Oct 30, 2014

Elegi Pertengkaran Belalang Spiritual dan Belalang Logos




Oleh Marsigit

Belalang Spiritual:
Listrik itu kalau siang tidak ada gunanya.


Belalang Logos:
Apa iya ya. Hem.. kalau saya cabut sakelar itu, maka Belalang Spiritual tidak akan bisa bertitah. Aku cabut sekarang. Crek...

Belalang Spiritual:
Hai..hai.. siapa berani mematikan listrik, sehingga saya tidak dapat memberi tausiah. Walaupun ini siang hari, tetapi aku masih perlu memberi tausiah. Listrik itu kalau siang banyak gunanya.

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Dunia tidak penting. Agar harmonis maka kita perlu seimbang antara Dunia dan Akhirat.

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Mati itu pantas. Tetapi tidaklah pantas orang yang mati diluar kodratnya.
 
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Mewah itu mekruh. Tetapi mana tahan jika doaku menggapai kemewahan belum juga terkabul.
 
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Filsafat itu buruk. Tetapi kenapa aku harus mempelajarinya?


Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Filsafat itu baik. Tetapi kenapa aku tidak memelajarinya?

Belalang Spiritual:
Hedonisme itu buruk. Dan kenapa aku menikmatinya.
 
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Marilah kita bersikap rasional. Jangan seperti saya yang cenderung irrasional.
 
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.


Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Aku ini Logos. Tetapi kenapa aku rakus seperti Belalang?

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Aku memerlukan bantuan Subyekku. Tetapi kenapa aku bertindak semena-mena kepadanya?

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Aku perlu penilaian baik dari Subjekku. Tetapi kenapa aku selalu menilai buruk Subjekku?

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiriual:
Aku perlu hasil yang baik. Tetapi kenapa aku mengabaikan prosesnya?

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Aku perlu berdamai. Tetapi kenapa aku selalu memusuhinya?

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Astaghfirullah al adzim...gambar apa ini? Hemm...mana tadi? Mau saya simpan kok hilang.
 
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Perut gendhut itu pertanda besar nafsu makan. Janganlah meniru saya.

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Korupsi itu haram. Jangan tiru saya.


Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
 
Belalang Spiritual:
Dengan kata-kataku ini aku ingin sampaikan bahwa aku tidak ingin berkata-kata.

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Dengan tulisanku ini aku ingin sampaikan bahwa aku tidak ingin menulis.


Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.

Belalang Spiritual:
Dengan tindakanku ini aku ingin sampaikan bahwa aku tidak ingin bertindak.

Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.


Orang Tua Berambut Putih:
Hei..hei..hei..sesama Belalang tidak boleh saling mendahului.





38 comments:

  1. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Sungguh lucu sekali percakapan antara belalang spiritual dengan belalang logos. Dari percakapan diatas saya menyimpulkan bahwa jadilah seseorang yang konsisten. Jika berkata A maka selamanya A itu harus dipertahankan. Jika suatu saat dari A menjadi tiba-tiba B apalagi dalam waktu yang cepat seperti percakapan diatas, maka pastilah orang lain yang mendengarkan kita tidak akan percaya lagi dengan ucapan kita selanjutnya.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  2. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Cerita di atas mempunyai makna bahwa manusia cenderung lebih suka berbuat keburukan daripada kebaikan. Mereka tahu bahwa hedonisme itu buruk, tapi tetap menikmatinya. Mereka tahu kalau korupsi itu buruk, tapi tetap melakukannya. Mereka sebenarnya sudah tahu bahwa apa yang dilakukannya buruk, tapi tetap melakukannya karena mereka telah mendapatkan banyak keuntungan dari apa yang dilakukannya. Jadi mereka enggan untuk merubahnya karena jika mereka merubah kebiasaan buruknya dapat menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan mereka. Selain itu, mereka juga sudah merasa nyaman dengan apa yang dilakukan, jadi sudah tidak perduli lagi mana yang baik dan yang buruk, selama memberikan keuntungan maka terus melakukannya.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  3. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Manfaat yang bisa kita peroleh dari perbincangan belalang spiritual dan belalang logos adalah dalam berbicara kita harus berhati-hati. Hati-hati disini maksudnya kita harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah kita bicarakan. Jangan sampai saat ini kita berkata A dan kemudian hari berkata B. Hal tersebut menunjukan tidak konsistennya diri kita dengan apa yang telah kita bicarakan. Agar dapat terhindar dari hal tersebut, hal yang harus kita lakukan yaitu pikirkan terlebih dahulu setiap kata yang akan dikeluarkan.

    ReplyDelete
  4. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Dari dialog di atas kesimpulan yang dapat saya ambil adalah bahwa saatu kita mengucapkan sesuatu kita harus berkomitmen dan mempertanggung jawabkan atas kata-kata yang sudah kita ucapkan. Untuk itu hendaklah kita berpikir baik-baik dulu sebelum berucap agar nantinya tidak ada kata-kata yang salah ataupun menyinggung perasaan orang lain. Seperti ungkapan "mulutmu harimau mu".

    ReplyDelete
  5. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Percakapan yang sangat menarik antara belalang spiritual dan belalang logos. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah dalam berucap kita harus berhati-hati dan memastikan apa yang kita ucapkan itu benar adanya. Agar kita bisa konsisten dengan apa yang kita katakan. Karena ketidak konsistenan kata-kata atau perbuatan uga bisa membuat orang lain tidak percaya lagi dengan apa yang kita ucapkan.

    ReplyDelete
  6. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3

    Saya sepakat bahwa agar harmonis, maka, perlu seimbang antara dunia dan akhirat. Ada kalimat yang mendukung seperti bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan hidup selamanya". Dari kalimat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk hidup harmonis, maka, kita harus seimbang antara dunia dan akhirat.

    ReplyDelete
  7. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Belalang spiritual bisa diartikan sebagai hati dan belalang logos bisa diartikan sebagai pikiran. Hati dalam bahasa arab yaitu Qalbu artinya terbalik atau membalikkan. Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa “Sesungguhnya hati anak cucu Adam lebih cepat perubahannya dari periuk yang berisi air mendidih.” (H.R. Ahmad). Dengan demikian maka pandangan manusia akan berubah dengan cepat. Perubahan tersebut alamiah, karena manusia selalu menginginkan perubahan dalam hidupnya kerah yang lebih baik. Disamping memberikan hati, Allah SWT juga menganugerahkan pikiran, yang berfungsi untuk mengontrol kinerja hati yang ada dalam diri kita. Dengan bgitu setiap perubahan yang terjadi dihati kita dapat dikontrol dan dipertimbangkan oleh pikiran kita. Walaupun keberadaan hati senantiasa berubah terus. Namun, bagi orang mukmin hendaknya selalu berusaha menjaga dan merawat kebersihan hati dengan menjauhi segala penyakit hati dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan keteguhan hati, karena tidak ada seorang pun yang dapat menjamin bahwa hati ini akan terus beriman hingga akhir hayat kita.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Dalam elegi di atas, menurut saya menggambarkan seseorang yang tidak konsisten. Dapat dikatakan dengan istilah bermakna negatif:‘bermuka dua’ dimana ketidaksesuaian antara apa yang ada di perkataan dengan apa yang ada dalam hatinya. Hal tersebut tidak sepatutnya kita tiru karena dalam Islam orang yang bermuka dua menyerupai orang munafik. Na’udzubillahimindzalik. Salah satu ciri orang munafik yaitu ketika berkata maka ia berdusta. Namun, tanpa kita sadari hal tersebut pernah atau bahkan sering kita lakukan, maka dari itu doa dan ibadah merupakan kunci utama dalam penjagaan diri kita untuk selalu mengingatkan kita kepada Allah dalam setiap ucapan dan perbuatan

    ReplyDelete
  10. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    hal yang positif dan tentunya bermanfaat yang ada di sekitar kita atau yang mungkin ada di sekitar kita dapat kita ambil sebagai contoh atau kita duplikasi ataupun kita kembangkan. Namun hal-hal yang tidak baik jangan kita duplikasi. Jangan kita terapkan. Karena akan memberikan efek yang tidak baik pula baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Sesuatu yang bertentangan dengan filsafat negara dan nilai spiritual kita haruslah di jauhi bukan untuk dijadikan kebiasaan. Begitu pesan yang saya dapat dari membaca elegi ini. terimakasih

    ReplyDelete
  11. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Dialog belalang mencerminkan kondisi hati dan pikiran belum sinkron. Terjadi perdebatan dalam diri manusia. Secara rasional mampu berpikir, namun terkena godaan, terplesetlah cara berpikirnya. Hatinya tahu mana yang benar dan mana yang salah namun apa daya hati yang tak mampu mengendalikan pikiran lebih tepatnya hawa nafsu.

    ReplyDelete
  12. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Filsafat bermula pada ada dan yang mungkin ada. Kedudukannya adalah menerjemahkan dan diterjemahkan. Dalam kenyataannya, sering muncul kontradiksi sebagai harmonisasi dalam filsafat. Filsafat itu buruk tetapi kenapa kita mempelajarinya. Filsafat itu baik tetapi kenapa kita tidak mempelajarinya. Itulah filsafat.

    ReplyDelete
  13. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Dalam setiap tindakan harus dilakukan dengan sadar dan konsisten dengan apa yang telah dilakukan. Ketika konsisten itu hilang, akan mengganggu keseimbangan dalam hidup ini. Tentunya kita harus terus belajar untuk menjadikan diri ini sebaik-baik makhluk-Nya.

    ReplyDelete
  14. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Setiap manusia selalu mempercayai hal yang dianggap benar dalam hidupnya, akan tetapi tidak sedikit pula orang yang melakukan sesuatu bertentangan dengan apa yang ia anggap benar, dengan kata lain tidak konsisten, yaitu melakukan sesuatu yang ia anggap salah. Sebagai contoh pada artikel di atas, belalang tau bahwa hedonisme itu perilaku buruk atau salah, namun ia tetap menikmati dan melakukannya. Karena tidak bisa dipungkiri, bahwa terkadang melakukan sepuluh kesalahan menjadi lebih mudah dibandingkan melakukan suatu kebaikan.

    ReplyDelete
  15. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Dari elegi di atas saya dapat melihat betapa banyaknya kontradiksi yang terjadi di kehidupan ini. Persis seperti apa yang digambarkan melalui elegi di atas. Salah satu sifat manusia yang tercela yang penuh dengan kontradiksi, kemunafikan. Terkadang manusia dengan mudah dapat menasehati manusia lain, tetapi tidak untuk dirinya sendiri. Terkadang kita lebih sulit untuk mengendalikan diri sendiri dengan ego yang kita miliki masing-masing. Namun, cepat sekali berubah menjadi bijak jikalau mengkritisi keburukan orang lain. Nampaknya kita perlu belajar untuk selalu berkaca sebelum tiba-tiba berubah menjadi bijak.

    ReplyDelete
  16. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Elegi ini menggambarkan kehidupan manusia jaman sekarang. Manusia jaman sekarang banyak yang berilmu, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akan tetapi ia tak mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan. Sebenarnya manusia tahu bahwa berbohong itu tidak baik, tapi tetap berbohong. Sebetulnya manusia tahu bahwa mencuri itu tidak baik, tetapi ia tetap saja mencuri. Sebetulnya manusia tahu bahwa malas akan membawa keburukan, tetapi tetap saja bertindak malas, dll. Setiap saat manusia akan dihadapkan pada hal-hal tertentu yang menguji keimanan dan pengetahuannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa diberi petunjuk dan dihindarkan dari ketidakmampuan menerapkan pengetahuan yang kita miliki.

    ReplyDelete
  17. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Dari perbincangan belalang spiritual dan belalang logos diatas adalah dalam berkata kata kita harus berhati-hati karena ucapan kita bisa menjadi pisau yang menusuk siapa saja termasuk diri kita sendiri. Maksudnya kita harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah kita ucapkan. Jangan sampai saat ini kita berkata ini, keesokan harinya berkata itu. Hal tersebut menunjukan ketidak-konsistenan dari diri kita dengan apa yang telah kita ucapkan. Agar dapat terhindar dari hal tersebut, hal yang harus kita lakukan yaitu pikirkan, pikirkan, pikirkan, lalu lalukan.

    ReplyDelete
  18. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Elegi ini sangat menarik. Elegi ini menunjukkan bahwa hidup ini penuh dengan kontradiksi. Sejatinya seseorang yang beragama mengetahui segala perbuatan yang dilarang oleh agama da yang menjadi perintah dari agama. Sudah semestinya seorang yang bergama melakukan segala sesuatu seperti yang diajarkan oleh agamanya, tetapi apalah daya. Sekuat apapun kita berusaha untuk menegakkan ajaran agama, berbagai macam godaan mengalir deras. Gaya hidup hedonis, komsumtif, perkembangan teknologi, dan hiburan-hiburan lainnya membuat seseorang menjadi munafik, bahkan seorang ahli agama pun juga terseret dalam fenomena ini. Kita memang sulit untuk keluar dari permasalahan ini. Namun, setidaknya kita bisa meminimalisir dampak buruk dari power now ini dengan memanfaatkan segala perubahan kehidupan untuk tetap menegakkan spiritualitas.

    ReplyDelete
  19. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Elegi di atas dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, terkadang kita tidak konsisten dengan ucapan kita sendiri. Dan dengan sesama manusia kita terkadang menyadari kesalahan yang diperbuat seseorang ketika ia tidak konsisten, tetapi tidak mau bercermin dengan hal itu bahwa kita juga pernah melakukan kesalahan.

    ReplyDelete
  20. M. Ikhsan Ghozali
    19701261003
    PEP S3 2019

    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Menurut saya, percakapan di atas menunjukkan bahwasanya manusia memiliki dua sisi yang kontradiktif, baik dan buruk, sebagaimana Alah menciptakan alam semesta secara berpasang-pasangan, siang-malam, terang-gelap, kanan-kiri, panas-dingin, dan sebagainya. Dua sisi kontradktif ini seringkali muncul secara bergantian, baik disadari ataupun tidak, baik dalam jeda waktu yang lama maupun sebentar. Untuk itulah perlu adanya keseimbangan antara hal spiritual dan logos, sebagaimana ungkapan bijak "agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta." Dengan begitu, apa pun yang dilakukan dan diucapkan dipertimbangkan secara hati-hati, baik-buruknya, ataupun akibat yang dapat ditimbulkan.
    Dalam hal ucapan dan tindakan, harus konsisten dan mempertimbangkan hal benar dan baiknya. Jangan sampai asal mengucap dan bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan ucapan d engan tindakan mesti selaras. Jika tidak, ungkapan bijak "sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya" sangat mungkin terjadi.
    Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  21. Assalamu'alaykum wr wb
    Dwi Kawuryani
    19709251061
    Pendidikan Matematika S2 D
    dalam postingan tersebut diceritakan bahwa ada 2 belalang yang saling berbicara satu sama lain dalam sebuah percakapan. namun percakapan keduanya seperti terjadi pertikaian atau terjadi perbedaan motif. pada percakapan keduanya terdapat belalang spiritual sedang mengatakan sesuatu hal dan dibantu oleh belalang logos namun tanpa disadari bahwa mereka berdua adalah sama-sama belalang. hal ini seperti yang terjadi pada manusia pada umumnya bahwa manusia satu dengan manusia yang lain saling melontarkan pernyataan kontradiksi saling mendahului saling memberikan kritik dan saran namun tanpa menyadari bahwa mereka berdua adalah sama-sama manusia yang kodratnya memiliki sifat dan tujuan yang sama.
    Wassalamu'alaikum wr wb

    ReplyDelete
  22. Ahmad Syajili
    19709251066
    S2 PMD 2019

    Assalamualaikum wr.wb

    Dalam eligi pertengkaran belalang spiritual dan belalang logos dapat diartikan bahwa belalang spiritual menunjukkan sikap spiritual manusia dan belalang logos menunjukkan logika manusia. Dari eligi ini dapat dimaknai bahwa dalam diri manusia terdapat logika dan spiritual yang terkadang saling bertentangan. Kadang manusia terlalu menonjolkan spiritualnya tanpa mempedulikan logika dan ada juga sebaliknya bahwa manusia terlalu mengedepankan logikanya tanpa melandasi dengan spiritual. Hendaknya dalam menjalani kehidupan, manusia menyeimbangkan antara spiritual dan logikanya agar kehidupan berjalan dengan damai dan seimbang

    ReplyDelete
  23. sintha fardu anggraeni
    19709251071
    S2 pendidikan matematika/ D/ 2019

    pandangan manusia pada suatu masalah dapat berbeda- beda. maka sebaiknya kalau melakukan sesuatu jangan berpusat pada diri sendiri tetapi memikirkan orang lain. makin mau berpikir dalam kepada orang lain makin malas yang dilakukan. tindakan yang bijaksana adalah benar dipandang diri sendiri, orang lain dan Allah sang pencipta.

    ReplyDelete
  24. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum.
    Saya mengutip salah satu kalimat dari artikel diatas. "Aku perlu hasil yang baik, tetapi kenapa aku mengabaikan prosesnya". Itu banyak terjadi di kehidupan sekarang. Banyak orang, yang menginginkan hasil terbaik namun tidak melakukan yang terbaik dalam prosesnya. Proses yang baik akan menghasilkan hasil yang baik. Begitu juga sebaliknya, proses yang buruk akan menjadikan hasil yang buruk.
    Terimakasih.

    ReplyDelete
  25. Hidayatul wafiroh
    19701251010
    S2 PEP A 2019

    Dalam hidup diperlukan kekonsistenan. Namun, saat hidup konsisten maka tidak dapat mengejar kelengkapan. Sebaliknya saat kita mengejar kelengkapan maka kita tidak dapat konsisten. Hal tersebut karena kita bukan makluk yang sempurna. Kerisauan yang sering dapat dan pergi tanpa ijin mampu menggoyahkan kekonsistenan manusia. Dalam kehidupan terkadang kita selalu menginginkan hasil yang baik, tetapi kita mengabaikan prosesnya. Terkadang kita berpikir rasional, namun terkadang kita berpikir irrasional. Sepeti ungkapan esuk dhele sore tempe semua itu adalah bentuk ketidak konsistenan kita dalam kehidupan.

    ReplyDelete
  26. Jewish Van Septriwanto
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    19709251077

    Yang dapat saya pahami dari elegi ini adalah sikap plin-plan atau berubah-berubah yang dimiliki oleh manusia. Dan bahkan manusia tahu bahwa hal yang diperbuatnya baik atau salah, tetapi bersikap seolah-olah tidak tahu. Sehingga muncullah kalimat esuk tempe sore dele. Kalimat yang saya artikan sebagai perubahan yang sangat cepat. Dari sini dapat pula terlihat konsep dari kontradiksi dan bahwa manusia itu tidak sama dengan apa yang dipikirkan. Manusia hanya bisa sama dengan dirinya sendiri di dalam pemikiran mereka. Dan yang hanya dapat menyerupai dirinya sendiri ialah yang maha kuasa.

    ReplyDelete
  27. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019

    Dari elegi ini saya dapat mengambil amanah jangan sampai dalam hidup ini sifat kita seperti belalang yang selalu berganti-ganti penyataannya. Kita harus menjadi orang yang konsisten, orang-orang yang berpendirian kuat dan tidak mudah goyah. Berhubung sudah mendekati pilkada, ada baiknya ketika memilih pemimpin kita pilih pemimpin yang mampu menjaga ucapannya. Bukan sekedar pemimpin yang mengumbar janji waktu belum jadi kemudian ketika sudah terpilih beliau malah “lali”.

    ReplyDelete
  28. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    Belalang spiritual mengalami kebingungan karena apa yang ia lakukan tidak sejalan dengan apa yang ada dihatinya atau idealisme nya. Dalam hidup ini hal seperti itu sering terjadi dan terkadang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, sebaiknya jika kita melakukan sesuatu kita harus mempertimbangkan baik-buruknya (mengandalkan logika dan mendengarkan juga kata hatinya). Jika kita mengalami kesulitan dalam memutuskan alangkah lebih baik jika meminta petunjuk kepada Allah SWT.

    ReplyDelete
  29. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Keyakinan tidak hanya diawal, tetapi selama dan setelahnya. Tanggungjawab pada yang apa yang dilakukan, konsekuen dengan apa yang diucapkan. Pikiran jugalah yang membawa manusia untuk dapat bertindak benar ataupun yang kurang benar. Manusia merasa bahagia karena dapat melihat saat ada satu lilin menyala di antara kegelapan. Manusia juga dapat merasa sedih saat melihat kegelapan dan hanya ada satu lilin yang meneranginya. Manusia dapat merasa bersyukur karena ada mawar merah merekah di antara duri-duri. Namun manusia juga bisa merasa marah saat mereka fokus pada durinya yang dianggap mengganggu keindahan bunga mawar. Karenanya, berhati-hatilah dengan pikiran, karena pikiran dapat menelurkan kata-kata, yang mempengaruhi tindakan dan menjadi suatu kebiasaan.

    ReplyDelete
  30. Sekar Hidayatun Najakh
    19701251007
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaykum wr wb...
    Tindakan ada dua macam, yakni tindakan berdasarkan pemahaman dan tindakan berdasarkan ketidakpahaman. Pemahaman itu ada dua macam, pemahaman hati dan pemahaman pikir. Pemahaman hati diwujudkan dalam beribadah, pemahaman pikir diwujudkan dalam tindakan pikiran seperti menghitung. Sedangkan bernafas, tidur itu adalah potensi. Pemahaman pikir adalah logika. Paralogos adalah bukan sekedar logika biasa. Paralogos adalah logika dibawah logika.

    Terimakasih Prof.

    ReplyDelete
  31. assalamu'alaikum
    Novi Indriyani Kones
    19701251002
    PEP S2 A 2019

    Artikel ini memberi pelajaran bahwa kita boleh berpendapat tetapi kita harus menyesuaikan dan menghargai yang lain, jangan terus berbicara tanpa memberikan yang lain kesempatan.

    Terimakasih
    Wassalamu'alaikum wr.wb

    ReplyDelete
  32. Latifa Krisna Ayu
    19709251060
    S2 Pendidikan Matematika D

    Berdasarkan tulisan di atas, saya mendapatkan gambaran bahwa belalang spiritual itu seperti layaknya mayoritas manusia. Ia sadar akan suatu hal itu baik, namun tidak dikerjakan. Begitu pula dengan hal lainnya yang ia sadari bahwa itu buruk, tetapi tetap ia lakukan. Manusia terkadang bertindak tidak sesuai dengan pikirannya, sama seperti yang tergambar dalam dialaog belalang spiritual, apa yang ia ketahui tidak menjadi pedoman untuk hal yang ia lakukan.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  33. Heriansyah
    19701261017
    PEP S3 2019

    Cerita di atas adalah tentang konsistensi dalam inkonsistensi. Inkonsistensi adalah antonim dari konsistensi. Apa yang terjadi jika konsistensi terjadi dalam inkonsistensi? Dalam inkonsistensi ada ketidaklurusan. Ketidaklurusan berujung pada ketidakjelasan dan ketidaktegasan. Ada yang menyebutnya mencla-mencle. Realitas ini banyak ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari.Jika dibiarkan akan terjadi pembenaran. Pembenaran menjadi preseden umum dan akhirnya menjadi kebiasaan. karena terbiasa ia akan menjadi konsistensi yang negatif yakni konsistensi untuk inkonsistensi.
    Konsistensi adalah sesuatu yang perlu dipertahankan sebaliknya inkonsistensi adalah sifat yan harus dihilangkan.Dalam konsistensi ada wujud disiplin dan kukuh dengan pendirian. Inkonsistensi mealhirkan orang yang tidak kukuh dengan pendirian yang menyebabkan menjadi mencla-mencle.

    ReplyDelete
  34. Dea Armelia
    19709251072
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Pernyataan penting dari tulisan di atas bahwa agar harmonis, maka, perlu seimbang antara dunia dan akhirat. Hidup di dunia ini tidak ada yang abadi, akhiratlah kehidupan yang sesungguhnya. Namun kehidupan di dunia lah penentu bagaimana hidup kita di akhirat kelak. Sesungguhnya, dunia hanya persinggahan menuju alam yang sebenarnya. Melalui drama kematian, seseorang telah memasuki sebuah fase alam baru menuju alam keabadian. Semua makhluk berjalan dalam putaran waktu yang semua itu ada dalam kendali sang Penguasa. Manusia di muka bumi ini adalah khalifah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban amalnya masing-masing. Yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah kita mempersiapkan bekal yang cukup untuk kelak, karena mati pun datang tanpa permisi

    ReplyDelete
  35. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  36. Annisa Nur Arifah
    18709251058
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Spiritual berhubungan dengan hati atau perasaan. Sedangkan logos berhubungan dengan akal. Akal sebagai organ untuk hukum realitas duniawi, dengan penggolongan terhadap sesuatu yang nyata dan dapat diterima akal secara mayoritas. Hal ini dikategorikan sebagai logika akal, dengan perangkat bantunya berupa panca indra. Hati sebagai organ untuk hukum spiritual, dengan standart yang berbeda dalam kerjanya dan cenderung subyektif. Pada tahapan tertentu, bagi mereka yang mampu mengendalikan ‘diri’, secara otomatis akan memiliki sensor penghubung dengan logika akal, sehingga pengalaman supranatural dapat dijelaskan secara logika (untuk dirinya sebeluh dishare dengan orang lain).

    ReplyDelete
  37. Annisa Nur Arifah
    18709251058
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Contoh perbedaan mendasar spiritual dan logos dapat dilihan pada seseorang yang dalam hidupnya miskin harta, maka dalam konsep keadilan Tuhan akan ada pemikiran: (1) logos atau logika Akal akan melihat sebagai bentuk ketidak adilan, dan (2) spiritual atau logika Spiritual akan melihat sebagai hal yang menguntungkan, karena kondisi tersebut lebih memudahkan orang untuk melakukan pendekatan kepada Tuhan (bila dia mengambil kesempatan itu).

    ReplyDelete
  38. Annisa Nur Arifah
    18709251058
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Hubungan dari spiritual dan logos yaitu meniurut Sigmun Freud (1856-1939) yang menyimpulkan bahwa agama adalah satu respon manusia terhadap ketidak berdayaan mereka untuk mengontrol dunia, merupakan kesimpulan yang mengandung kebenaran (sebagian besar manusia melakukan hal ini). Hanya saja tolok ukur dari sudut pandang logika akal, padahal wilayah ini menjadi bagian dari logika spiritual.

    ReplyDelete