Nov 9, 2014

Kutarunggu Menjunjung Langit

Oleh Marsigit



Bagawat:
Wahai Cantraka, sudah lamakah engkau duduk disitu. Engkau menunggu siapa.

Cantraka:
Bagindha Bagawat yang bijaksana pembawa cerah. Ampunilah diriku karena mungkin aku telah mengusik ketenanganmu. Aku sengaja menunggu di sini agar bisa berkonsultasi dengan engkau.

Bagawat:
Wahai Cantraka, bukankah aku masih ingat bahwa engkau adalah salah satu dari sekian banyak murid-muridku. Tetapi kenapa? Sementara murid-muridku yang lain semuanya sudah pergi meninggalkan Kutarunggu, tetapi engkau masih saja di sini? Konon mereka semua pergi karena mereka ingin menguji ilmu yang diperoleh di Kutarunggu ini. Aku juga mendengar bahwa mereka akan mengikuti perlombaan menjunjung langit.

Cantraka:
Maafkan diriku sang Bagawat. Maafkan pula jika diriku adalah muridmu yang paling bodhoh dari semua murid-muridmu. Sebetulnya saya juga telah pergi meninggalkanmu, pergi meninggalkan Kutarunggu ini, tetapi di tengah perjalanan saya mempunyai persoalan-persoalan sehingga saya terpaksa kembali ke sini dan ingin berkonsultasi kembali kepadamu. Maka jika engkau masih berkenan aku masih ingin bertanya banyak hal kepadamu. Tetapi disamping aku ingin bertanya, perkenankanlah aku ingin menyampaikan pengalaman perjalananku mengikuti perlombaan menjunjung langit.

Bagawat:
Oh baik, bukankah engkau tahu bahwa selama ini aku selalu menyediakan waktuku selama 30 jam perhari untuk bisa melayani pertanyaan-pertanyaan para murid-muridku. Lantas, engkau masih ingin bertanya tentang apa saja. Tentu aku akan sangat senang mendengar ceritamu bagaimana pengalamanmu mengikuti perlombaan menjunjung langit. Coba ceritakan bagaimana asal muasal sampai ada acara perlombaan menjunjung langit, siapa yang mengadakan perlombaan, bagaimana cara mengikutinya dan apa hadiahnya serta siapa saja peserta perlombaannya?

Cantraka:
Itulah justru yang ingin aku tanyakan kepada guru. Dari cerita para peserta lomba, konon yang mengadakan lomba menjunjung langit adalah Orang Tua Berambut Putih, tetapi menurut beritanya Orang Tua Berambut Putih itu sudah meninggal dunia, tetapi tidak diketahui di mana dia meninggal dan di mana dia dimakamkan. Tetapi tentang perlombaan, tata cara perlombaan, kriteria pesertanya serta hadiahnya selalu dapat didengarkan jika dalam keadaan sepi dan tenang, yaitu pada saat setelah tengah malam dan menjelang subuh. Suara itu terdengar begitu jelasnya seakan turun dari langit tetapi tidak diketahui dari mana asalnya. Konon hanya orang-orang yang berhati bersih dan dan berpikiran kritislah yang bisa mendengar suara itu. Aku pernah berusaha membersihkan hati dan berusaha berpikir kritis, dan ternyata aku juga bisa mendengar suara itu. Konon perlombaan itu akan diselenggarakan di suatu tempat yang dikenal sebagai tanpa batas. Oleh karena itu, wahai guruku, sebelum aku mengikuti perlombaan itu, aku merasa masih ingin berkonsultasi kepadamu perihal kejadian-kejadian aneh yang aku alami, sekalian aku masih memohon doa restumu.


Bagawat:
Wahai Cantraka, ketahuilah bahwa langitpun bisa menangis jikalau terlalu lama tidak menemukan buminya. Ketika engkau datang kepadaku dan bercerita banyak tentang perlombaan menjunjung langit, aku pun telah menangis dalam hatiku. Ketahuilah bahwa sebetulnya tangisanku itu bukanlah karena langit tidak menemukan buminya, tetapi sebaliknya karena langit telah menemukan buminya. Wahai Cantraka, coba ceritakan kepadaku siapa sajakah yang engkau lihat dalam perjalanan mengikuti perlombaan itu? Ciri-cirinya serta jalan-jalan yang dilalui serta kejadian-kejadiannya?

Cantraka:
Ampunilah guruku, aku sungguh tidak mengetahui kata-kata guruku. Aku juga bingung apa maksud guru menangis, aku juga bingung apa yang dimaksud guru dengan langit ketemu bumi. Tetapi baiklah guruku, aku akan ceritakan semua pengalamanku ketika aku bersama mereka. Orang-orang yang berangkat mengikuti perlombaan itu beraneka ragam, semua jenis manusia ada di sana, laki-laki, perempuan, tua, muda, mahasiswa, pedagang, politisi, pejabat, mahasiswa, dosen, presiden, gubernur, rektor, orang sakit, guru, murid, orang sombong, orang alim, pandai cendekia, bahkan ada bayi, bahkan ada orang yang sedang sekaratul maut, anehnya ada orang seperti Orang Tua Berambut putih juga tampak di sana, aku juga melihat ada orang mirip wajahmu. Semua orang yang pernah aku lihat di dunia ini ada di sama ditambah semua orang yang belum pernah aku lihat. Tetapi semuanya adalah manusia. Aku tidak menemukan seekor binatangpun di sana. Anehnya aku juga melihat ada orang yang persis diriku juga ada di sana.

Bagawat:
Hemmm...luar biasa keadaannya. Coba ceritakan bagaimana kejadian-kejadiannya.

Cantraka:
Wahai guruku, ternyata aku menyaksikan bahwa di sana ada berbagai macam kejadian. Kejadian itu ada yang baik, ada yang buruk, ada yang indah, ada yang mengerikan, ada yang sopan, ada yang kejam, ada yang terpencil, ada yang ramai, ada yang sepi, ada yang besar, ada yang kecil, ada yang logis, ada yang tidak logis, ada yang tetap, ada cepat berubah. Singkat kata aku telah menyaksiakan semua kejadian yang pernah aku saksikan, aku dengarkan di dunia ini, bahkan yang hanya aku pikirkan, semuanya ada di sana. Bahkan lebih dari itu, ada pula kejadian-kejadian yang semula hanya aku pikirkan ternyata di sana tampak jelas terjadi di sana.

Bagawat:
Hemmm..luar biasa kejadiannya. Coba ceritakan apa yang paling mengesankan dari orang-orang itu dan kejadiannya, dan apa perbedaannya antara dirimu dengan mereka?

Cantraka:
Wahai guruku, ini bukanlah suatu tentang yang mengesankan bagiku, tetapi sesuatu yang aku merasa aneh. Anehnya, suatu ketika aku mengalami kejadian di mana aku tidak tahu mengapa dan bagaimana kejadian itu terjadi. Kejadian itu adalah bahwa aku bisa bertanya kepada semua orang yang ada di sana. Pertanyaanku cuma satu saja, yaitu dimanakah Orang Tua Berambut Putih. Ternyata sebagian besar dari mereka menjawab bahwa Orang Tua Berambut putih telah meninggal dunia. Yang lebih aneh lagi adalah orang yang persis Orang Tua Berambut putih juga mengatakan bahwa Orang Tua Berambut putih itu telah meningal dunia. Hanya dirikulah yang sedikit ragu apa betul Orang Tua Berambut Putih telah meninggal dunia. Oleh karena itu aku datang kepadamu untuk menyampaikan keraguanku.

Bagawat:
Hemmm..luar biasa kejadiannya. Untuk yang kedua kalinya aku ingin meneteskan air mataku.

Cantraka:
Kenapa guru meneteskan air mata?

Bagawat:
Rasa bangga terkadang bisa meneteskan air mata. Itulah kebanggaan seorang guru melihat kecerdasan murid-muridnya? Teruskan ceritamu.

Cantraka:
Ada seorang merasa telah menguasai ilmu dunia secara sempurna, tetapi kemudian mati ditengah-tengah perlombaan ketika berusaha menjunjung langit. Dia ternyata tidak kuat menjunjung langit, terjatuh kemudian mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia sebetulnya orang yang sombong. Seorang berilmu tidaklah seharusnya merasa dirinya telah purna menguasai ilmu. Maka kematiannya disebabkan karena kesombongannya.

Cantraka:
Ada seseorang merasa mempunyai keberanian luar biasa, kemudian menjoca menjunjung langit, tidak kuat kemudian juga mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia sebetulnya sombong. Seseorang pemberani mestinya harus melengkapi ilmunya. Maka kematiannya disebabkan karena kurang berilmu.

Cantraka:
Ada seseorang yang merasa telah mempunyai ilmu dunia. Dia mengaku walaupun ilmunya baru sedikit, tetapi sudah cukup untuk menghidupinya. Kemudian dia berusaha mengangkat langit, dia terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia juga termasuk sombong karena tidak berusaha menambah ilmunya. Maka kematiannya adalah karena kesombongannya.

Cantraka:
Ada orang yang berilmu. Dia mengaku telah purna ilmunya baik ilmu dunia maupun akhirat. Dia kemuadian berusaha mengangkat langit, dia juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia ternyata juga telah berlaku sombong karena pengakuannya merasa telah berilmu.

Cantraka:
Ada orang penampilannya luar biasa, kelihatannya dia seorang Raja. Banyak pengikutnya. Dia kemudian berusaha mengangkat langit, dia juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia ternyata telah berlaku sombong. Untuk mengangkat langit itu harus ikhlas. Kedudukannya sebagai seorang Raja itulah yang menjadikan dia berlaku sombong karena merasa selalu bisa mengatur dunia. Maka kematiannya adalah juga karena kesombongannya.

Cantraka:
Ada seorang ksatria. Dia juga seorang pertapa. Dia tidak mengaku-aku mempunyai ilmu, tetapi orang lain bisa melihatnya bahwa dia adalah orang berilmu. Dia kemuadian berusaha mengangkat langit, dia juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia juga telah berlaku sombong karena merasa bisa mengangkat langit. Maka kematiannya juga karena kesombongannya.

Cantraka:
Ada seorang yang mengaku sebagai Orang Berambut Putih. Dia kemuadian berusaha mengangkat langit, dia juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia juga telah berlaku sombong karena merasa bisa mengangkat langit. Maka kematiannya juga karena kesombongannya.

Cantraka:
Ada seorang guru matematika. Dia kemuadian berusaha mengangkat langit, dia juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia juga telah berlaku sombong karena merasa bisa mengangkat langit. Maka kematiannya juga karena kesombongannya.

Cantraka:
Ada seorang yang bingung. Dia dipaksa oleh teman-temannya untuk mencoba mengangkat langit. Dia kemuadian berusaha mengangkat langit, dia juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Orang yang bingung itu merugi dalam 2 (dua) hal. Pertama, dia merugi dalam pikirannya, tetapi juga merugi dalam hatinya. Maka kematiannya dikarenakan kurang ilmunya, baik ilmu dunia maupun ilmu hati.

Cantraka:
Ada seorang jenderal lengkap dengan prajuritnya. Dia mengerahkan segenap prajuritnya untuk mengangkat langit. Mereka kemuadian berusaha mengangkat langit, mereka juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Mengangkat langit itu tidak menggunakan kekuatan fisik belaka. Maka kematiannya adalah karena kesombongan dan salah perhitungan.

Cantraka:
Ada seorang wanita. Parasnya sangat cantik. Dia kemuadian berusaha mengangkat langit, dia juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Dia terbesit rasa sombong juga karena membiarakan orang lain telah mengagumi kecantikannya. Maka kematiannya juga karena kesombongannya.

Cantraka:
Ada seorang Spiritualis Idealis. Dia rajin mengikuti program-program yang diberikan oleh gurunya. Namun kelihatannya dia mengambil jarak dan tidak mau terlibat sepenuh hati melaksanakan kegiatannya. Kadang-kadang dia bertindak melampaui batas, seakan ingin mengajari gurunya juga. Dia juga berlaku determinis kepada siapapun dan kepada apapun, termasuk kepada gurunya. Kelihatannya dia tidak konsisten, karena dia rajin ikut kegiatan tetapi tidak mau terlibat secara ikhlas. Saya ragu apakah dia hanya ingin memeroleh penialain semu. Di satu sisi kelihatan memerlukan program itu, tetapi di sisi yang lain dia menghujat habis-habisan. Pada akhirnya dia berusaha juga untuk mengangkat langit, dia juga terjatuh lalu mati. Apa maknanya guru?

Bagawat:
Berarti dia sudah pernah bergaul dengan para Dewa Transenden Barat dan Utara. Berarti dia mengikuti program tidak ikhlas karena sudah memunyai Motif dan Tujuan lain. Saya ragu apakah Spiritualitasnya konsisten dan komitmen atau tidak, karena sebenar-benar Spiritual itu adalah konsisten dan komitmen. Jangan-jangan dia prajuritnya Power Now. Waspadalah karena sebenar-benar Power Now itu adalah Penebar Kemunafikan. Ilmunya para Motivist adalah bersifat manipulatif, karena dia akan memberikan fatamorgana kebenaran, yaitu kebenaran palsu. Dia abai dan bermaksud memanipulasi ruang dan waktu. Sebenar-benar dia adalah si pemangsa Ruang dan Waktu itu sendiri. Maka kematiannya juga karena kesombongannya.


Cantraka:
Ada seseorang yang ragu-ragu kemudian pulang untuk bertanya kepada gurunya. Dia belum berani mengangkat langit, maka dia bertanya kepada gurunya. Dia adalah aku. Maka bagaimana petunjukmu guru?


Bagawat:
Wahai muridku yang cerdas. Diantara sekian banyak muridku maka yang paling cerdas adalah engkau. Engkau telah mengetahui dan menyadari dimana ada ruang dan waktu tertentu di situ. Maka ketahuilah Cantraka. Sebenar-benar orang yang membuat perlombaan mengangkat langit adalah Orang Tua Berambut Putih. Ketahuilah bahwa sebetu-betulnya Orang Tua Berambut putih itu adalah diriku juga. Maka Bagawat itu adalah Orang Tua Berambut Putih. Dan Orang Tua Berambut Putih itu adalah Bagawat. Ketahuilah bahwa tiadalah kematian bagi Orang Tua Berambut Putih atau Bagawat, mereka itu adalah sebenar-benar ilmu. Maka sebenar-benar langit yang aku sayembarakan itu tidak lain tidak bukan adalah ilmu itu sendiri. Jadi Bagawat, Orang Tua Berambut Putih itu adalah langit itu sendiri. Dia adalah juga ilmumu. Maka ilmumu itu pula adalah diriku yaitu Bagawat. Sedangkan bumi itu adalah bicaraku dan juga bicaramu. Maka kemanapun engkau pergi, bumi dan langit menyertaimu. Maka sayembara mengangkat langit itu sebetulnya sayembara mencari ilmu. Maka hanyalah mereka yang berhati bersih dan berpikiran kritislah yang berhasil menjunjung langit. Maka hanya mereka yang berhati ikhlas dan berpikir kritislah yang akan memperoleh ilmu. Itulah sebenar-benar sayembara dari diriku terhadap para murid-muridku semua. Diantara para muridku semua, maka pada dirimulah aku menemukan keikhlasan. Maka jika engkau teruskan mencari keilklassanmu dan pikiran kritismu maka niscaya engkau akan peroleh ilmu. Ketahuilah bahwa sebenar-benar yang terjadi adalah tiadalah orang sebenar-benar memperoleh ilmu. Karena sebenar-benar ilmu itu hanyalah milik Alloh SWT semata. Barang siapa berusaha menggapai dunia dan langit tanpa menggapai Ridhlo Nya maka dia akan terancam kematian. Hendaklah jangan salah paham. Kematian yang aku maksud di sini adalah dalam arti yang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Mati bisa berarti gagal, mati bisa berarti salah, mati bisa berarti tidak tahu, mati bisa berarti tidak sadar, mati bisa berarti tidak tepat, mati bisa berarti salah ruang, mati bisa berarti salah waktu, mati bisa berarti dosa, mati bisa berarti panasnya api neraka.

Bagawat:
Wahai cantraka aku tahu engkau terdiam karena engkau sedang berusaha mengerti apa yang aku katakan. Maka aku telah mengetahui semua apa yang engkau rasakan, pikirkan dan kerjakan. Maka teruskanlah perjuanganmu. Tidaklah perlu engkau ragu-ragu, maka berangkatlah mencari ilmumu dan gunakan ilmumu sebaik-baiknya.Untuk sementara, diantara sekian banyak yang berusaha mengikuti lomba ini, maka kepada dirimulah aku menentukan pemenangnya. Tetapi ingat ini hanyalah bersifat sementara, maka jagalah prestasimu itu dengan keikhlasanmu. Amiin

Bagawat:
Silahkan Cantraka istirahatlah.

Cantraka:
???

Bagawat:
Silahkan Cantraka istirahatlah. Cantraka, diajak bicara kok diam saja. Apa engkau kelihatannya malah menitikkan air mata ya? Masih ada persoalan apa?

Cantraka:
Maaf guru, karena sepulang dari mengikuti lomba menjunjung langit saya sempat tertidur.

Bagawat:
Lha kalau cuma tertidur, apa masalahnya?

Cantraka:
Tetapi saya tidak berani menyampaikan kepada Guru, karena ini menyangkut diri Guru sendiri.

Bagawat;
Sebagai seorang Bagawat, mestinya saya harus sudah ikhlas lahir bathin apapun yang menimpa kepada apa yang ada dan yang mungkin ada, termasuk diriku. Silahkan.

Cantraka:
Tetapi maaf sebelumnya.

Bagawat:
Ra po po. Kok kelihatannya serius amat nih.

Cantraka:
Saya bermimpi bahwa Bagawat itu juga mengikuti lomba menjunjung langit.

Bagawat:
Lha..apa? Trus..apa yang terjadi.

Cantraka:
Itulah maka saya merasa sedih.

Bagawat:
Trus..

Cantraka:
Ternyata Bagawat sang guruku, juga terjatuh lalu mati...maaf lalu meninggal dunia.

Bagawat:
Astaghfirullah al adzimu...ya Allah ampunilah semua dosa-dosaku, ampunilah semua dosa baik yang aku sadari maupun yang tidak aku sadari, baik yang aku sengaja maupun yang tidak aku sengaja. Tiadalah sebenar-benar kebaikan dan kebenaran dapat aku gapai melainkan hanyalah aku berihtiar dalam doa. Segala puja dan puji ialah milik Mu ya Rab.


Cantraka:
Amin. Maaf guru. Terimakasih atas semua nasehatmu. Semoga engkau selalu dalam lindungan Allah SWT. Mohon doa restumu.

Bagawat:
Amin. Silahkan Cantraka. Amin.

42 comments:

  1. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Dari percakapan yang dilakukan oleh Bagawat dan Cantraka, saya tersenyum saat membaca bagian Bagawat menangis karena melihat muridnya yang cerdas. Sebagai seorang guru pasti merasa terharu melihat muridnya menjadi pintar terlebih lagi karena dibawah bimbingannya. Oleh karena itu murid juga bisa menjadi pahala bagi gurunya. Selain itu, orang yang sombong juga bisa mengalami kematian karena berusaha ingin menjunjung langit setinggi-tingginya tanpa memperhatikan kemampuannya. Menjadi sombong tentunya tidak akan pernah mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu sebisa mungkin kita harus selalu menghindari sifat sombong agar tidak terancam kematian.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  2. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Penggambaran yang coba diceritakan dalam elegi ini adalah kebanggan yang berlebih atas apa yang dipunya baik kekuatan, kepandaian, kekuasaan adalah suatu sifat yang harus dihindari, karena kebanggan yang berlebihan akan mengantarkan pada sifat kesombongan yang mengantarkan manusia pada kejatuhannya sendiri. Perlu diketahui bahwa, manusia tidak pernah menjadi sempurna dan tidak pernah lepas dari proses belajar. Ketika kesombongan melanda manusia, maka manusia akan merasa cepat puas dan tidak mau belajar.

    ReplyDelete
  3. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Dari postingan tersebut dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang kita miliki baik itu kedudukan, harta, kecerdasan, kekuatan, kecantikan & ketampanan dll. merupakan sesautu titipan dan ujian yang apabila kita tidak mampu memaknai dan mengaturnya akan menimbulkan kesombongan. Sifat kesombongan inilah yang merasa bahwa pencapain yang telah dimilki semata-mata hanya dengan kemampuan sendiri tanpa atas pertolongan dari-Nya yang menyebabkan kematian bagi seseorang, kematian tersebut mati bisa berarti gagal, mati bisa berarti salah, mati bisa berarti tidak tahu, mati bisa berarti tidak sadar, mati bisa berarti tidak tepat, mati bisa berarti salah ruang, mati bisa berarti salah waktu, mati bisa berarti dosa, mati bisa berarti panasnya api neraka. Maka marilah kita hiasilah langkah dan setiap tindakan hanya untuk menggapai ridho Allah SWT.

    ReplyDelete
  4. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Setelah membaca seluruh tulisan diatas saya jadi merenungkan tentang keikhlasan dan kesombongan. Sungguh selama ini saya dan (mungkin) seluruh manusia tidak menyadari bahwa ada beberapa tindakan yang mengurangi tingkat dan dalamnya suatu keikhlasan. Berkurangnya keikhlasan akan menjadi suatu kesombongan. Cantraka adalah murid yang Cerdas dan kritis. Ia mendiskusikan berbagai keraguan yang ada dalam dirinya untuk mengetahui kebenanrannya. Gurunya pun berpendapat bahwa cantraka memang seorang murid yang Cerdas. Ia tidak mendeterminis seseorang karena ia telah gagal menjunjung langit meskipun seseorang itu ia anggap lebih hebat dari dirinya. Para kompetitornya terdiri dari seorang prajurit, ksatria, wanita yang cantik, orang berilmu dan lan sebagainya. Meskipun ia orang yang cerdas, ia tetap ikhlas menganggap bahwa ia masih haus akan ilmu pengetahuan. Pelajaran lain yang dapat diambil adalah manusia tidak patut untuk berlaku sombong, manusia hanyalah seujung kuku yang sejatinya tidak memiliki apa-apa yang dapat dibanggakan. Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga kita semua senantiasa selalu menjadi orang berilmu yang ikhlas dan jauh dari rasa kesombongan. Amiin..

    ReplyDelete
  5. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Mungkin benar sekali mengenai ungkapan " no body perfect ". Ya benar sekali tidak ada manusia yang sempurna, kesadaran akan ketidaksempurnaan itulah yang menjadikan manusia sempurna. Dari dialog di atas kesimpulan yang dapat saya ambil bahwa, seseorang yang dianugerahi suatu kecerdasan hendaklah selalu bersyukur dan tidak lupa bahwa di atas langit masih ada langit. Tidak lupa juga untuk terus belajar dan tidak menyombongkan diri atas apa yang sudah Allah berikan kepada kita.

    ReplyDelete
  6. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Apa yang kita peroleh dan apa yang kita dapatkan semata dari Allah dan dijadikan sebuah kebanggan tersendiri jika kita berhasil memperolehnya, namun sifat kesombongan justru akan muncul jika kita bersikap berlebihan akan sesuatu, bangga seolah-olah hanya diri kita yang berkuasa. Sejatinya tidak ada yang perlu disombongkan, manusia hanya hidup sebagai khalifah di muka bumi karena yang dimiliki adalah pemberian dari Allah.

    ReplyDelete
  7. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berdasarkan percakapan diatas bahwa dalam mencari atau menuntut suatu ilmu, kita tidak boleh sombong. Jika dalam menuntut suatu ilmu dibarengi dengan kesombongan dalam diri kita maka yang akan terjadi hanya akan membuat ilmu yang kita peroleh menjadi sia-sia. Kesombongan hanya akan membawa diri kita kepada jalan keburukan. Oleh karena itu yang harus kita lakukan dalam menuntut ilmu yaitu menjauhkan diri kita dari sifat sombong. Berikhitiar dan berdoa kepada Allah SWT adalah cara yang harus selalu kita lakukan, karena dengan cara tersebut semoga kita berada dijalan yang diridhoi Allah SWT dalam menuntut ilmu.

    ReplyDelete
  8. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Perlombaan menjunjung langit merupakan usaha dalam mendapatkan ilmu. Bagi orang-orang yang berlaku sombong dan merasa sudah mendapatkan cukup ilmu di dalam menuntut ilmu maka mereka tidak akan mendapatkan apa-apa. Karena seperti yang ditulis dalam elegi ini bahwa sebenar-benar yang terjadi ialah tiadalah orang-orang sebenar-benar menggapai ilmu, yang benar adalah mereka hanya berusaha menggapainya. Maka tiadalah orang berhenti dalam menuntut ilmu. Selain itu, maka dalam mencari ilmu harus dengan meluruhkan kesombongan, rendah hati, ikhlas, dan juga berpikir kritis.

    ReplyDelete
  9. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3


    Dari percakapan di atas, pemenang bersifat sementara. Mengappa demikian? Hla ini dikarenakan ketika seseorang sudah tidak memenuhi kriteria sebagai pemenang, maka, dia bukan lagi menjadi seorang pemenang. Oleh karena itu, sang guru melanjutkan untuk mempertahankan prestasi agar supaya tetap menjadi pemenang.

    ReplyDelete
  10. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Godaan dan keburukan akan selalu berada di sekitar kita. Terkadang tidak kita sadari kita telah bersikap sombong bahkan terhadap diri sendiri. Kesombongan merupakan penyakit hati. Ketika muncul sedikit saja kesombongan dalam hati maka secara tidak sadar kesombongan tersebut akan berlangsung terus menerus. Hal yang paling rawan dalam keadaan demikiran yaitu kesombongan akan ilmu. Kita merasa bahwa ilmu kita telah banyak untuk mengetahui segala ilmu pengetahuan dan keadaan. Namun sebaliknya, ilmu yang kita miliki tidak sepatutnya kita sombongkan dan terpuaskan karena sebenarnya segala ilmu merupakan KepemilikanNya. Semua yang kita miliki merupakan milik Allah dan akan kembali PadaNya. Semoga kita dapat senantiasa terhindar dari kesombongan dan selalu mendekatkan diri pada Allah

    ReplyDelete
  11. Restu Widhi Laksana
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251022

    Bismillahirrokhmanirrokhim
    Tiadalah manusia yang mampu memahami semua ilmu didunia apalagi mengklaim dapat menjunjung atau mengangkat ilmu, sedangkan ilmu itu begitu luas dan banyak hampir tak terhingga. Kesombongan adalah sumber kehancuran. Sombong tidak harus seperti di sinetron dimana dia dengan eksplisit merendahkan orang lain. Namun kesombongan adalah juga dengan tidak mau menambah ilmu, tidak tahu ruang dan waktu dia berada,dan berbagai macam bentuk kesombongan. Bahkan mengaku tidak sombong adalah sebuah kesombongan.

    ReplyDelete
  12. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Setiap yang kita miliki baik harta, kecerdasan, kekuatan, paras yang indah merupakan suatu titipan jika kita menggunakannya pada hal hal kebaikan. Ini juga bisa merupakan ujian apabila pada ujungnya akan menimbulkan kesombongan. Kesombongan inilah yang merasa bahwa pencapain yang telah dimilki karena kemampuan sendiri tanpa atas pengaruh dzat lain yang menyebabkan kematian bagi seseorang. Kematian disini adalah ketidak bergunaan orang tersebut

    ReplyDelete
  13. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Kecerdasan seseorang tidak hanya dilihat dari IQ nya saja, tapi juga diiringi dengan EQ dan SQ. Jika seseorang hanya cerdas IQ nya saja maka ia bisa lupa diri dan akan menuju ke arah sombong. Namun jika kecerdasan tersebut diiringi dengan EQ dan SQ maka kecerdasan tersebut akan lebih lengkap dan bisa membentenginya dari hal-hal yang tidak sesuai. Seseorang yang gagal memang meiliki banyak faktor, namun salah satu faktor yang membuat orang cerdas namun gagal yaitu rasa sombongnya sendiri. ia tidak bisa mengendalikan dirinya sehingga ia menjadi lupa diri dan terperosok kepada sebuah kegagalan itu.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  14. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Setiap manusia ada yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Seseorang yang cerdas bisa berarti itu merupakan kelebihannya, namun juga bisa menjadi kelemahannya jika ia tidak dapat menggunakan kemampuannya dengan baik. Sama seperti halnya orang yang mempunyai kekuatan diabndingkan dengan yang lain. Kekuatannya bisa menjadi kelebihannya jika ia bisa menggunakannya dengan baik dan bisa berguna bagi orang lain. Namun kekuatan tersebut bisa menjadi malapetaka jika digunakan dalam hal yang salah sehingga dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pada dasarnya apa yang dimiliki oleh kita harus dapat dimanfaatkan dengan baik dan bisa dimanfaatkan untuk orang lain, bukan untuk menyombongkan diri dan tidak peduli dengan yang lainnya.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  15. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Menuntut ilmu adalah hal yang baik dan hal baik harus dilakukan dengan baik. Selain itu, harus dilakukan dengan tulus ikhlas serta dijauhkan dari rasa sombong. Keangkuhan dalam diri hanya akan merugikan dan menghancurkan diri sendiri. jangan biarkan hal baik yang telah dilakukan mnghilang tanpa makna karena disertai dengan keangkuhan, bahkan malah menghancurkan diri.

    ReplyDelete
  16. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Sombong dapat mengalahkan semua hal yang baik. Itulah yang dapat saya tangkap dari kisah di atas. Orang-orang yang pandai baik untuk urusan dunia maupun urusan akhirat akhirnya mati atau kalah karena kesombongannya sendiri. Itu menjadi pesan kepada kita semua betapapun tinggi ilmu yang kita sudah punya, kita tidak boleh sombong dan cepat puas. Kita harus belajar lagi, belajar lagi, dan belajar terus sampai hayat yang menghentikan kita.

    ReplyDelete
  17. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Artikel ini banyak menyadarkan dan memberi pembelajaran kepada saya. Bahwa sesungguhnya orang menuntut ilmu itu tidak boleh sombong, karena kesombongan akan menghancurkan kita, dan membuat ilmu yang kita dapatkan menjadi sia-sia. Menuntut ilmu dalam keadaan sombong itu sia-sia saja, karena kita tak akan pernah mendapatkan ilmu apapun. Menuntut ilmu juga tidak boleh ragu-ragu dan kita harus selalu menuntut ilmu, entah berada di lingkungan mana pun, karena ilmu itu ada dimana saja. Sesempurna ilmu yang seseorang kuasai, akan ada ilmu yang lebih tinggi lagi. Karena ilmu tertinggi dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT, agar ilmu yang kita dapatkan snantiasa bermanfaat bagi kita dan bagi orang lain, serta dapat menuntun kita ke jalan yang benar yang diridhoi Allah SWT.

    ReplyDelete
  18. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan dari elegi di atas. Pertama, bahwa menuntut dan menggapai ilmu hanya benar-benar bisa dilakukan oleh manusia dengan hati yang ikhlas dan bersih. Kedua, dalam mencari ilmu salah satu sifat yang harus dijauhi adalah bersikap sombong. Sombong hanya akan menghambat kita dalam memperoleh ilmu itu sendiri. Orang yang merasa sombong akan merasa cukup dan hebat dengan menguasai sedikit ilmu, maka dia enggan untuk mencari ilmu lagi. Sehingga tidaklah ia miliki ilmu kecuali hanya sedikit saja. Selain itu sombong merupakan tabiat dari setan. Cukuplah murka Allah kepada setan yang sombong, menjadi contoh dan peringatan bagi kita agar tak sekali-kali mencoba melakukannya.

    ReplyDelete
  19. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Menjunjung langit dalam elegi tersebut berarti menuntut ilmu. Dalam elegi tersebut diceritakan bahwa orang yang sombong tidak akan mampu mengangkat langit dan berakhir dengan kematian. Hal tersebut berarti bahwa kesombongan tidak diperlukan dalam menuntut ilmu. Yang diperlukan dalam menuntut ilmu adalah keikhlasan hati yang benar-benar tulus. Jika tidak ikhlas dalam sayembara menjunjung langit tersebut dikatakan bahwa orang tersebut mati tertimpa langit tersebut. Begitu pula gambaran orang yang tidak ikhlas dalam mencari ilmu, ia justru akan mati tertimpa ilmu yang ia cari tersebut. Menjunjung langit bukan perkara tentang seberapa banyak ilmumu atau seberapa kuat dirimu atau seberapa tinggi pangkatmu, yang diperlukan hanyalah keikhlasan hati menganggap apa yang ia miliki bukanlah miliknya dan senantiasa gunakanlah pikiran kritismu.

    ReplyDelete
  20. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Ada begitu banyak keanehan-keanehan atau kontradiksi dalam sayembara menjunjung langit dan itulah tugasmu untuk mengkritisinya. Pun begitu dengan ilmu pengetahuan, ada begitu banyak kontradiksi yang kita temukan saat berusaha menuntut ilmu, karena itulah sebenar-benar ilmu. Manfaat dari kontradiksi tersebut adalah agar otak yang dianugenahkan oleh Allah dapat digunakan semaksimal mungkin untuk mengkritisi segala macam kontradiksi. Bayangkan jika tanpa kontradiksi, nampaknya otak kita tidak terpakai dan terdiam sia-sia. Ilmu, semakin dituntut maka semangin bingunglah kita. Karena semakin banyaknya ilmu yang ternyata belum kita tau. Semakin menuntut ilmu hendaknya membuat kita semakin rendah diri dan senantiasa bersyukur. Rendah diri karena menyadari bahwa yang ia tau selama ini hanyalah secuil dari ilmu pengetahuan dan bergunung-gunung ilmu yang belum ia pelajari dan ketahui. Dan bersyukur karena masih diberi kesempatan mengetahui gunung-gunung pengetahuan. Ketahuilah bahwa sebenar-benar manusia belum benar-benar memiliki ilmu pengetahuan, yang dilakukan manusia selama ini hanyalah berusa menggapainya. Bersemangatlah dalam usaha menggapai gunung-gunung ilmu pengetahuan.

    ReplyDelete
  21. Umi Arismawati
    18709251037
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamu'alaikum, wr, wb.
    Artikel yang sangat menarik. Pertama adalah kita sebagai manusia seharusnya rendah hati atau tidak berbuat sombong meskipun sudah merasa memiliki ilmu, harta, jabatan, kekuasaan, kekuatan, dan sebagainya. Sebenarnya kita tidak punya apa-apa dan semua yang kita miliki hanya karunia dari Allah SWT. Untuk itu janganlah bersikap sombong.

    ReplyDelete
  22. Umi Arismawati
    18709251037
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamu'alaikum, wr, wb.
    Dalam melakukan sesuatu kegiatan hendaknya didasari dengan hati yang ikhlas dan tulus agar aktivitas yang dilakukan mendapat manfaat dan berkah dari Allah SWT. Dalam menggapai sesuatu, kita harus selalu berusaha, berikhtiar dan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah SWT agar setiap langkah kita diberi keberkahan dan kelancaran.

    ReplyDelete
  23. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Kesombongan adalah pertanda kematian nurani dan pikiran. Sebagai inti dari elegi ini mengingatkan untuk terus belajar dan haus akan ilmu pengetahuan. Mengetahui banyak hal, belajar banyak hal, atau telah mempunyai pengalaman yang sangat banyak bukan berarti seseorang tersebut telah mengetahui segalanya atau menguasai segalahnya. Karena sebaik-baik yang mengetahui dan berkuasa atas dunia dan akhirat hanyalah Allah semata. Namun bukan berarti juga menjadi seseorang yang putus asa, masa bodoh, tidak peduli, atau berpikir untuk apa belajar lagi toh sudah banyak orang pintar didunia ini. Ini juga adalah kesombongan yang membuat jatuh dan mati hati dan pikiran. Pada akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa dan mudah terpengaruh. Naudzubillah min dzalik. terimakasih

    ReplyDelete
  24. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Pembelajaran saat ini ditutut untuk membuat siswa lebih aktif dan guru menjadi fasilitator dalam membantu siswa belajar. Namun kenyataannya proses belajar yang terjadi guru masih menjadi pusat dari pembelajaran. Usaha-usaha yang harus dilakukan agar proses pembelajaran tidak lagi bersifat ekspository adalah dengan membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya berdasarkan pengalaman belajar yang dialami tentunya dengan menggunkan pendekatan konstruktivisme dan juga motivasi eksternal dari guru. Terimakasih

    ReplyDelete
  25. Lumaurridlo
    18701261010
    S3-PEP 2018


    pepatah mengatakan "tirulah ilmu padi, makin berisi makin merunduk". semakin tingi ilmu semestinya semakin renda hati. hati-hati dengan apa yang kita miliki, jangan menjadi sombong karenanya jika tidak ingin "mati" olehnya. siapapun manusia itu bisa saja menjadi sombong karena ini adalah sifat. bukan karena ilmu, bukan karena harta atau bukan karena apapun tapi sombong adalah sifat. hanya tuhan saja yang boleh sombong, karena tidak ada selain tuhan yang memiliki segalanya, pun tuhan tidak melakukan itu. tuhan selalu welas asih terhadap semua makhluknya kecuali yang mensekutukannya. semoga kita terhindar dari sifat sombong sekecil apapun. amin

    ReplyDelete
  26. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Semua karena Allah SWT. Begitu pula ketika kita mencari ilmu, karena mencari Ridho Allah SWT. Kita sebagai manusia ditugaskan untuk mencari ilmu setinggi-tingginya. Karena dengan ilmulah kita bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik. Dalam mencari ilmu tentulah harus disertai rasa ikhlas dan jangan samapai menghadirkan perasan sombong yang akan merugikan diri kita.

    ReplyDelete
  27. Hendra B.
    18701261008
    PEP S3 2018

    Kesombongan dan ilmu. Kesombongan hanya akan membawa kebinasaan, kesomobongan terkadang tidak kita sadari kita berpikir tidak tpi ternyata ada setitik kesombongan di dalam hati. Maka meskipun sudah berilmu jangan pernah merasa sombong, menjadi seorang raja jangan merasa sombong, bahkan menjadi seorang guru pun tidak boleh ada kesombongan. karena kesombongan itu ada yang tampak jelas , ada yang terihat smar-samar bahkan ada yang seakan-akan tidak terlihat sama sekali. maka mari terus menjaga hati ini terhindar dan terjauhkan dari sifat sombong yang membinasakan.

    ReplyDelete
  28. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    Hidup ini hanyalah titipan dari Sang Maha Pencipta, yang nanti akan kembali kepada-Nya. Tidak ada yang pantas untuk disombongkan dengan yang kita miliki. Jabatan, kekuasaan, ilmu, gelar, kemampuan dan semua yang kita miliki seyogyanya adalah milik Allah. Sombong adalah penyakit hati manusia yang terkadang terbesit di dalam pikiran, hati dan perbuatan. Tidak ada yang pantas untuk disombongkan di dunia ini. Begitu juga ketika nanti menjadi seorang pendidik. Selalu memohon petunjuk kepada Allah dan perlindungan dari segala penyakit hati yang menghancurkan kita, dan semoga nanti akan menjadi guru yang rendah hati akan ilmu yang dimiliki sehingga akan terus belajar sesuatu yang baru (inovatif dan kreatif) dan menjadi suri tauladan bagi siswa-siswanya. Aamiin Ya Rabbal Alamin

    ReplyDelete
  29. sintha fardu anggraeni
    19709251071
    S2 pendidikan matematika /D

    terimakasih Bapak Prof Marsigit.
    ilmu adalah banyak dan dari tingkat paling rendah sampai tinggi tak terbatas. Diatas langit masih ada langit, orang yang makin mengerti ilmu maka merasa banyak yang belum diketahui atas makna ilmu merasa bodoh. semakin banyak ilmu yang dikuasai maka tidak mudah sombong. dalam menggapai ilmu perlu pikiran jernih dan hati iklas.

    ReplyDelete
  30. Novi Indriyani Kones
    19701251002
    S2 PEP A 2019
    Assalamualaikum wr.wb

    Artikel ini awalnya saya kira akan menjelaskan antara ruang dan waktu dalam filsafat tapi ternyata mengarahkan pikiran dan pemahaman kita untuk tidak mati baik dalam arti tidak sombong atau tidak salah atau tidak salah ruang dan waktu maupun dalam arti yang lainnya yang mengarahkan kita untuk tetap rendah hati. Memang benar apa yang dapat kita sombongkan dalam dunia ini sementara kita hanya sebagian kecil dari Allah dan Allah mempunyai kuasa yang paling besar dari apapun. Terimakasih Prof

    Terimakasih
    Wassalamu'alaikum wr. wb

    ReplyDelete
  31. Choirul Amri
    (19709251078 S2 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)

    Bismillah, terimakasih atas ilmu yang diberikan dalam bacaan diatas Bapak. Bahwa segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada adalah titipan Allah Subhanawataala baik itu jabatan, kedudukan, harta, kecerdasan, kekuatan, kebagus rupaan dan lain-lain. Namun hal itu menjadi ujian yang apabila kita tidak mampu memaknai dan bersyukur akan menimbulkan kesombongan dan pertanggung jawaban atas titipan itu. Sifat kesombongan inilah yang merasa bahwa pencapain yang telah dimiliki semata-mata hanya dengan kemampuan sendiri tanpa atas pertolongan dari-Nya yang menyebabkan kemurkaan baginya, kemurkaan itu dalam wujud gagal, salah, tidak tahu, tidak sadar, tidak tepat, salah ruang, salah waktu, dosa, azab dunia sampai panasnya api neraka. Maka marilah kita bersyukur dan tetap rendah hati sebab sombong hanyalah hak Allah Subhanawataala. Terimakasih

    ReplyDelete
  32. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019

    Ma syaa Allah, elegi yang sangat bagus dan menarik prof. sebenar-benarnya orang yang mencari ilmu adalah orang yang ikhlas dan mau berpikir kritis. Saya sangat setuju dengan kalimat tersebut. Ketika kita tidak serta merta menerima pembelajaran dari orang lain maka dalam pikiran kita telah terjadi proses menelaah sehingga kita akan memperoleh ilmu baru. Terimakasih prof telah membagikan tulisan yang sangat memotivasi.

    ReplyDelete
  33. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Kehidupan adalah bagaimana manusia berproses dan memilih. Menjalani takdir sesuai kodratNya, yang mana rezeki, jodoh dan ajal sudah Allah yang mengatur. Semua yang ada dan apa yang kita miliki hanyalah titipan semata. Sehingga sifat kesombongan harus dihindari oleh manusia. Menjadi manusia yang rendah hati dan penuh rasa bersyukur akan membuat jiwa tenang. Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong dan menjadi pribadi yang sering bersyukur.

    ReplyDelete
  34. Rona Happy Mumpuni
    19709251059
    S2 Pendidikan Matematika D

    Ilmu memiliki pintu-pintu yang banyak. Misalnya Aqidah, Fiqih(muamalat dan ibadah), Hadits, termasuk ilmu-ilmu kontemporer seperti ekonomi, biologi, teknik, kedokteran dll saling berkaitan satu sama lain. Ketika kita masuk dari satu pintu ilmu dengan mengabaikan pintu-pintu yang lain lalu men-generalisir kesimpulan berdasarkan fakta-fakta sosial belaka di suatu tempat tertentu maka akan melahirkan pemahaman yang parsial (sepotong-sepotong) seperti katak dalam tempurung.

    Tetapi substansi yang kita tekankan disini adalah bersikap rendah hati dalam tradisi keilmuan adalah suatu kemestian. Jangan pernah merasa bangga dan takjub dengan pemahaman sendiri apalagi meremehkan pandangan orang lain yang berselisih pendapat, terlebih lagi ketika telah menyandang berbagai gelar-gelar tertentu dan alumni universitas luar negeri.
    Sesungguhnya diatas yang berilmu ada yang lebih berilmu lagi. Dan jangan juga terlalu mudah menyimpulkan sesuatu fakta sosial lalu mengaitkannya dengan Islam. Karena kebenaran dikenali dari hakikatnya (hakikat kebenaran adalah Al Qur'an dan Al Hadits) bukan dari orang-orangnya.

    ReplyDelete
  35. Dea Armelia
    19709251072
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Kesimpulan yang saya dapatkan adalah Kesombongan.
    Kesombongan merupakan kegagalan dan orang yang sombong adalah orang-orang yg tidak mengenal falsafah " Diatas langit masih ada langit ". Dengan begitu mereka takabur dan melemah, hingga saat ketika ia bertemu dengan seseorang yg lebih daripada dirinya. Itulah mengapa kesombongan disebut sebagai sebuah kegagalan. Kesombongan menempatkan ego pada posisi yang tidak sesuai dengan etika, ini juga bisa disebut kesalahan pada ruang dan waktu. Memposisikan diri pada taraf/level yang berlebihan dan cenderung merendahkan yang bukan dirinya.

    ReplyDelete
  36. Alfiana Dewi
    19701251005
    S2 PEP A 2019

    Bismillah, dalam tulisan yang dipaparkan inti permasalahannya adalah kesombongan, karena kesombongan merupakan penyakit yang paling berbahaya pada diri manusia. kesombongan menempati ego dipaling atas tanpa memperdulikan hati dan bahkan logika pun tidak rasional dan ombong merupakan penyakit hati manusia yang terkadang terbesit di dalam pikiran, hati dan perbuatan. Tidak ada yang pantas untuk disombongkan di dunia ini. Begitu juga ketika nanti menjadi seorang pendidik. Selalu memohon petunjuk kepada Allah dan perlindungan dari segala penyakit hati yang menghancurkan kita, dan semoga nanti akan menjadi guru yang rendah hati akan ilmu yang dimiliki sehingga akan terus belajar sesuatu yang baru (inovatif dan kreatif) dan menjadi suri tauladan bagi siswa-siswanya.

    ReplyDelete
  37. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Kutarunggu menjunjung langit merupakan penggambaran yang coba diceritakan dalam elegi ini adalah suatu kebanggan yang berlebih atas apa yang dimiliki, dapat mencakup kekuatan, kepandaian, kekuasan. Ketika kesombongan melanda manusia, maka manusia akan merasa cepat puas dan tidak mau belajar. Ketidakikhlasan seseorang dalam melakukan sesuatu hal, termasuk dalam beribadah juga dapat mengurangi amalan dan menjerumuskan kita pada hal yang tidak baik. Oleh karena itu, sebagai makhluk Allah yang jauh dari sempurna dan memiliki kehidupan dunia yang hanya sementara, hendaknya kita merendahkan diri di depan Allah SWT serta melakukan segala hal dengan ikhlas dan diniatkan hanya karena Allah SWT.
    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    ReplyDelete
  38. Latifa Krisna Ayu
    19709251060
    S2 Pendidikan Matematika D

    Ilmu adalah sesuatu yang harus dijunjung. Untuk mendapatkan ilmu, seseorang tidak boleh sombong, karena kesombongannya itu akan menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri. Kesombongan ini dapat berupa sombong karena kekuatan yang dimiliki, sombong karena merasa sudah memiliki banyak ilmu, sombong karena merasa ilmu yang dimiliki sudah cukup, sombong karena kekuasaan yang dimiliki, dan lain sebagainya. Sombong akan menjauhkan kita pada Allah SWT. Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang kita lakukan maka niatkan lah untuk Allah SWT, termasuk dalam belajar dan menuntut ilmu. Dengan niat untuk mencari berkah Allah SWT maka ilmu yang kita dapat insyaallah akan bermnfaat dan dapat menjadi sumber keberkahan bagi kita semua.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  39. Hanifah nabila hendral
    S2 PEP A 2019
    19701251003
    Assalamualaikum
    Manusia semakin berilmu seharusnya semakin merendah. Layaknya padi, semakin berisi semakin merunduk. Ada tiga tahapan dalam menuntut ilmu menurut Umar Bin Khattab “Ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua ia akan tawadhu dan jika ia memasuki tahapan ketiga ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya”. Manusia yang sombong dalam menuntut ilmu, berarti dia masih dalam tahap pertama. Biasanya orang yang masih baru belajar ilmu dia akan menjadi sombong karena dia merasa sudah berada pada posisi yang paling mulia dan orang yang belum berilmu ia akan menganggap rendah orang itu. Rasulullah bersabda “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia” HR Muslim no 2749 dari Abdullah bin Mas’ud. Maka perbanyaklah istigfar dan bertobat dan minta kepada Allah agar kita dijauhih dari sifat sombong.

    ReplyDelete
  40. Hanifah nabila hendral
    S2 PEP A 2019
    19701251003
    Assalamualaikum
    Menuntut ilmu kita lakukan hingga ke liang lahat. Seperti sebagian ulama salaf berkata “tuntutlah ilmu dari buaian (ketika masih kecil) hingga liang lahat (sampai meninggal dunia)’. Dalam menuntut ilmu tidak akan pernah ada ujungnya. Setiap kita mendapatkan satu ilmu, ternyata masih ada sejuta ilmu lainnya yang belum kita ketahui. Begitulah ilmu. Karena itu bersabarlah dalam menuntut ilmu dan janganlah lelah. Bukankah dunia ini tempatnya lelah dan akhirat adalah tempat beristirahat.

    ReplyDelete
  41. Hanifah nabila hendral
    S2 PEP A 2019
    19701251003
    Assalamualaikum
    Sombong adalah salah satu akhlak yang buruk. Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas ornag lain. orang yang sombong merasa dirinya sempurna dna memandang dirinya berada di atas ornag lain. Allah tidak menyukai manusia yang sombong, seperti dalam firmannya ‘Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi memanggakan diri’ (Qs Luqman:18). Sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki banyak sekali kekurangan, maka tidak pantas kita berlaku sombong. Tidak ada yang bisa di sombongkan jika dibandingkan dengan kesempurnaan.

    ReplyDelete
  42. Hanifah nabila hendral
    S2 PEP A 2019
    19701251003
    Assalamualaikum
    Dari artikel ini saya bisa mengambil kesimpulan jika kesombongan tidak akan pernah bisa mengahasilkan kebaikan. Kesombongan juga menjadi salah satu penyebab kehancurannya. Sombong juga terkadang bersemayam di dalam hati kita tanpa kita sadari. Karena itu perbanyak istigfar dan memohon agar Allah jauhkan kita dari sifat sombong.

    ReplyDelete