Nov 1, 2012

Kesimpulanku Berfilsafat




Ass, forum ini sengaja saya berikan kepada semua Pembaca yang Budiman, untuk memberikan KESIMPULAN dari Kegiatan Berfilsafatnya sesuai dengan Latar belakangnya masing-masing.


Sedangkan untuk semua Mahasiswa saya yang menempuh Kuliah Filsafat Ilmu S2 Pendidikan Matematika, S2 Pendidikan Sain, maupun yang menempuh Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika program S1, Forum ini BERSIFAT WAJIB dibuat. 

Mohon diusahakan agar Kesimpulan menggambarkan pemahaman 3 (tiga) Pilar Filsafat, Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis secara Keseluruhan baik secara Intensif maupun Ekstensif.

Boleh ditambahkan Pesan atau saran-saran kepada orang lain.

Perlu di catat bahwa tidaklah forum ini untuk menekankan pada pembenaran (betul/salah) tetapi lebih kepada penjelasan masing-masing individu.

Variasi/perbedaan-perbedaan/ciri khas/pengalaman/konteks yang ada dianggap sebagai kekayaan khasanah mempelajari Filsafat.

Agar tampak originalitasnya, malah sebaiknya tidak perlu menggunakan Referensi. Spontan saja sampaikan konsep atau ide sehingga enak dibaca.

Demikian selamat mencoba, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Amin

24 comments:

  1. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Sebenar-benar filsafat adalah dirimu. Dan sebenar-benar dirimu maka dirimulah yang memahaminya. Filsafat adalah ilmu olah pikir dengan refleksif diri. Sehingga benar bahwa sebenar-benar duniamu adalah pikiranmu. Bangunlah dunia yang menerangi tidak hanya bagi dirimu tapi untuk banyak orang. "Belajar Filsafat tidak mudah, karena sifat Intensif dan Ekstensif. Filsafat adalah Pikiran Para Filsuf. Jika tidak mau membaca pikiran para filsuf maka tidak akan memperoleh apapun kecuali akan menjelma menjadi seorang Reduksionis terbesar di dunia. Padahal sebenar-benar orang paling berbahaya di dunia adalah seorang Reduksionis yang Determinis". Dengan berkembangnya pikiran secara intensif dan ekstensif maka Kategori Berpikir akan diperoleh Struktur Pengetahuan yang kemudian disebut sebagai Ilmu Pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan memiliki manfaat yang besar dalam hidup manusia selagi manusia itu dapat menggunakannya secara arif dan bijaksana.
    Pak Marsigit juga pernah menyampaikan bahwa : "belajar filsafat itu tidak boleh sepotong-sepotong. Kalimat-kalimat filsafat juga tidak bisa diambil sepenggal-penggal. Karena jika demikian maka tentu akan diperoleh gambaran yang tidak lengkap" dan "jangan gunakan filsafat itu tidak sesuai ruang dan waktunya. Jika engkau bicara dengan anak kecil perihal hakekat sesuatu maka engkau itu telah menggunakan filsafat tidak sesuai dengan ruang dan waktunya". Saat melaksanakan perkuliahan filsafat di kelas, Pak Marsigit sering mengingatkan agar kita membaca elegi-elegi yang ada di blog beliau secara ikhlas. Membaca elegi secara ikhlas artinya kita harus mampu memahami isinya. Membaca juga komen-komen yang ada. Mampu mensintesiskan pikiran yang lain. Dan mampu menghasilkan anti-tesis anti-tesisnya. Dikatakan pada elegi di atas bahwa "sekali lagi, warning bagi kita, agar kita sesegera mungkin membaca Elegi-elegi yang lain, karena segala jawaban dari persoalan-persoalan kita sudah tersedia di sana".

    ReplyDelete
  2. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Kesimpulanku yang masih dan terus belajar mengenai filsafat berdasarkan tiga pilarnya adalah secara ontologi hakikat filsafat adalah tentang apa yang ada, sedangkan secara epistimilogi, konsep filsafat saya dapatkan melalui konsep hermeneutika yaitu dengan menerjemahkan dan diterjemahkan secara ikhlas dan dalam rentangan siklik yang sesuai dengan perkembangan, dan dalam pilar aksiologinya saya melihat bahwa guna mempelajari filsafat adalah melihat dan mempelajari konsep keberagaman(pluralisme) dari yang selama ini berasal dari aku dan bukan aku.

    ReplyDelete
  3. Anggoro Yugo Pamungkas
    18709251026
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Berdasarkan artikel yang berjudul kesimpulanku berfilsafat diatas, Nah masing-masing orang pasti mempunyai kesimpulan-kesimpulan yang berbeda dalam berfilsafat. Berfilsafat menurut saya, pikiran kita yang telah tertuangkan dalam kata-kata. Namun tidak semua apa yang semua kita pikirkan dapat kita tuliskan dalam kata-kata atau bahasa. Nah pikiran kita ada yang baik dan ada yang buruk, oleh sebab itu berfilsafatlah dengan didasari agama yang kuat. Jangan sampai kita belajar dalam berfilsafat, malah kita menjadi sesat. Gunakanlah filsafat untuk menjadi refleksi pikiran-pikiran yang baik. Yang belum baik, maka perbaikilah. Yang sudah baik, maka semoga ditambah kebaikannya.

    ReplyDelete
  4. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap individu mampu untuk berfilsafat karena filsafat adalah dirimu. Ruang lingkup filsafat ilmu sangat luas dapat mencakup segala yang ada di dunia sesuai dengan ruang dan waktunya. Karena filsafat adalah dirimu maka gunakanlah akal dan pikiranmu untuk berfilsafat sebab filsafat selalu menggapai logos yang artinya kemampuan berpikir secara logis, di samping itu filsafat juga merupakan segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Sebenar-benar filsafat adalah mengadakan yanf mungkin ada dan sebaik-baik filsafat adalah menggunakan hati sebagai pondasi dalam berfilsafat, dengan keyakinan dalam hati bahwa segala sesuatunya hanyalah milik Allah Ta’ala dan tidak untuk dipertentangkan.

    ReplyDelete
  5. Falenthino Sampouw
    18709251006
    S2 Pendidikan Matematika

    Selamat pagi, Prof.
    Dalam berfilsafat saya menemukan bahwa segala sesuatu relatif dalam pikiran. Misalnya kesombongan, dalam kedudukan tertentu sombong menjadi positif. Namun, sebenarnya hati terus memberikan arah bahwa yang namanya sombong dalam keegoisan pada hakekatnya adalah negatif dan tidak dibenarkan untuk dilakukan. Karena relatif dalam pikiran, maka banyak hal dapat saya pahami sesuai dengan makna yang saya ambil secara pribadi. Pada intinya setiap makna akan mengikuti perasaan yang terus positif dalam menjalani hidup. Dan menjadi pekerjaan berat untuk membuat hati selalu positif. Hal itu dapat saya kerjakan dengan cara terus menambah ilmu spiritualitas dan memperbanyak doa-doa saya.
    Terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  6. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Jujur, belajar filsafat pada tingkatan kali ini lebih berkesan bukan karena belajar pada jaman lalu tidak berkesan, tetapi diri ini lebih memahami ke situasi filsafat kehidupan baru kali ini. Oh ini yang namanya filsafat, oh begini ini termasuk filsafat, oh begitu itu tetap termasuk filsafat, oh hal kecil ini tidak dianggap remeh oleh filsafat, dan lain-lain. Sebelumnya berpikir yang terlalu bertele-tele, berpikir hal kecil yang menurut diri ini sangat penting tetapi dianggap hal konyol oleh orang lain bahkan orang terdekat itu merupakan salah satu penyebab akan enggan untuk membahasnya dengan selain diri sendiri. Menyendiri merupakan hal yang menjadi terfavorit, memikirkan segala sesuatu tanpa ada yang melarang untuk memikirkannya. Meskipun sering kelewatan menjadi sebuah fantasi yang berharap seperti di dunia dongeng, untungnya masih bisa kembali ke alam sadar alam dunia nyata sekarang ini. Hal yang menjadi kebiasaan lainnya yaitu ditermin kepada orang-orang yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sekalipun. Meskipun diri ini tidak suka ditermin oleh orang lain, tetapi bagaimana lagi sudah menjadi refleks untuk ditermin kepada setiap orang yang lewat. Spekulasi yang tidak baik tetapi bisa membuat diri ini mengurangi melamun yang kelewatan dan mampu berlatih mengolah pikir menjadi intuisi yang nyata. Bisa disimpulkan bahwa sejak dulu diri ini sudah berfilsafat tanpa disadari dan hal yang paling membahagiakan adalah semua pikiran baik yang sederhana maupun rumit pun masih bisa diterima oleh Ilmu Filsafat.

    ReplyDelete
  7. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Bagai memetik bunga yang baru kuncup, rasanya belum pantas menyimpulkan sesuatu yang belum terselesikan. Namun hanya sekedar menyampaikan, bahwa filsafat mengajarkanku tentang keikhlasan.
    Keikhlasan dalam berkewajiban, contohnya membaca elegi dan berkomentar.
    Keikhlasan dalam manerjemahkan (masih saya pahami sebagai menguak metafisik dibalik fisik), contohnya proses pemahaman terhadap elegi-elegi Bapak.
    Keikhlasan dalam memahami hakekat seorang hamba, contohnya proses melepaskan diri dari belenggu rasa memiliki dan rasa sombong (karena hamba adalah milik sang Pemilik maka tak pantas jika memiliki rasa yang sama yaitu rasa memiliki yang hanya akan berakibat kesombongan).
    InsyaAllah akan disambung dan mungkin diralat jika dilain waktu ternyata pemahaman tersebut justru sesat atau mengancam kesesatan.

    ReplyDelete
  8. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Filsafat mengajarkan kita untuk ikhlas dalam hati dan pikiran. Berfilsafat mengarahkan kita untuk berfikir tidak hanya di satu sisi namun juga dari segala sisi. Juga tidak mengabaikan ruang dan waktu. Dengan berfilsafat kita juga berpikir apa yang ada dan yang mungkin ada. Semakin berfikir semakin bersyukur dan berfilsafat menjadikan kita semakin mengetahui kekuasaan Allah, dimensi spiritual yang Maha Segalanya. Filsafat menjadikan kita belajar sebagai manusia yang bijaksana dalam menanggapi segala sesuatu tentang kehidupan dan tentnag kuasa Allah, bagaimna kita memandang dengan lebih luas, tajam dan mendalam tentang dunia.

    ReplyDelete
  9. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Filsafat adalah olah pikir. Filsafat dalah diriku. Artinya filsafat itu adalah pikiranku. Pak Marsigit selalu berpesan ketika ingin memahami filsafat maka bacalah, bacalah, dan bacalah, ketika belajar filsafat tidak hanya menggunakan pikiran tetapi juga menggunakan hati, dan bahayanya filsafat adalah tidak sesuai dengan ruang dan waktunya dan sepenggal-sepenggal. Belajar filsafat itu menggoyahkan yang sudah mantap karena yang sudah mantap itu berupa mitos, sudah tidak berpikir lagi.

    ReplyDelete
  10. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Setelah aku belajar filsafat, aku belajar untuk menjadi pribadi yang lebih peka. Peka dalam mengenali setiap kejadian-kejadian yang ada dalam diriku sendiri maupun yang aku amati di sekitarku. Dengan berfilsafat, aku belajar untuk lebih menggunakan hati dan pikiranku. Setelah belajar filsafat, aku mulai belajar untuk lebih kritis dalam memandang suatu hal. Memikirkan sesuatu dari segala sisi. Sementara itu aku juga berusaha untuk semakin mendekatkan diriku kepada Allah SWT. Karena Prof. Marsigit pernah menyampaikan bahwa untuk belajar filsafat, seseorang harus lebih menguatkan dan mendekatkan diri dulu kepada Sang Pencipta sesuai ajaran agamanya masing-masing, agar kita tidak hanya mengedepankan pikiran tetapi juga menggunakan hati nurani dalam setiap ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  11. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berfilsafat mengajarkan kita untuk menyesuaikan pikiran kita akan ruang dan waktunya. Hal tersebut bertujuan agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada ruang dan waktu yang berbeda. Untuk bisa mewujudkannya maka hal yang harus kita lakukan yaitu memperluas pemikiran dan pengalaman yang dimiliki. Seperti proses membaca elegi-elegi pada saat ini merupakan salah satu cara yang kita lakukan untuk dapat menambah pemahaman pemikiran kita tentang sesuatu yang ada dan mungkin ada dalam kehidupan.

    ReplyDelete
  12. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Dari apa yang saya pahami tentang filsafat sejauh ini. Saya ingin menyimpulkan bahwa filsafat itu landasan berpikir yang berisi tentang pendekatan dan cara untuk mencari hakikat segala sesuatu. Filsafat itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehingga filsafat itu adalah tentang ruang dan waktu karena kita semua hidup dalam arus ruang dan waktu. Jangkauan filsafat merentang dari apa yang kita ketahui hingga apa yang belum diketahui, dari yang ada dan yang mungkin ada. Karenanya untuk berfilsafat membutuhkan pemikiran yang sedalam-dalamnya(intensif) dan seluas luasnya(ekstensif). Dari berfilsafatlah kita bisa terhindar dan keluar dari lingkaran kesesatan namun dari filsafat pulalah kita bisa jatuh dalam kesesatan jika tidak mendalami dan memperluasnya. Dalam berfilsafat kita juga harus menjadikan hati sebagai komandonya dan logos sebagai pengawalnya. Bagi saya filsafat adalah perenungan, pemikiran, dan kehidupan bagi hidup kita.

    ReplyDelete
  13. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berfilsafat dapat diartikan sebagai melihat segala hal dalam diri kita, karena filsafat merupakan hasil pemikiran individu. Filsafat juga dapat diartikan sebagai sikap pada individu yang sadar dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyentuh segala hubungan. Dengan kata lain, dengan filsafat kita menjadi sadar akan ruang dan waktu, bisa menenpatkan segala sesuatu sesuai dengan ruang dan waktu. Seperti yang kita tahu, segala yang ada di dunia ini bersifat relatif, baik atau buruk, indah atau tidak, dan lain sebagainya tergantung pada ruang dak waktunya. Namun, jika diperluas, belumlah kita berfilsafat apabila kita belum merujuk pendapat para filsuf.

    ReplyDelete
  14. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Mengetahui banyaknya ilmu yang telah dipelajari oleh manusia sejak dilahirkan ke dunia hingga saat ini harusnya manusia sudah memikirkan bagaiman ilmu-ilmu tersebut saling berkaitan dan tentu saja dihubungkan dengan alam sekitar kehidupan manusia. Tidak perlu jauh-jauh bisa dimulai dengan memahami isi pikiran sendiri dan tentu saja bagaimana hati terlibat di dalamnya. Sehingga bila manusia sudah memahami jalan pikirannya sendiri maka sudah dikatakan bahwa manusia sudah menerapkan ilmu filsafat.

    ReplyDelete
  15. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Saya dapat membuat kesimpulan tentang filsafat sebagai berikut: secara ontologis filsafat memang ada karena berhubungan dengan olah pikir manusia. Manusia diberikan otak untuk berpikir sehingga filsafat berperan langsung disitu. Sedangkan secara epistemologis (rangkuman pendapat menurut para ahli) adalah bahwa filsafat menyangkut cara bernalar akan sesuatu sedang-kan secara aksiologis filsafat mengandung arti sebagai bahan refleksi yang diperoleh dari olah pikir manusia.

    ReplyDelete
  16. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Dalam berfilsafat sejauh ini, secara tidak langsung saya merasa tertarik oleh pemikiran yang sebelumnya belum pernah dirasakan atau terpikirkan. Istilah baru, hal baru dan semua olah pikir yang sebelumnya belum pernah ditemui ada dalam filsafat. Dan uniknya semua membutuhkan proses tidaklah instan, karena filsafat dibangun oleh diri sendiri melalui pemikiran para filsuf. Sehingga kemampuan berfilsafat setiap orang berbeda-beda

    ReplyDelete
  17. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Sebenar-benar berfilsafat adalah berpikir, pikiran dalam setiap orang berbeda-beda sehingga dalam berfilsafat itu sifatnya memang relatif tidak kaku dan tidak tetap seperti halnya dalam ilmu matematika. Blog ini menjadikan kami sebagai mahasiswa yang memang memiliki banyak perbedaan pemikiran, dan mencoba untuk menyatukan pemikiran dengan membaca tulisan-tulisan yang sudah bapak Marsigit lampirkan dalam blog ini. Dengan adanya blog ini, banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan dan semoga bermanfaat bagi kami semua untuk di kemudian hari.

    ReplyDelete
  18. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    “Sebenar-benarnya filsafat adalah dirimu sendiri” konsep berfilsafat tersebut sangat mengena di pikiran dan hati saya. Selama ini pikiran-pikiran kita dibatasa oleh aturan-aturan baik aturan berpikir, berbicara, aturan merangkai kata, dan aturan-aturan lainnya, sehingga menganggu kebebasan kita dalam berpikir.”jika ingin belajar filsafat, maka engkau harus membaca pemikiran para filsuf” perkataan Prof. Marsigit tersebut juga sangat terkesan bagi saya. Selama ini saya memahami filsafat sebagi seuatu konsep yang abstrak, ternyata sangat berhubungan dengan konsep berpikir matematika. Pelan-pelan saya mulai memahami istilah-istilah yang mayoritas kata-katanya asing di telinga saya. Bahkan ada yang saya pahami sebagai suatu konsep pemikiran sosial di zaman modern ini, ternyata berasal dari pemikiran filsuf di zaman kuno. Sehingga saya memahami bahwa filsafat adalah apa yang ada, yang sesuai dengan ruang dan waktunya.

    ReplyDelete
  19. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    Berfilsafat merupakan sebuah proses belajar untuk mengolah hati dan pikiran. Olah pikir tentang sesuatu yang nyata dan dapat diterima secara logis. Berfilsafat mengajarkan untuk selalu menata hati dari segala tindakan yang akan dilakukan ikhlas, tidak sombong, saling membantu dan lain sebagainya. Berfilsafat memiliki nasihat yang tersirat di dalamnya. Hakekatnya seseorang yang mampu berfilsafat adalah mereka yang selalu mengingatkan kepada Sang Maha Pencipta Alam Semesta di setiap filsafatnya.

    ReplyDelete
  20. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Filsafat adalah diriku, berfilsafat adalah mengemukakan pendapatku dengan penjelasannya. Filsafat adalah dunia, berfilsafat adalah belajar dari semua informasi dan menerjemahkan, mau mendengar, melihat, mengerahkan indera secara bijak. Mongolah informasi dengan menyadari keterbatasan.

    ReplyDelete
  21. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Melalui perkuliahan filsafat saya mempelajari bahwa filsafat adalah diri kita sendiri. Sebenar-benar filsafat adalah penjelasan diri kita sendiri dan sebenar-benar penjelasan kita adalah aktivitas kita. Jadi bagaimana kita menerapkan ilmu pengetahuan yang kita telah peroleh dalam kehidupan kita. Memanfaatkan sebaik-baiknya ilmu yang telah kita peroleh. Sebagai seorang mahasiswa atau pendidik bagaimana kita memanfaatkan, mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani masa perkuliahan.

    ReplyDelete
  22. Rona Happy Mumpuni
    19709251059
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Setelah mengikuti perkuliahan filsafat hampir selama 1 semester ini saya dapat menyimpulkan bahwasannya filsafat itu tidak instan, terus berproses, terus membaca dan merasa rendah hati agar kita semakin termotivasi untuk belajar lebih, mencari tahu lebih dan terus berpedoman pada pemikiran-pemikiran filsuf. Meskipun terkadang dalam berproses kita melakukan banyak kesalahan akibat dari ketidak pahaman terhadap sesuatu hal maka tidak mengapa, karena sebaik-baik filsafat adalah dirimu. Terima kasih Prof. Marsigit yang sudah membersamai kami dalam proses berfilsafat.

    ReplyDelete
  23. Jewish Van Septriwanto
    19709251077
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih untuk tulisan ini prof, Filsafat adalah pola pikir, meliputi sumber-sumber yang dipikir, pembenaran, cakupan, logika, metodologi, estetika, menurut siapa, terjadi dimana, dan kapan terjadinya. Filsafat terdiri atas tiga aspek, yaitu ontologi (hakekat), epistemologi (metodologi), dan estetika (kepantasan). Dalam hal ini filsafat ilmu sebetunya lebih condong kepada aspek epistomologi, namun tiada bisa satu aspek dipisahkan dengan aspek lainnya. Sehingga jika mempelajari salah satu aspek, maka dengan sendirinya mempelajari aspek lainnya. Jadi dalam filsafat, apa yang kita pelajari menjangkau segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, termasuk segala aturan-aturan atau hukum-hukum. Komunikasi spiritual memiliki peran yang sangat penting dalam mempelajari ilmu-ilmu, termasuk mempelajari filsafat, karena spiritual memiliki kedudukan tertinggi. Sesungguhnya setinggi-tinggi ilmu dan pikiran tidak akan mampu mengetahui seluk beluk hati (spiritual). Maka janganlah kita hanya mengandalkan pikiran (filsafat) saja untuk memaknai spiritual (agama), melainkan menggunakan hati pula. Selain itu hendaknya kita menjadikan hati kita sebagai pemimpin atau kompas yang akan menentukan arah hidup kita. Sesungguhnya, di dalam hati itulah bernaung ilmu spiritualitas kita masing-masing.Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha menyeimbangkan ilmu yang kita miliki dengan spiritual yang kokoh dan senantiasa berdoa agar hati kita selalu terpaut dengan-Nya.

    ReplyDelete
  24. Dini Senjaningrum
    19709251067
    Pendidikan Matematika D 2019

    Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah filsafat mengajarkan untuk lebih bijaksana dalam menghadapi segala hal. Sebuah permasalahan tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang saja akan tetapi dilihat dari berbagai sudut pandang, hal ini bertujuan agar kita memperoleh sebuah kebenaran. Filsafat juga mengajarkan pentingnya ilmu dalam setiap proses kehidupan manusia dan membaca merupakan sebuah jembatan untuk memperoleh ilmu.

    ReplyDelete