Sep 1, 2010

Elegi Menggapai Paradoks Tukang Cukur




Oleh Marsigit

Tukang Cukur:
Aku adalah tukang cukur. Aku hanya mencukur orang-orang yang tidak mencukur diri sendiri.

Pelanggan1:
Wahai tukang cukur, bersediakah engkau mencukur diriku?

Tukang cukur:
Wahai pelanggan1, apakah engkau tidak mencukur dirimu sendiri?

Pelanggan1:
Wahai tukang cukur, aku senyatanya tidaklah mencukur diriku sendiri.

Tukang Cukur:
Baiklah kalau begitu, marilah anda saya cukur.

Pelanggan2:
Wahai tukang cukur, bersediakah engkau mencukur diriku?

Tukang cukur:
Wahai pelanggan2, apakah engkau tidak mencukur dirimu sendiri?

Pelanggan2:
Wahai tukang cukur, aku senyatanya mencukur diriku sendiri.

Tukang Cukur:
Karena engkau mencukur dirimu sendiri, maka pergilah. Aku tidak bersedia mencukurmu.

Pelanggan2:
Baiklah aku bersedia pergi, tetapi aku mempunyai satu pertanyaan buatmu. Siapakah yang mencukur dirimu?

Tukang Cukur:
Aku mencukur sendiri. Maka aku akan mencukur sendiri.

Pelanggan2:
Stop. Janganlah engkau cukur dirimu itu. Karena engkau hanya mencukur orang-orang yang tidak cukur sendiri.

Tukang Cukur:
A..aa...a..k...ku. , tidak cukur sendiri.

Pelanggan2:
Kalau begitu segeralah engkau cukur dirimu, karena engkau hanya mencukur orang-orang yang tidak cukur sendiri.

Tukang Cukur:
B...b...ba...ik...lah. Aku akan cukur sendiri diriku.

Pelanggan2:
Stop. Janganlah engkau cukur dirimu itu. Karena engkau hanya mencukur orang-orang yang tidak cukur sendiri.

Tukang Cukur:
B...b...ba...ik...lah. A..aa...a..k...ku. , tidak cukur sendiri.

Pelanggan2:
Kalau begitu segeralah engkau cukur dirimu, karena engkau hanya mencukur orang-orang yang tidak cukur sendiri.

Tukang Cukur:
Wahai pelanggan2, mohon maafkan aku.. Kenapa aku engkau buat bingung? Maka bagaimanakah solusinya? Kemudian aku harus bertanya kepada siapakah?

Pelanggan2:
Engkau telah termakan oleh mitosmu sendiri. Agar engkau bisa keluar dari persoalan ini, maka silahkan bertanya kepada orang tua berambut putih.

37 comments:

  1. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Elegi ini menggambarkan adanya kontradiksi dalam diri tukang cukur. Namun, kontradiksi yang dialami kedua situasinya memang benar adanya. Begitulah gambaran manusia. Manusia itu kontradiksi. Kondisi sekarang tidak akan sama dengan kondisi kemarin atau kondisi besok bahkan kondisi satu detik setelahnya. Untuk itu, tidak pantas jika manusia berlaku sombong karena manusia itu selalu kontradiktif (lawannya identitas). Identitas itu hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  2. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Dari elegi ini mendapat pelajaran bahwa manusia itu adalah mahluk sosial yang tidak akan pernah lepas dari bantuan manusia lain. Sekalipun manusia berdimensi, berpangkat, berkemampuan tinggi tetap saja membutuhkan bantuan orang lain bahkan hingga mati. Tidak ada manusia yang mampu memakamkan dirinya sendiri. Oleh karena itu tidak pantas manusia berbuat sombong dengan segala kehebatan yang diperoleh.

    ReplyDelete
  3. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Hidup manusia itu sifatnya kontradiktif. Kita hanya titipan Tuhan di dunia ini yang berusaha melakukan segala perbuatan baik dan menghindarkan yang buruk. Maka dari itu, tidak ada yang perlu disombongkan atas apa yang kita miliki dan kita peroleh karena semua berasal dari Tuhan.

    ReplyDelete
  4. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Dari elegi diatas dapat disimpulkan bahwa manusia itu merupakan mahkluk sosial. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengerjakan bagian yang tidak bisa dikerjakannya, oleh sebab itu manusia diciptakan beragam sehingga mereka bisa melengkapi satu sama lain. Tidak ada seorang pun yang dapat hidup sendiri di dunia ini. Sehebat-hebatnya mereka tentu membutuhkan orang lain. Layaknya seperti contoh diatas yang digambarkan dengan tukang cukur.

    ReplyDelete
  5. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berada pada posisi tukang cukur seperti pada elegi di atas tidaklah mudah. Ia terjebak ke dalam mitosnya sendiri. Kita bisa menyaksikan bahwa pelanggan 2 berhasil membuat logos dari tukang cukur goyah oleh lontaran pertanyaan-pertanyaan yang berhasil membuat tukang cukur membuat pernyataan-pernyataan yang menyanggah pernyataan dirinya yang sebelumnya.
    Jika dipandang dari sudut lain maka elegi ini mengajarkan kita agar tetap sadar dan rendah hati bahwa salah satu kodrat manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan peranan satu sama lain. Untuk itu bangunlah hubungan sosial yang baik, janganlah jadi orang yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.

    ReplyDelete
  6. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Pada dasarnya manusia adalah makhluk social, yang tak dapat hidup sendiri tanpa melakukan interaksi dengan individu lainnya.Pada hakikatnya tiap individu tidak ada yang sempurna, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangan tersebut akan terpenuhi manakala melakukan interaksi sosial.

    ReplyDelete
  7. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Sebagai makhluk sosial makan tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian. Sepintar apapun orang itu, sekaya apapun orang itu tetap memerlukan bantuan orang lain untuk melengkapi dan menyempurnakan hidupnya. Seorang genius sekalipun membutuhkan makanan untuk hidup lebih dari itu dia membutuhkan alam untuk hidup dan nafas dari Tuhan untuk hidup. Sehingga jangan sombong dengan apa yang sudah kita peroleh, tenggok kanan-kiri-dan bawah, mungkin saat ini kita sedang di atas namun ketika kita sedang di bawah tentu kita memerlukan bantuan dari orang lain, maka hiduplah dengan saling tolong menolong.

    ReplyDelete
  8. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Elegi ini adalah elegi paradoks tiada akhir. Premi pertama, tukang cukur hanya mnecukur org yang tidak mencukur dirinya sendiri. Premi dua, tukang cukur mencukur dirinya sendiri. Maka tukang cukur tidak bisa mencukur dirinya sendiri yang mencukur dirinya sendiri. Padahal dirinya adalah tukan cukur. Oleh karena itu, muncullah kontradiksi.

    ReplyDelete
  9. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    Sering kita terjebak dengan mitos dan juga berpikir secara logos; berpikir kritis sampai mentok pada suatu hal maka kita anggap sebagai cukup/berhenti padahal itu juga disebut mitos dimana dia dalam keadaan berhenti terhadap olah pikir dirinya sendiri. Maka dalam hal ini terus belajar dan belajar, membaca dan membaca agar kita tidak terperangkap mitos.

    ReplyDelete
  10. Yuntaman Nahari
    18709251021
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Layaknya seorang tukang cukur yang tidak mampu memangkas rambutnya sendiri. Tukang cukur hanya mampu memangkas rambut orang lain. Begitu juga dengan manusia. Tidak semua urusan mampu dikerjakan sendiri. Manusia tidak mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain karena manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, Islam menganjurkan untuk menjalin silaturahmi. Begitu besar manfaat silaturahmi, salah satunya adalah melapangkan rezeki. Rezeki tidak hanya berupa materi saja. Bantuan dari orang lain juga merupakan rezeki. Karena pekerjaan yang diselesaikan oleh satu orang akan lebih berat dibanding pekerjaan yang diselesaikan oleh beberapa orang. Maka janganlah kita berlaku sombong terhadap segala sesuatu yang Allah titipkan kepada kita. Semua hanya bersifat sementara dan semua titipanNya tidak ada yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

    ReplyDelete
  11. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Paradks ini memang sangat menarik dan mengingatkan saya dengan mata kuliah filsafat yang pernah saya pelajari saat S1 dulu. Paradox ini dikemukakan oleh Russel untuk membantah Frege tentang hukum dasar V yang menurutnya adalah konsep "himpunan semua hal yang tidak di ekstensi mereka sendiri" dan hukum dasar V tidak mengatakan "semua konsep kecuali untuk ...".
    Melalui paradozx tukang cukur tersebut menunjukkan kegagalan dalam analisis konsep Frege bahwa logika tidak independen dan membutuhkan bantuan dari tingkat yang lebih rendah. Ini adalah masalah bagi Frege, karena salah satu motivasi Frege dalam mengembangkan logisisme adalah bahwa tidak ada teori yang memadai.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  12. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Elegi ini sungguh sangat menarik dimana nampak sekali bahwa terdapat kontradiksi dari aturan yang telah dianggap konsisten. Memang dalam kehidupan seseorang harus memiliki batasan, terkadang membuat batasan tersebut, karena manusia memang terbatas. Fungsi batasan adalah untuk memagari seseorang dari berbagai kesusahan, ketidakkonsistenan dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
  13. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Dari elegi di atas bisa kita lihat bahwa si Tukang cukur terjebak dalam kontardiksi dengan ucapannya sendiri. Bisa kita ambil pelajaran bahwa manusia memang tidak akan bisa terlepas dari manusia lainnya. Karena memang sudah kodratnya manusia adalah makhluk sosial. Pasti akan ada saat dimana kita membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia sangat penting. Termasuk didalamnya menjaga silaturahmi sesama manusia. Karena seperti yang kita ketahui bersama begitu banyak manfaat dari menjaga silaturahmi tersebut.

    ReplyDelete
  14. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Paradoks merupakan suatu hal yang dimulai dari satu pernyataan awal menuju pada kesimpulan yang kontradiksi dari pernyataan awal. Sebagaimana dalam paradoks tukang cukur ini. Pernyataan awalnya berakhir pada kesimpulan yang kontadiksi sehingga membuatnya bingung antara mencukur dirinya sendir atau tidak mencukur diri sendiri. Dari sini kita bisa belajar bahwa jangan terlalu sombong dalam membuat pernyataan jika tanpa disertai pertimbangan yang mendalam karena bisa saja kita justru terjebak sendiri oleh pernyataan tersebut.

    ReplyDelete
  15. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Pernyataan tukang cukur yang menyatakan bahwa “saya hanya mencukur orang yang tidak mencukur dirinya sendiri” merupakan sebuah paradoks yang saya sendiri juga bingung memikirkan keputusan apa yang harus diambil tukang cukur tersebut. Jika tukang cukur memutuskan untuk mencukur dirinya sendiri berarti bahwa tukang cukur tersebut mengingkari pernyataannya bahwa ia hanya mencukur orang yang tidak mencukur dirinya sendiri. Namun, jika ia memutuskan untuk tidak mencukur sesungguhnya ia juga telah memenuhi persyaratan untuk mencukur dirinya sendiri karena dirinya tidak mencukur dirinya sendiri, namun jika itu terjadi maka tukang cukur tersebut memenuhi syarat sekaligus melanggar syarat pernyataannya sendiri. Sungguh membingungkan. Namun, bukankah paradoks ada agar para pemikir senantiasa berpikir kritis?. Jika boleh saya berpendapat, mungkin sebaiknya tukang cukur tersebut tidak usah mencukur dirinya sendiri, karena dalam paradoksnya tidak disebutkan bahwa ia harus mencukur semua orang yang tidak mencukur dirinya sendiri. Maka dari itu akan lebih baik saat ia tidak mencukur dirinya sendiri dan akan sangat berisiko melanggar pernyataannya sendiri jika ia tetap mencukur dirinya sendiri.

    ReplyDelete
  16. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Tulisan ini memiliki pesan yang mendalam dibalik lucunya perilaku tukang cukur yang ada didalam percakapan ini. Tidak heran, kenapa pelanggan tersebut meminta tukang cukur untuk mencukur dan kemudian tidak mencukur dirinya. Hal ini dikarenakan oleh perkataan tukang cukur yang mencukur orang-orang yang tidak mencukur diri sendiri. Begitulah kata, manusia cenderung bebas mengatakan sesuatu tanpa melihat dampak dari perkataan mereka. Dari tulisan ini, mungkin perkara kata-kata yang dikeluarkan oleh tukang cukur adalah kata sederhana tapi memiliki makna mendalam bagi orang lain. Sehingga ketika itu tidak terbukti, maka hal itu hanya menjadi mitos yang dikeluarkan oleh tukang cukur.

    ReplyDelete
  17. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Paradoks yang cukup terkenal “barber paradox” merupakan paraoks oleh Russell. Kondisi tersebut paradoks akibat syarat-syarat yang menghasilkan suatu pertentangan. Paradoks tersebut merupakan analogi salah satu paradoks dalam teori himpunan. Hal itu dapat menunjukkan bahwa dalam matematika terdapat ketidakkonsistenan juga kontradiktif.

    ReplyDelete
  18. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Menambahkan moral value dari elegi paradox tersebut. Bahwa kita harus behati-hati atau tidak gegabah dalam mengucapkan sesuatu atau mengambil keputusan. Hat-hati ketika kita merasa yakin dan benar terhadap pendapat kita namun ternyata apa yang kita yakini itu akan menjebak diri kita sendiri. Sebenar-benar kebenaran itu hanya kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Kita hanya mampu menggapai kebenaran.

    ReplyDelete
  19. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Manusia memang selalu dipenuhi dengan kontradiksi-kontradiksi dalam hidupnya. Karena segala sesuatu di dunia ini sangat terikat oleh ruang dan waktu. Kebenaran di dunia bersifat relative. Sehingga manusia tidak boleh sepenuhnya meyakini apa yang ada dalam pemikirannya dengan mengabaikan segala hal yang tidak sesuai dengan pemikirannya. Karena pada dasarnya manusia tidak akan pernal bisa lepas dari kontradiksi. Sebenar-benar kebenaran hanyalah kebenaran dari Allah SWT.

    ReplyDelete
  20. Diana Prastiwi
    18209251004
    S2 P. Mat A 2018

    Dari elegi diatas kita belajar bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna. Kemampuan kita terbatas. Tidak ada manusia yang bisa melakukan semua aktifitas dan kemampuan. Kita harus belajar untuk tidak sombong, terus belajar untuk tidak pernah puas dalam belajar agar kita tidak termakan oleh mitos sendiri.setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain, begitupun sehebat apapun kita pasti kita butuh orang lain. Jangan sombong atas apa yang dapt bisa lakukan untuk orang lain, karena kita membantu orang makan suatu waktu kita kan dibantu orang. Karena demikianlah kita dalah makhluk yang lemah dan serba kekurangan. Kesempurnaan hanyalah milik Allah semata :))

    ReplyDelete
  21. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Dalam kita menjalani hidup, pasti memiliki prinsip dalam hidup. Setiap orang pun memiliki prinsip yang berbeda beda. Ketika kita sudah mantap, maka jangan pernah ragu ketika menurut orang lain prinsip yang dianut tidak benar dan mencoba untuk merobohkan prinsip kita. Namun ketika memang salah kita harus perbaiki.
    Karena sesungguhnya hal yang ragu-ragu itu merupakan hal yang tidak baik dan itu lah sebenar-benarnya mitos.

    ReplyDelete
  22. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Kenapa bilang tukang cukur jika justru bertanya meminta orang lain untuk mencukur? Kenapa bilang tukang ahli matematika justru bertanya meminta orang lain untuk mengerjakan soal-soal matematika? Begitu simpelnya. Kenapa bilang sebagai ahli sesuatu jika nyatanya justru bertanya meminta orang lain untuk mengerjakan apa yang kamu ahlikan? Patut dipertanyakan. Ibarat peribahasa, tong kosong nyaring bunyinya. Jangan mengaku kamu ahli sesuatu jika nyatanya kamu tak mampu melakukannya. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  23. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Ketika kita sudah diberi amanah, jagalah amanah itu dengan baik. Bertanggungjawablah dengan amanahmu. Menjadi tukang cukur itu adalah suatu amanah. Setiap pekerjaan itu adalah suatu amanah. Sekarang tinggal bagaimana sang pelaku dalam mengemban amanahnya, apakah lurus atau belok, apakah istiqomah atau berhenti. Jadi, ketika kau sudah memutuskan untuk menjadi sesuatu, bertanggungjawablah atas keputusanmu. Keputusanmu adalah amanahmu. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  24. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Elegy diatas menggambarkan bahwa manusia itu mrmiliki keterbatasan, baik dalam hal berfikir ataupun bertindak, karena batasan tersebutlah yang kadang membuat aturan-aturan yang justru terciptanya yang dimana kita bertentangan dengan aturan-aturan diri kita sendiri

    ReplyDelete
  25. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Manusia tidak ada yang sempurna, setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. manusia itu sempurna akan ketidaksempurnannya. Dari dua hal tersebut seharusnya membuat kita sadar untuk tidak bersifat sombong, senantiasa memperbaiki diri dan menjaga hubungan habluminallah dan habluminannas, dimana pada elegy ini kita tidak hanya menjagarkan kita untuk menjaga hubungan denga Allah, tapi juga dengan manusia, sebagai makhlus sosial tentu manusia perlu berinterkasi dengan sesamanya, menjaga hubungan dan tentu membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani hidup ini.

    ReplyDelete
  26. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Sebenar-benar yang ada dan yang mungkin ada adalah kontradiksi. Dalam perkuliahan filsafat ilmu di kelas Bapak pernah menjelaskan makna dari elegi menggapai paradoks tukang cukur. Elegi diatas berkaitan dengan suatu himpunan yang memiliki anggota x, dimana x itu sendiri tidak sama dengan x. Atau dapat dituliskan notasinya A = {x | x ‘tidak sama dengan’ x}. dalma memahami elegi-elegi memang tidaklah mudah, itulah pertanda bahwa kita masih mempunyai kekurangan dan keterbatasan dalam berpikir.

    ReplyDelete
  27. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Dari elegi di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa manusia itu ialah makhluk sosial, yaitu dimana kita pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Sehebat apapun kita, pasti memerlukan bantuan dari orang lain. Dengan adanya saling butuh itu, maka manusia suka atau tidak suka, tidak dapat mengelak dari kerja sama. Semakin banyak kebutuhan manusia, semakin sedikit pula kemampuan untuk memenuhinya dan kita tidak akan bisa mengelak dari kebutuhan pada tangan atau bantuan orang lain. Maka tidak heran, seiring tingginya kebutuhan, semakin seseorang tergantung kepada selainnya. Demikian pula sebaliknya. Jadi, jangan pernah menduga ada manusia yang dapat mengelak dari keniscayaan, kebutuhan dan ketergantungan itu baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia.

    ReplyDelete
  28. Wilis Putri Hapsari
    19701251017
    S2 PEP A 2019

    Mitos akan bergulir sampai logos tiba-tiba membersamainya dan membuatnya lenyap, atau paling tidak memikirkan kembali apa yang dikisahkannya. Seperti mitos yang diedarkan oleh tukang cukur yang hanya mencukur orang yang tidak mencukur dirinya sendiri, terbenturkan oleh pertanyaan mengenai siapa yang akan mencukur dirinya, ia menjawab bahwa dia akan mencukur dirinya sendiri, maka mitos itu semakin menjadi, namun ketika dihadapkan kepada sebuah logos yang menghadirkan mitos pertama bahwa ia akan hanya mencukur orang yang tidak emncukur dirinya sendiri, maka disanlah logos hadir, bergelora menggeser mitos, karena ia harus sadar diri.

    ReplyDelete
  29. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial, karena dalam kehidupannya manusia akan membutuhkan orang lain untuk mengerjakan bagian yang tidak bisa dikerjakannya. Pada elegi paradoks tukang cukur diatas, tukang cukur tersebut dapat mencukur rambut orang lain namun dia tidak bisa mencukur rambutnya sendiri. Tukang cukur tersebut memerlukan bantuan dari orang lainn untuk mencukur rambutnya. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat hidup sendiri didunia ini sehebat apapun kita tetap akan membutuhkan orang lain.

    ReplyDelete
  30. Hajra Yansa
    19701251012
    S2 PEP A 2019

    Elegi ini kembali mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain karena manusia memiliki keterbatasan. Terkadang manusia terjebak di dalam mitosnya sendiri. Terjebak dalam batasan pengertian yang dibuatnya sendiri. Seperti tukang cukur yang dipahami sebagai orang yang mencukur orang lain. Jika mencukur dirinya sendiri berarti bukan tukang cukur

    ReplyDelete
  31. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidkan Matematika D 2019

    Terima kasih Bapak atas Elegi Menggapai Paradoks Tukang Cukur yang telah Bapak share kepada kami. Dari Elegi ini saya belajar bahwa dikehidupan ini kita tidak bisa melakukan semua kegiatan itu secara sendiri, kita membutuhkan orang lain, kita butuh bantuan orang lain. Tukang cukur pun ketika dia ingin mencukur rambutnya dia akan meminta tolong kepada seseorang. Ada hal yang dapat kita lakukan sendiri, namun ada hal lain yang tidak dapat kita lakukan sendiri. Maka dari itu kita disebut makhluk sosial. Sepintar pintarnya seseorang, dia tetap membutuhkan orang bodoh agar dia terlihat pintar. Sekuat-kuatnya seseorang, dia tetap mebutuhkan orang lemah agar dia terlihat kuat.

    ReplyDelete
  32. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    Elegi menggapai paradoks tukang cukur ini sangat menarik. dari elegi ini yang bisa tangkap bahwasannya setiap manusia tidak mampu hidup sendiri, ia membutuhkan orang lain. contoh dalam elegi ini adalah seorang tukang cukur yang ia hanya bisa mencukur orang lain tapi tidak untuk dirinya sendiri, dan konsumen juga tidak bisa mencukur tukang cukur tersebut.

    ReplyDelete
  33. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    hal ini juga sama halnya kita sebagai siswa/mahasiswa yang membutuhkan guru untuk memberikan ilmu kepada kita, mungkin saja dengan membaca informasi di internet kita mendapat informasi tapi hal ini kurang meyakinkan bahkan jika itu berasal dari sumber yang tidak valid, informasi ini akan menjadi pembodohan. Mungkin kita bisa mendidik orang lain, tp kita sebagai pendidik pasti memiliki guru.

    ReplyDelete
  34. Aulia Nur Arivina
    18709251051
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Assalamu’alaikum wr.wb.
    Berdasarkan Elegi Menggapai Paradoks Tukang Cukur, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai makhluk sosial kita tidak dapat hidup sendiri, kita selalu membutuhkan dan melibatkan orang lain. Tukang cukur tersebut menyatakan bahwa akan mencukur orang-orang yang tidak mencukur dirinya sendiri. Padahal tukang cukur tersebut tidak mencukur dirinya sendiri, sehingga tukang cukur tersebut akan termakan oleh mitosnya sendiri. Solusi yang mungkin diambil adalah tukang cukur tersebut mencukur semua pelanggan yang datang, tanpa terkecuali. Sesungguhnya kita tidak boleh menolak rezeki, apalagi pekerjaan tersebut adalah halal.

    ReplyDelete
  35. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum.
    Manusia adalah mahluk yang saling berhubungan dengan manusia lainnya. Ia akan selalu bergantung pada manusia lain, sejak dalam kandungan sampai setelah ia meninggal pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Sejak dalam kandungan, manusia akan membutuhkan bantuan orang tuanya dan saat ia meninggal ia membutuhkan bantuan orang lain untuk merawat jenazahnya.
    Terimakasih

    ReplyDelete
  36. Lovie Adikayanti
    19709251068
    S2 Pendidikan Matematika D
    Assalamualaikum wr.wb
    Sehebat-hebatnya seseorang pasti juga akan membutuhkan bantuan orang lain. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Seperti dalam elegi menggapai paradoks tukang cukur di atas, tukang cukur tersebut dapat mencukur rambiut orang lain namun dia tidak bisa mencukur rambutnya sendiri. Tukang cukur tersebut memerlukan bantuan dari orang lain untuk mencukur rambutnya. Oleh karena itu, dalam pergaulan sosial, sebagai makhluk sosial manusia tidak boleh sombong agar apabila kita sedang kesusahan ada orang lain yang bersedia menolong kita

    ReplyDelete
  37. Jewish Van Septriwanto
    19709251077
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih untuk tulisan ini prof, Terkadang kita sebagai manusia terjebak dalam paradoks yang kita ciptakan sendiri yang bersumber dari mitos yang kita buat sendiri pula. Kita terkadang merasa bingung karena terjebak dalam paradox tersebut. Ketika terjebak paradox, apa yang kita katakan seolah-olah bertentangan dengan pernyataan sebelumnya, namun sesungguhnya mengandung kebenaran. Maka hindarilah mitos, raihlah logos dengan hati ikhlas dan senantiasa berdoa pada-Nya. Semoga kita terjebak dalam paradoks yang bersumber dari mitos-mitos.

    ReplyDelete