Sep 20, 2010

Elegi Pemberontakan Para Logos




Mengingat pentingnya Elegi ini maka sengaja saya postingkan kembali:

Oleh Marsigit

Hati:
Aku sedang menyaksikan para logos mulai beraktivitas. Beberapa diantara mereka beraktivitas sesuai batas-batasnya, tetapi aku melihat sebagian diantara mereka mulai melampaui batas-batasnya. Aku ingin mengetahui apa sebetulnya yang terjadi pada logos-logos itu. Wahai para logos, apakah yang terjadi pada dirimu sehingga engkau kelihatan gelisah serta ada diantara engkau malah beraktivitas melampaui batas-batasmu.

Logos1:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah dirimu. Maka engkaulah, yaitu engkau hati, sebenar-benar merupakan tantanganku. Aku merasa tertantang untuk mengetahui semua relung hatiku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti hatiku. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos2:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah irrasional. Maka irrasional adalah sebenar-benar merupakan tantanganku. Aku merasa tertantang untuk mengetahui semua yang irrasional, walaupun aku tahu bahwa irrasional itu tidak rasional. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti tentang irrasional. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos3:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah ghaib. Maka ghaib adalah sebenar-benar merupakan tantanganku. Ketika aku menginginkan bertemu dengan ghaib maka dia itu tidak mau memunculkan diri. Padahal aku ingin mengetahui semuanya tentang yang ghaib itu.Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti yang ghaib. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos4:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah mimpi. Maka engkaulah mimpi itulah sebenar-benar merupakan tantanganku. Aku ingin mengetahui semua mimpi. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti mimpiku. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos5:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah awal. Maka awal sebenar-benar merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti awal. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos6:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah akhir. Maka akhir itulah sebenar-benar merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti tentang akhir. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos7:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya jauh tak hingga. Maka jauh tak hingga merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti tentang jauh tak hingga. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos8:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya dekat tak hingga. Maka dekat tak hingga merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti dekat tak hingga. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos9:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah diriku . Maka diriku merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti tentang diriku sendiri. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos10:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah noumena . Maka noumena merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti tentang noumena. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.
Logos11:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah dibalik penampakan. Maka dibalik penampakan merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti tentang dibalik penampakan. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos 12:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah nasib. Maka nasib merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti tentang nasib. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Logos13:
Wahai hati, ketahuilah bahwa aku telah banyak berjuang. Perjuanganku itu tidak main-main. Aku telah berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos. Setelah aku berhasil mengalahkan banyak mitos-mitos, maka aku merasa energiku semakin kuat. Aku bahkan merasakan bahwa energiku itu melimpah. Tetapi aku masih mempunyai tantangan. Sedangkan tantanganku sebenarnya adalah arwah. Maka arwah merupakan tantanganku. Kenapa selama ini engkau membuat mitos bahwa aku itu tidak bisa mengerti tentang arwah. Itulah mengapa aku memberontak terhadapmu.

Hati:
Cukup...cukup. Wahai para logos. Rupa-rupanya engkau semua telah lancang terhadapku. Engkau telah menyalah gunakan kepercayaanku terhadapmu. Bahkan sebagian darimu telah melakukan hal-hal di luar batas-batasmu. Maka sebenar-benar dirimu semua aku kutuk. Terkutuklah engkau semua. Engkau semua sebenar-benarnya bukanlah logos. Engkau semua adalah mitos-mitos. Ketahuilah bahwa hatiku selalu waspada mengamati gerak-gerikmu. Engkau semua telah menjelma menjadi mitos, dikarenakan kesombonganmu akan gelarmu selama ini sebagai logos. Aku benar-benar menyesal telah memanjakanmu semua. Maka sekali lagi, tidak adalah logos-logos itu di hadapanku. Yang ada di hadapanku semua itu adalah mitos.mitos. Dengarkanlah wahai semua mitos-mitos, lihatlah diriku. Aku sekarang ini sedang marah besar terhadapmu semua. Dan sekaranglah saatnya aku harus mengambil sikap tegas terhadapmu. Maka enyahlah semua dari hadapanku. Aku tidak sudi bergaul dan berkomunikasi denganmu. Enyahlah...enyahlah segera.

Para mitos (jelmaan logos):
Wahaha..haha. Ketahuilah engkau yang mengaku sebagai hatiku. Kuman disebarang lautan tampak, sedangkan gajah di pelupuk mata tidaklah tampak. Aku juga tidak lagi mempercayaimu. Ketahuilah bahwa engkau juga telah membuktikan di hadapanku, bahwa engkau itu sebenarnya bukanlah hatiku yang sebenarnya. Dengan kemarahanmu itu, maka telah masuklah ke dalam dirimu seekor syaitan. Maka tiadalah dirimu itu, kecuali sebuah hati yang telah berubah menjadi seekor syaitan. Maka dengarkanlah wahai syaitan. “Dengarkanlah wahai syaitan, lihatlah diriku. Aku sekarang ini sedang marah besar terhadapmu semua. Dan sekaranglah saatnya aku harus mengambil sikap tegas terhadapmu. Maka enyahlah engkau dari hadapanku. Aku tidak sudi bergaul dan berkomunikasi denganmu. Enyahlah...enyahlah segera”.
Wahaha..haha. Kenapa engkau kelihatan pucat pasi, padahal kalimatku yang terakhir itu hanya pura-pura. Aku sebetulnya hanya menirukan gayamu saja. Maka munafiklah engkau syaitan. Wahai syaitan, ketahuilah bahwa tidaklah pada tempatnya bahwa syaitan itu bermusuhan dengan mitos-mitos. Menurutku, antara syaitan dengan mitos itu pastilah harus bekerja sama. Maka renungkanlah. Renungkanlah kembali sebelum engkau menyesal dikemudian hari.

Syaitan (jelmaan hati):
Wah ..maafkan wahai para mitos. Aku tidak menyangka kalau telah bertemu dengan sahabat sejatiku. Engkau para mitos itu adalah sahabat sejatiku. Maka tiadalah aku akan bertindak semena-mena terhadap dirimu itu. Sekali lagi maafkanlah.

Akar rumput:
Aku sedang menyaksikan kejadian luar biasa. Ada orang tengah sombongnya berjalan di muka bumi. Setelah aku amati, ternyata dia adalah para mitos dan sahabatnya, syaitan. Ya Tuhan, ampunilah diriku. Ampunilah dosa-dosa orang yang telah berbuat dhalim di muka dunia ini. Tiadalah daya upayaku, kecuali hanyalah diri Mu yang mampu menghancurkan syaitan-syaitan itu.

Syaitan dan mitos:
Oauit...kenapa kakiku ini. Aneh pula kakiku ini. Tidak ada sebab, kenapa kakiku kemasukkan duri. Ak lihat jalannya lurus dan bersih. Oauit...terasa sakit sekali. Wahai mitos, kenapa kaki kita kemasukkan duri dan dari mana duri itu?

Mitos:
Maafkanlah syaitan, aku sekarang bukan menjadi logos lagi. Aku telah engkau kutuk menjadi mitos. Maka aku tidak lagi bisa berpikir kritis. Maka maafkanlah aku. Karena aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Aku merasa malu sekali mengapa hanya persoalan sepele seperti ini aku tidak bisa memikirkan. Kenapa aku tidak tahu asal usul duri ini. Padahal sebelum engkau kutuk aku telah sesumbar dan menantang dan memberontak terhadap hati bahwa aku ingin menantang semuanya yang ada dan yang mungkin ada sampai batas pikiranku. Sekali lagi maafkan aku. Aku tidak akan mengulangi perbuatanku lagi. Aku betul-betul menyesal telah berbuat dholim di muka bumi ini. Maka wahai hatiku maafkanlah diriku.

Hati (setelah syaitan menghilang):
Iba rasa hatiku wahai saudaraku. Wahai engkau logos-logosku. Aku telah menyaksikan engkau telah kembali menghampiriku. Ingin menitikkan air mata rasanya diriku itu melihat engkau semua telah menyadari kesalahan-kesalahanmu. Demikian pula aku. Mohon maafkanlah diriku, karena aku juga telah terbawa emosi sehingga aku sempat dihampiri syaitan. Aku juga menyesal telah mengutukmu. Maka sebetul-betulnya hatiku adalah doaku, sedangkan hatiku itu adalah teman bagi logos-logosku yang mengetahui batas-batasnya. Marilah kita kembali menetapkan iman dan taqwa kita kepada Tuhan YME, dengan senantiasa selalu berdoa dan mohon ampun atas segala dosa-dosa kita. Semoga Tuhan mengabulkan semua doa-doa kami. Amien.

Orang tua berambut putih:
Aku telah menyaksikan semua kejadianmu itu. Aku ingin katakan bahwa aku tidak bisa berkata. Kalimat kontradiksiku itu merupakan lambang bagi kehadiranku, yaitu bahwa aku hadir walaupun tidak engkau panggil. Maka renungkanlah.

33 comments:

  1. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Filsafat itu olah pikir. Namun olah pikir yang dilakukan bukan olah pikir yang sembarangan. Dalam filsafat olah pikir itu ada batasannya yaitu hal-hal yang apabila dilanggar akan menjadikan manusia menjadi angkuh dan melupakan Tuhan. Dalam berfilsafat, manusia tidak hanya mengandalkan pikirannya, namun juga harus disertai dengan hati. Hati yang akan mendampingi filsafat kita agar tetap berada di jalan-Nya.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  2. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Sebenar-benarnya logos dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Manusia di dunia ini hanyalah berupaya untuk menggapai logos. Manusia yang mengaku sudah mendapatkan logos sebenarnya adalah telah terjebak mitos. Dengan pencapaian yang kita peroleh dalam belajar hendaknya tidak lantas kita menjadi sombong, justru seharusnya kita semakin bersyukur. Dari elegi tersebut dapat disimpulkan bahwa logos yang sombong bukanlah logos tetapi mitos. hati yang sudah terjangkit sombong dan amarah sebenarnya telah dihuni syetan. Maka dari itu dalam mencari ilmu selalu libatkan Alloh agar kita terhindar dari mitos dan syetan yang akan menjerumuskan kita.

    ReplyDelete
  3. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Logos adalah ilmu pengetahuan. Sebenar-benarnya manusia janganlah berlaku sombong jika engkau sudah memiliki banyak pengetahuan sehingga engkau menjadi orang yang terjebak dalam mitos. Karena kesombongan justru akan membawa ke sesuatu yang tidak berkah. Karena sebenar-benarnya hidup pun juga untuk menjadi rida Allah.

    ReplyDelete
  4. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Logos-logos yang dengan segala kekurangan dan keterbatasan ingin menggapai banyak hal meski tanpa disadari membuatnya melakukan banyak hal. Tantangan-tantangan yang dirasakan menuntut pengakuan untuk mewujudkannya. Pemberontakan pada diri sendiri merupakan salah satu permasalahan yang sangat mendasar. Inilah sebenar-benarnya pemberontakan para logos. Berserah diri pada yang Maha Kuasa, dengan memohon ridloNya mudah-mudahan tiada lagi pertentangan-pertentangan di dalam hati dan pikiran. Kesadaran akan ketidaksempurnaan sebagai logos membuka mata hati untuk meminimaliskan pertentangan yang mungkin timbul. Berdoa, memohon ampunan dan berserah kepadaNya membuat nurani menjadi terkendali. Sebenar-benarnya melawan pemberontakan akan sirna jika berserah padaNya.

    ReplyDelete
  5. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Logos tidak selamanya menjadi logos. Banyak hal yang bisa menyebabkan logos bisa berubah menjadi mitos. Begitu juga sebaliknya, maka agar berhati-hatilah agar logos – logos dalam dirimu tidak berubah menjadi mitos. Mempelajari filsafat dapat dikatakan usaha manusia untuk menuntut ilmu. Dan sebenar-benar musuh bagi orang berfilsafat adalah berhentinya pikiran kritis atau keadaan mitos, sehingga kita harus selalu berusaha dalam proses mencari logos. Maka mempelajari filsafat dapat dikatakan usaha manusia agar tetap hidup dan lebih hidup. Mintalah petunjuk dan berdoalah selalu kepada Allah S.W.T..

    ReplyDelete
  6. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Kesombongan merupakan salah satu sifat yang sangat membahayakan manusia. Kesombongan dapat menyebabkan manusia melupakan dari mana dia berasal, siapa dia, untuk apa dia ada, dll. kesombongan menyebabkan manusia merasa cukup dengan dirinya sendiri dan meremehkan segala hal di luar dirinya. Merasa sudah bisa, merasa sudah cerdas, merasa sudah lebih tau, merasa sudah berilmu, merasa lebih berkuasa, dll merupakan salah satu bentuk kesombongan. Kesombongan dapat menyebabkan kita terkena jebakan mitos. Untuk itu, sebagai manusia kita harus senantiasa berdoa dan memohon petunjuk kepada Allah SWT agar senantiasa terhindar dari godaan-godaan syeitan. Termasuk godaan bersikap sombong.

    ReplyDelete
  7. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Dalam hidup yang kita jalani ada suatu proses yang tidak boleh tidak harus kita lalui secara berkesinambungan yaitu belajar dan terus belajar. Maka benarlah adanya bila dulu Nabi berkata "Tuntutlah ilmu walaupun sampai negeri China". Artinya dalam menyelami proses belajar kita tidak boleh statis dan jangan sampai merasa cepat puas.

    ReplyDelete
  8. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Dalam elegi di atas, elegi pemberontakan para logos, kita dapat mengetahui bahwa sejatinya apa yang ada di dalam hati juga ada di dalam pikiran kita. Ketika kita mempunyai memikirkan sebuah pemikiran terkait sesuatu, maka dalam hati kita pun akan tertanam bahwa pemikiran tersebut telah kita yakini adanya. Pesan yang dapat diambil dari elegi di atas yakni penyelarasan antara hati dan pikiran. Oleh karena itu, peran kita adalah menjaga pikiran agar tetap pada arah yang positif, karena disitu pulalah hati kita akan meyakininya.

    ReplyDelete
  9. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Sifat utama dari logos adalah bergerak. Jika tidak bergerak/berhenti dalam konteks ini memberontak karena sebab maka ia sudah bukan lagi logos melainkan mitos. Maka berhati-hatilah, tanyalah pada diri kita masing-masing, apakah kita ini logos atau mitos? Berdoalah kepada Allah supaya dapat terus istiqomah menjadi logos.

    ReplyDelete
  10. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A

    Hendaklah kita tidak merasa cepat puas dan sombong dengan sesuatu yang telah kita lakukan. Kesombongan adalah datangnya dari syaithan yang menuntun untuk ingkar kepada Tuhan. Hanya Allah lah sebagai kunci hati kita untuk berjalan menjalani hidup yang hanya sementara ini selalu berikhtiyar , brsyukur, dan berdoa memohon lindungan dan petunjuk darinya, agar hati tidak kotor dan pikiranpun jernih maka keikhlasanlah kuncinya.

    ReplyDelete
  11. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Elegi ini mengingatkan kita untuk tidak melampaui batas. Ilmu yang kita miliki tidak akan mampu memikirkan hal-hal yang berada pada ranah hati, seperti hal-hal gaib, takdir, noumena, dan segala yang menjadi ketentuan Allah. Sehebat apapun pikiran yang kita miliki, kita tidak akan pernah bisa sampai berpikir ke sana. Tidaklah pantas bagi manusia untuk bersikap sombong, seolah-oleh bisa menguasai semuanya. Karena sebenar-benarnya ilmu yang disombongkan terancam berubah menjadi mitos. Maka, ketika sesuatu tidak dapat lagi dipikirkan melalui logika, kembalikan kepada hati yang bersih dengan senantiasa menghadap Allah SWT.

    ReplyDelete
  12. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Hati merupakan sesuatu yang bersih dan di dalamnya terdapat segala jenis ilmu yang jujur. Ilmu jujur yang memberikan banyak fakta tanpa ada manipulasi sedikitpun. Tanda ada tendensi sedikitpun dalam mengambil suatu kesimpulan, itulah logos. Hati adalah tempat logos berteduh, menggunakan hati adalah sebenar-benarnya ilmu. Ketika dalam suatu perjalanan seseorang melakukan hal penuh tendensi makan hal yang paparkan akan mendekat pada pikiran untuk menguntungkan sehingga kemurnian ilmu menjadi luntur. Sedikit saja kelunturan suatu ilmu akan mengubahnya menjadi suatu mitos. Dimana sesuatu lain telah mendominasi ilmu yang dimiliki.

    ReplyDelete
  13. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Seperti yang sudah kita ketahui bahwa logos merupakan ilmu pengetahuan. Manusia dalam kehidupannya memang dituntun untuk selalu mengejar logos. Namun dengan keterbatasannya terkadang manusia malah terjebak dalam mitosnya sendiri. Yaitu ketika ia sombong dengan logos atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Padahal tidak ada yang patut dan bisa disombongkan dari apa yang sudah dimiliki. Sifat sombong berasal dari syaitan yang hanya akan mencelakakan manusia itu sendiri.

    ReplyDelete
  14. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Astaghfirullah. Syaitan bisa menjelma menjadi hati kita sendiri tanpa kita sadari. Hal tersebut biasa kita rasakan disaat kita merasa malas melakukan sesuatu atau terjebak dalam jalan-jalan yang tidak lurus. Sebagai seorang manusia yang memiliki akal dan pikiran, jangan pernah menentang para logos karena pada hakekat kita tidak pernah bisa meraih walau sampai setinggi-tingginya dan seluas-luasnya. Manusia hanya bisa berusaha memahami hakekat sesuai dengan kemampuannya sendiri.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  15. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Dari elegi ini saya memahami bahwa logos itu ada batasnya.Logos itu memikirkan segala yang ada dan yang mungkin ada sampai batasnya agar bisa terhidar dari mitos dimana mitos tersebut merupakan lingkaran syaitan. Namun logos yang melewati batasnya, itu juga merupakan suatu perangkap syaitan. Mengapa ? karena ada beberapa hal yang memang tidak bisa dipaksakan untuk dipikirkan inilah hal-hal yang tidak bisa dijangkau manusia dengan logosnya yaitu perihal keyakinan kita kepada Tuhan. Mempertanyakan dan memikirkan cara untuk bisa melihat wujud Tuhan secara langsung itu adalah logos yang melewati batas karena perihal Tuhan itu hanya bisa dirasakan dengan hati. Maka cara terbaik logos dalam kasus ini ialah cukup melihat dan memikirkan tanda-tanda kekuasaanNya untuk meyakini keberadaanNya.

    ReplyDelete
  16. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Jika logos ada batasnya maka hatipun demikian. Hati yang berpasrah itu baik namun hati yang berpasrah tidak menggunakan pikiran itulah perangkap mitos atau jebakan syaitan.Berpasrah pada nasib tanpa berpikir solusi dan jalan keluarnya itulah perangkap mitos. Tidak adanya berpikir maka dia hanya berdiam diri sekedar meyakini Tuhan akan menolongnya, tanpa diiringi usaha untuk keluar dari nasib burukny. Demikian juga dalam menuntut ilmu sekedar yakin terhadap suatu ilmu yang dibawa dosen tanpa berpikir mempertimbangkan, mensintesis, dst juga merupakan perangkap mitos. Hati yang tidak diiringi oleh logos dalam mencari hakikat kebenaran itulah sebenar benar hati yang melampui batas mendekati hati yang kotor

    ReplyDelete
  17. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Pemberontakan para logos dalam elegi tersebut merupakan gambaran logos-logos yang telah merasa mengetahui segalanya, para logos yang merasa paling benar dan paling tinggi, para logos yang angkuh lagi sombong. Logos-logos yang seperti itu merupakan logos yang telah terjebak dan berubah menjadi mitos. Seperti seseorang yang mengatakan bahwa kesabarannya telah habis, sesungguhnya orang tersebut bukanlah orang yang sabar, karena sabar tidak berbatas dan jika ia mengatakan bahwa sabarnya telah habis maka terbukti bahwa ia sebenarnya belum benar-benar sabar. Maka sertakanlah hati dalam setiap tindakan agar logos tidak berubah menjadi mitos, hati yang jernih, hati yang bebas dari syaitan, yaitu hati yang senantiasa berdoa dan menyebut nama Tuhan nya.

    ReplyDelete
  18. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Logos dan mitos adalah dua hal yang berlawanan. Ketika logos adalah ilmu maka mitos akan mempertentangkan ilmu. Logos memberi sumbangsih yang besar dalam pemikiran dan tindakan manusia. Logos memberi dampak maksimal manusia ketika hati yang bersih ikut andil di dalamnya. Tetapi sama seperti peribahasa yang mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, akan semakin banyak badai yang mencoba menerjang. Begitu pula dengan ilmu, semakin mengumpulkan ilmu, semakin dihadaptkan dengan mitos-mitos yang sepertinya sulit dibedakan dengan logos. Sehingga diperlukan cara yang tepat untuk menghilangkan mitos. Salah satunya adalah dengan selalu berihtiar dan mendekatkan diri kepada Yang Empunya Logos.

    ReplyDelete
  19. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Manusia adalah makhluk Allah yang dikaruniai hati dan akal. Dengan hati, kita memiliki perasaan. Dengan akal kita belajar untuk mempelajari kemampuan akademis dan kemampuan lainnya. Kalau kita dikaruniai akal yang pintar, maka kita akan mudah dalam menyerap ilmu, namun jangan menjadikan kita sombong sehingga tidak bisa melihat kebenaran. Dalam belajar atau bekerja kita butuh hati dan akal dalam bekerja agar seimbang dan agar dapat melaksanakan dengan baik dalam hati maupun pikiran. Dengan ilmu kita dapau menggapaian apa yang menjadi kiinginan kita, dilandasi dengan hati yang bersih maka jalan yang akan kita pilih untuk menggapai tujuan akan lebih berkah. Hati dan akal harus diseimbangkan dan harus pula selalu dilandasi dengan iman yang kuat sehingga logos bisa terus bekerja dengan baik.

    ReplyDelete
  20. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Manusia diwajibkan untuk senantiasa menuntut ilmu. Manusia harus senantiasa berusaha menggapai logos-logos dalam hidupnya. Menuntut ilmu atau berusaha menggapai logos menjadikan manusia memiliki pemahaman-pemahaman tertentu. Allah juga akan meninggikan derajad bagi orang-orang yang berilmu. Akan tetapi manusia tidak boleh sombong dengan ilmu yang telah dimiliki tersebut. Manusia harus senantiasa mengetahui bahwa dirinya adalah makhluk yang sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidak sempurna dalam kesempurnaan. Hal ini harus terus tertanam dalam diri, agar manusia tidak menjadi manusia-manusia yang melampaui batas.

    ReplyDelete
  21. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat malam Prof.
    Logos tidaklah selamanya menjadi logos. Terdapat kemungkinan bahwa logos akan berubah menjadi mitos. Hal ini tentunya tidaklah diinginkan. Tidak dapat dipungkiri hal ini sangat mungkin terjadi ketika logos tidak berjalan sesuai ruang dan waktunya. Artinya logos tidak bisa menerima dirinya sebagai logos lagi. Hal ini terjadi karena berawal dari hati. Hati yang goyah akibat godaan syaitan. Godaan syaitan muncul karena lemahnya iman terhadap Tuhan. Berdoa dan senantiasa bersyukur adalah jalan yang harus ditempuh sehingga hati akan selalu bersih dan jernih. Hal ini berdampak pada logos sehingga mampu mempertahankan jati diri sebagai logos yang sebenar-benarnya. Terima kasih.

    ReplyDelete
  22. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Sadarilah bahwa manusia mempunyai batas-batas kemampuan. Setiap manusia ada batas optimal. Pengenalan mengenai batas optimal adalah konsep diri. Konsep diri adalah pengenalan potensi diri sendiri yang mampu kita lakukan dan yang tidak dapat kita lakukan. Kita tahu apa yang harus kita lakukan dan kita tahu apa yang tidak harus kita lakukan. Jangan menuntut untuk mengerti banyak hal yang mustahil untuk dimengerti karena akan menimbulkan kesombongan. Kesombongan yang absolut hanya milik Allah semata. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  23. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Janganlah mudah marah ketika terpancing emosimu melihat keadaan sekitar. Ketika berkomunikasi dengan mereka yang selalu membuat emosimu muncul, usahakan untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi karena itu dapat memperburuk keadaan. Sebelum merespon perkataannya kembali tetap tanamkan di dalam hati bahwa kita hanya ingin membahas masalah tapi kita harus tetap tenang dan sopan. Kita bisa menyampaikan ketidaksukaan kita terhadap kata-kata yang diucapkannya dan mencoba bertanya apa hal yang menjadi alasan dia melakukan itu. Berdasarkan sebuah hadits : “Laa taghdob walakal jannah” yang artinya “Janganlah suka marah, maka bagimu surga.” Belajarlah menjadi manusia yang rendah hati dan lapang hati. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  24. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Setiap individu memiliki pikiran dan keinginan masing masing. Banyak hal yang ingin dilakukan sampai suatu saat dimana kita tidak sadar bahwa kita telah melawan hati nurani dan berbuat melampaui batas. Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas kodratnya. Hal ini disebabkan karena kita tidak menggunakan hati dengan baik yang akan menjadi jalan masuk syaitan dalam hati kita. Oleh karena itu banyak sekali yang terkena penyakit hati. Sehingga lebih baik kita menjaga semua yang kita lakukan sesuai batasan masing masing agar hati kita senantiasa bersih dan terhindar dari bisikan syaitan yang membuat kita lebih percaya mitos

    ReplyDelete
  25. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Dari elegy Pemberontaan Para logos saya dapat meyimpulkan bahwa dalam mencari sebuah pembenaran atau keputusan, tidak hanya menggunakan pikiran kita , namun harus disertai dengna hati nurani, ketika seseorang mencari kebenaran tanpa dengan pertimbangan hati nuranya maka orang tersebut telah dikuasai oleh mitos, oleh karena itu kita harus senantiasa meminta petunjuk dan berdoa kepada Allah SWT agar terhindar dari hati yang kotor.

    ReplyDelete
  26. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Berdasarkan elegi di atas saya mendapati bahwa terkadang hati nurani mengalami pergolakan dengan pikiran yang ada. Dan apabila hati tidak dibentengi maka akan jatuh terhadap pergolakan tersebut. Untuk itu perlulah selalu memohon agar hati nurani kita selalu dijaga oleh Tuhan, untuk menghindari hal di atas.

    ReplyDelete
  27. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Ilmu yang kita peroleh dapat mendatangkan kebaikan kepada kita juga dapat mendatangkan keburukan. Kebaikan datang apabila kita memanfaatkan ilmu itu sebaik-baiknya untuk berbagi, dan selalu merasa bahwa ilmu yang kita miliki belumlah seberapa. Banyak sekalia kekurangan yang kita miliki. Untuk itu kita harus terus belajar, belajar dan belajar. Sedangkan ilmu yang kita miliki dapat mendatangkan keburukan apabila kita berlaku sombong. Itulah godaan setan yang menyesatkan. Itulah mitos. Maka selalulah berdoa untuk memohon perlindungan dari godaan setan.

    ReplyDelete
  28. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, manusia juga merupakan makhluk yang diberi anugerah berupa akal pikiran agar bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk. Pemberontakan pada diri sendiri merupakan salah satu permasalahan yang sangat mendasar. Inilah sebenar-benarya pemberontakan para logos. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah tidak boleh menyombongkan diri, karena tidak ada manusia yang sempurna, semua manusia pasti memiliki kekurangan. Kesadaran akan ketidaksempurnaan sebagai logos membuka hati untuk meminimalisir pertentangan yang mungkin timbul. Oleh karena itu, sebagai mahluk yang diberi amanah hendaknya mampu mengemban amanah tersebut dengan baik, yaitu dengan melakukan segala sesuatu dengan hati yang bersih.

    ReplyDelete
  29. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Logos ialah ilmu pengetahuan. Seseorang yang sombong dan merasa sudah mendapatkan logos itu sebenarnya ia telah terjebak dengan mitos. Sedangkan hati yang merasa dongak sebenar-benarnya ialah syaitan. Oleh karenanya, ketika kita akan mencari ilmu, selalu niatkan untuk hal-hal yang baik dan tak lupa pula libatkan Allah SWT dalam segala hal sehingga syaitan tidak akan menjerumuskankan kita ke dalam hal-hal yang buruk.

    ReplyDelete
  30. Hajra Yansa
    19701251012
    S2 PEP A 2019

    Akal nalar memang sangat terbatas dalam upaya mengetahui kehidupan ini. Karena dalam paradigma sosial memang telah berlaku prinsip kausal yang memang sudah begitu kaku terpatri, maka seolah-olah manusia dapat mengetahui kausalitas dari suatu fenomena. Dan begitu suatu fenomena diluar nalar logika terjadi, maka timbul keheranan dan pertanyaan serta usaha mencari jawaban dari padanya. Logos tidak dapat menjangkau akhir, awal, nasib, tak hingga dan ghaib. Itu sudah ketetapan Allah. Sejauh apapun manusia berpikir tentah hal tersebut akan semakin tidak mendapatkan apa yang ingin diketahui.

    Kita manusia hanya menjalani hidup ini. Maka memang tak seharusnya kita terheran-heran dengan fenomena seperti itu. Kita menyadari dan percaya, ternyata ada kekuatan atau hal lain yang itu tidak dapat kita jangkau dan pikirkan karena indera tubuh pun tak dapat menjangkaunya.

    ReplyDelete
  31. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih Bapak atas Elegi Pemberontakan Para Logos yang telah Bapak share kepada kami. Elegi ini sangatlah bermanfaat untuk dibaca, walaupun perlu berkali-kali membacanya agar mengerti maksud dari Elegi tersebut. Elegi ini menceritakan bahwa logos telah menyalahgunakan kepercayaan hatinya dan telah melakukan hal-hal diluar batas, hal-hal diluar batasnya ini menggambarkan keserakahan yang ada pada diri logos yang sejatinya bertentangan dengan diri logos itu sendiri. yang pada akhirnya menyemakan diri logos seperti mitos, namun pada akhirnya penjelmaan logos menjadi mitos kembali lagi menjadi logos.

    ReplyDelete
  32. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih Bapak untuk Elegi Pemberontakan Para Logos yang telah Bapak share kepada kami. Elegi diatas memberikan pembelajaran bahwa janganlah terlalu bangga dengan ilmu yang dimiliki, karena sebenarnya masih ada yang lebih berilmu tinggi. Sifat bangga yang berlebihan dapat menjadika kesombongan, sehingga dapat mengubah logos menjadi mitos. Agar tidak memiliki rasa sombong, kunci utamanya adalah tetap menjadi logos yaitu dengan selalu rendah hati dan tidak sombong atas apa yang kita miliki dan tidaklah melakukan suatu hal dengan tidak melampaui batas.

    ReplyDelete
  33. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum.
    Ilmu yang sesungguhnya ilmu adalah yang mendekatkan diri kepada Allah. Jika sesuatu yang dianggap ilmu itu menjauhkan diri dari Allah, maka itu bukan ilmu tetapi hanya sebuah informasi yang terekam otak dan tidak memiliki manfaat. Maka, janganlah sombong dengan ilmu yang didapat. Ilmu yang sesungguhnya akan menimbulkan sikap rendah hati.
    Terimakasih

    ReplyDelete