawan dan pengorbanan keluarga para pahlawan yang kehilangan anggota keluarganya untuk berjuang menjadi sia-sia. Kemerdekaan adalah sesuatu yang universal dan hakiki maka perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan harus dihargai dengan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, supaya kemerdekaan itu tetap dimiliki dan dihidupi.

    ReplyDelete
  49. Dea Armelia
    19709251072
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Era sekarang merupakan era digital, kemerdekaan memiliki makna yang lebih dalam dan lebih berdampak, karena kemerdekaan di era digital bukan sekedar merdeka atau bebas menggunakan segala bentuk pemanfaatan teknologi digital untuk segala yang diinginkan dengan mengabaikan dampaknya terhadap manusia lain.
    Indonesia membutuhkan peran serta generasi yang penuh aksi bukan sekedar basa basi, berambisi namun tetap berpribadi, merdeka dalam berdinamika, namun tetap memperhatikan etika.
    Jangan tunggu negara lain maju baru Indonesia meniru, buat Indonesia menjadi pelopor dan lainnya menjadi mengekor. Agar kita tidak berada di bawah kekuasaan negara yang lain dan bertahap untuk menjadi negara maju.

    ReplyDelete