Sep 20, 2013

Jargon Pertengkaran Standar dan Proses




Oleh Marsigit

Orang tua berambut putih:
Hemm indah betul dunia itu. Semakin diungkap semakin banyak pula yang tidak aku tahu. Kenapa aku tidak bisa istirahat? Ancamannya adalah mitos. Tetapi diperbatasan sana aku telah menemukan bahwa mitos itu logos, dan logos itu mitos, tidak itu iya dan iya itu tidak, awal itu akhir dan akhir itu awal, berubah itu tetap dan tetap itu berubah, standar itu proses dan proses itu standar,...dst. Tetapi aku sekarang sedang melihat para jargon telah menguasai dunia. Maka aku sedang menyaksikan bahwa dunia itu jargon dan jargon itu dunia.

Samar-samar aku melihat di kejauhan ada pertengkaran antara jargon standar dan jargon proses. Wahai jargon standar dan jargon proses dengarlah diriku sebentar. Mengapa engkau kelihatannya sedang berselisih. Jargon standar kelihatan sangat ganas dan kejam, sedangkan jargon proses kelihatan sedang bersedih dan rendah diri. Tetapi aku melihat pertengkaran yang sangat tidak adil. Standar terlihat menempati kedudukan istimewa, lengkap dengan segala peralatannya untuk menghadapi proses. Sedangkan proses kelihatannya tak berbekal apapun. Bolehkah aku mengetahui pokok persoalannya?

Jargon standar:
Wahai orang tua berambut putih. Kenalkanlah aku adalah jargon standar. Sebenar-benar jargon itu adalah milikku. Maka tiadalah selain diriku dapat mengaku-aku memiliki jargon. Barang siapa selain diriku mengaku-aku memiliki jargon, maka akan aku binasakan mereka itu. Maka saksikanlah wahai orang tua berambut putih, dengan lantang dan dengan penuh hikmat dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya aku proklamasikan bahwa jargon itu tidak lain tidak bukan adalah diriku. Jargon itu adalah kuasaku, jargon itu adalah jiwaku. Jika tidak ada jargon pada diriku maka tiadalah diriku itu. Maka beritahukanlah kepada proses agar jangan sekali-kali mengklaim memiliki jargon. Jika para proses tetap teguh pendirian maka dengan bengisnya aku akan hadapi mereka semua.

Jargon proses:
Wahai orang tua berambut putih. Kenalkanlah aku adalah jargon proses. Saya menyadari bahwa jargon para standar itu begitu kuat dan mengerikan bagiku. Tetapi ketahuilah bahwa sebenarnya diriku juga berhak mempunyai jargon. Maka perkenankanlah bahwa diriku juga memiliki jargon. Maka saksikanlah wahai orang tua berambut putih, serendah-rendah dan sekecil-kecil diriku, maka aku itu sebetulnya adalah jargon juga. Jargon itu pelindungku. Jargon itu jiwaku. Jika tidak ada jargon pada diriku maka tiadalah diriku itu. Maka beritahukanlah kepada standar agar menyadari bahwa diluar dirinya itu sebetulnya terdapat jargon diriku. Itulah sebenar-benar dan sebesar-besar ancaman bagi diriku, yaitu jargon para standar. Ketahuilah tiadalah standar itu jika tidak ada proses. Maka tolonglah wahai orang tua berambut putih agar aku bisa melarikan diri dari cengkeraman jargon standar.

Orang tua berambut putih:
Wahai jargon standar. Supaya aku lebih mengerti tentang dirimu, maka ceriterakanlah tentang dirimu itu kepadaku. Siapakah dirimu, bagaimana dirimu, macam-macam dirimu, tujuan dirimu, dst.

Jargon standar:
Terimakasih orang tua berambut putih. Aku adalah jargon standar. Jikalau emosiku sudah terkendali maka aku dapat bercerita banyak tentang diriku kepadamu. Sebetul-betul yang terjadi tadi adalah aku telah sedikit berbohong kepadamu. Aku sebetulnya mengetahui bahwa jargon itu bukan hanya milikku, tetapi proses pun mempunyai jargon. Tetapi ini off the record, jangan sampaikan kepada proses. Mengapa? Karena jika engkau katakan hal ini kepada proses maka kedudukanku sebagai standar akan terancam. Ketahuilah bahwa setinggi-tinggi tujuanku adalah menjadi standar yang kuat, yaitu sebear-benar standar. Dalam rangka untuk mencapai tujuanku sebagai standar sejati maka aku harus mengelola semua proses sedemikian rupa sehingga semua prosesku itu terkendali dan dapat sepenuhnya aku kuasai. Maka aku melakukan segala daya dan upaya termasuk menggunakan jargonku agar proses selalu dapat aku kuasai. Sebenar-benar ancaman bagi diriku di dunia ini adalah jargon-jargon para proses. Maka aku sangat sensitif terhadap jargon para proses. Dari pada jargon proses menimbulkan masalah bagi diriku, maka lebih baik aku binasakan saja sebelum mereka lahir ke bumi.

Orang tua berambut putih:
Maaf jargon standar, saya belum begitu jelas dengan uaraian-uraianmu itu. Dapatkah engkau memberikan contoh konkritnya. Jika perlu silahkan para prosesmu menyampaikan kepadaku.

Jargon standar terbaik :
Wahai orang tua berambut putih. Kenalkanlah saya adalah jargon standar terbaik. Mulanya biasa saja bagi diriku, ketika aku sebagai proses. Tetapi kemudian tidak biasa bagi diriku ketika aku, entah kenapa, bisa terpilih sebagai terbaik. Ketika aku menjadi terbaik maka aku merasakan seluruh tubuhku bergetar dan bergemuruh mengalami perubahan jargon. Tadinya aku sangat menyayangi jargon-jargon ku sebagai proses. Maka setelah aku menjadi terbaik aku mulai kehilangan jargon proses, dan kemudian mulailah aku di dominasi oleh jargon terbaik. Ketahuilah bahwa dalam rangka untuk mempertahankan diriku sebagai terbaik, maka aku telah mengambangkan banyak tak berhingga jargon-jargon. Contoh sederhana dari jargonku itu adalah: sebagai proses itu harus jujur, sebagai proses itu harus peduli, sebagai proses harus patuh, sebagai proses harus bijak. Begitu aku menemukan para prosesku tidak sesuai dengan jargonku maka aku segera menggunakan kekuasaanku sebagai terbaik. kekuasaanku sebagai terbaik itu mengalir melalui jargon-jargonku: sebagai terbaik itu harus jujur, sebagai terbaik itu harus peduli, sebagai terbaik itu harus patuh, sebagai terbaik itu harus bijak. Tetapi begitu aku menemukan bahwa diriku tidak sesuai dengan jargon-jargon, ternyata muncul jargon-jargonku yang lain: terbaik harus terhormat, terbaik harus wibawa, jangan tampakkan kelemahanmu, tutupilah kesalahanmu..dst. Maka jargon yang paling populer bagi diriku sebagai terbaik adalah: berbohong demi kebaikan, tidak adil demi keadilan, menghukum demi membebaskan..dst. Ternyata muncul jargon populer berikutnya: manusia itu tidak pernah terlepas dari kesalahan, maka demi menjaga statusku sebagai terbaik terpaksa aku harus menggunakan jargon topeng, yaitu topeng kepribadian. Sebenar-benar jargon topeng adalah menutupi segala kelemahanku dan dosa-dosaku di hadapan para proses. Kalau bisa apakah jargon topengku itu dapat menyembunyikan diriku dari Tuhan? Oh orang tua berambut putih, janganlah engkau teruskan pertanyaanmu itu, dan janganlah rongrong kewibawaanku sebagai terbaik. Itulah diriku, yaitu sebenar-benar jargon standar terbaik. Maka aku sangat menyukai semua kesempatan di mana aku bisa memproduksi semua jargon-jargon standar terbaik, agar diketahui oleh para proses-prosesku. Seminar, konferensi, workshop, pengajian, diskusi, kampanye, koran, radio, TV, debat ...semuanya aku manfaatkan untuk memproduksi jargon-jargonku.

Orang tua berambut putih:
Wahai jargon proses. Supaya aku lebih mengerti tentang dirimu, maka ceriterakanlah tentang dirimu itu kepadaku. Siapakah dirimu, bagaimana dirimu, macam-macam dirimu, tujuan dirimu, dst.

Jargon proses:
Terimakasih orang tua berambut putih. Aku adalah jargon proses. Jikalau aku terbebas dari segala tekanan maka aku dapat bercerita banyak tentang diriku kepadamu. Sebetul-betul yang terjadi tadi adalah aku telah menyampaikan apa adanya kepadamu. Aku sebetulnya mengetahui tidak merdeka dan merasa takut oleh aktivitas para standar. Tetapi ini off the record, jangan sampaikan kepada standar. Mengapa? Karena jika engkau katakan hal ini kepada standar maka jiwaku bisa terancam. Padahal segenap jiwa ragaku itu tergantung sepenuhnya oleh standar-standarku. Ketahuilah bahwa setinggi-tinggi tujuanku adalah terbebas dari segala ancaman dan tekanan para standar. Dalam rangka untuk mencapai tujuanku sebagai proses sejati maka aku harus memproduksi jargon-jargonku. Maka aku melakukan segala daya dan upaya termasuk menggunakan jargonku agar dapat terhindar dari perbuatan sewenang-wenang para standar. Sebenar-benar ancaman bagi diriku di dunia ini adalah jargon-jargon para standar. Maka aku sangat sensitif terhadap jargon para standar. Tetapi apalah dayaku sebagai proses. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap menjadi prosesnya para jargon standar.

Orang tua berambut putih:
Maaf jargon proses, saya belum begitu jelas dengan uaraian-uraianmu itu. Dapatkah engkau memberikan contoh konkritnya. Jika perlu silahkan para prosesmu menyampaikan kepadaku.

Jargon proses tertindas :
Wahai orang tua berambut putih. Kenalkanlah saya adalah jargon proses tertindas. Mulanya biasa saja bagi diriku, ketika aku sebagai proses. Tetapi kemudian tidak biasa bagi diriku ketika aku diharapka mempunyai standar terbaik . Ketika aku diharapkan mempunyai standar terbaik aku merasakan seluruh tubuhku bergetar dan bergemuruh mengalami perubahan jargon. Tadinya aku sangat menyayangi jargon-jargon ku sebagai proses tertindas. Maka setelah aku mempunyai standar terbaik aku mulai kehilangan jargon proses, dan kemudian mulailah aku di dominasi oleh jargon standar terbaik. Ketahuilah bahwa dalam rangka untuk mempertahankan diriku sebagai proses yang hakiki, maka aku telah mengembangkan banyak tak berhingga jargon-jargon. Contoh sederhana dari jargonku itu adalah: sebagai proses itu harus jujur, sebagai proses itu harus peduli, sebagai proses harus patuh, sebagai proses harus bijak. Begitu aku menemukan diriku tidak sesuai dengan jargonku maka aku segera mohon ampun kepada Tuhan ku. Sementara kekuasaan standar terbaik itu mengalir melalui jargon-jargon : sebagai standar terbaik itu memang harus jujur, sebagai standar terbaik itu memang harus peduli, sebagai standar terbaik itu memang harus patuh, sebagai standar terbaik itu memang harus bijak. Tetapi begitu aku menemukan bahwa standar terbaik tidak sesuai dengan jargon-jargonnya, ternyata muncul jargon-jargonku yang lain: standar terbaik harus melindungi proses, standar terbaik harus menolong proses, dst. Maka jargon yang paling populer bagi diriku sebagai proses adalah: yang penting selamat, hidup itu tidak neko-neko, manusia itu hanya mampir ngombhe, apalah gunanya status itu, gur terbaik itu tidak penting yang penting amal perbuatannya. Ternyata muncul jargon populer berikutnya: semua manusia itu pada hakekatnya sama saja, maka demi menjaga statusku sebagai proses sejati terpaksa aku harus menggunakan jargon topeng, yaitu topeng kepribadian. Sebenar-benar jargon topeng adalah menutupi segala kelemahanku dan dosa-dosaku di hadapan para standar. Agar aku selamat dari penindasan para jargon standar. Kalau bisa apakah jargon topengku itu dapat menyembunyikan diriku dari Tuhan? Oh orang tua berambut putih, janganlah engkau teruskan pertanyaanmu itu, dan janganlah rongrong kedudukanku sebagai proses. Itulah diriku, yaitu sebenar-benar jargon proses. Maka aku sangat menyukai semua kesempatan di mana aku bisa memproduksi semua jargon-jargon proses, agar aku bisa berlindung dari ancaman para standar. Tetapi aku ternyata tidak bisa menggunakan seminar, konferensi, workshop, pengajian, diskusi, kampanye, koran, radio, TV, debat ...untuk memproduksi jargon-jargonku. Jangankan memproduksi jargon, untuk menghindar dari jargon standar saja, saya kerepotan ketika saya berada di forum-forum itu.

Orang tua berambut putih:
Sudah jelas duduk perkaranya. Ternyata semuanya memerlukan jargon. Standar memerlukan jargon untuk memantapkan kedudukannya sebagai standar, sedangkan proses memerlukan jargon untuk melindungi dirimya. Ketahuilah bahwa Tuhan itu maha bijaksana. Tuhan telah menciptakan segalanya termasuk suasana di mana standar dan proses dapat hidup bersama-sama dalam jargon-jargonnya. Maka solusi yang terbaik adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Wahai engkau para standar dan proses saling menterjemahkan dan diterjemahkanlah agar engkau saling memahami jargonmu masing-masing. Ketahuilah bahwa di batas sana, standar itu adalah proses, dan proses itu adalah standar. Maka semua jargonmu itu akan lenyap diperbatasan pikiranmu masing-masing. Saya ingin memperingatkan standar, janganlah engkau berlaku sombong dan sok kuasa terhadap proses itu. Tiadalah sebenar-benar standar sejati bagimu. Sebenar-benar bukan jargon adalah kuasa dan milik Tuhan YME.

33 comments:

  1. Ady Ferdian Noor
    DikDas S3 / 18706261004

    Assalamu'alaikum Wr. Wb.

    Dalam dunia pendidikan antara standar dan proses selalu terjadi ada perbedaan dalam implementasinya, masing-masing demi mempertahankan ego atau prinsip. Standar selalu ingin hasil yang terbaik melalui indikator-indikator yang dia buat dan selalu dijaga dengan sepenuh hati sesuai kesepakatan yang telah dibuat puncak ruang dan waktu. Standar ditetapkan melalui keputusan formal dan harus dilaksanakan. Pada dilaksanakan inilah proses mengambil peranannya, proses ingin berdasarkan logika dan rasional proses juga selalu ingin mengikuti standar tetapi terkadang ego proses juga cukup kuat untuk bisa kurang sejalan dengan standar atau mereka coba standar itu proses dan proses itu standar. Standar selalu ingin dipenuhi ruang dan waktunya sedangkan proses tidak bisa mengabaikan realita dilapangan data empirik. Benturan demi benturan terjadi demi menjadi yang terbaik dalam ruang dan waktu. Terima Kasih.

    ReplyDelete
  2. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Dalam menjalani suatu kehidupan manusia diberi pilihan untuk dua rute, baik dan buruk. Fitrahnya, manusia adalah orang baik yang berjalan dengan hati dan pikiran yang saling harmoni. Namun masalahnya terdapat pada berbagai macam ujian pada proses kehidupan. Untuk menggapai sesuatu yang diinginkan manusia berjalan dengan bekal kebaikan, mengupayakan profesionalitas dan berusaha sebaik mungkin. Idealnya merekan berpegang teguh pada proses itu harus jujur, proses itu harus peduli, proses harus patuh, proses harus bijak. Begitulah seterusnya ketika manusia berjalan sesuai dengan fitrah kebaikannya. Dalam fase proses manusia dihadapkan dengan hasil dari setiap proses yang memiliki godaan lebih besar. Dimana hasil dari proses yang baik pasti akan menghasilkan produk yang baik juga. Namun kadangkala menusia haus dengan citra baik. Pembentukan citra berbasis duniawi inilah yang akan menumbukan berbagai unsur negatif yaitu aku harus terhormat, aku harus wibawa, jangan tampakkan kelemahanmu, tutupilah kesalahanmu..dst. Mereka ingin selalu dikenal baik, walaupun pada kenyataanya merekan melakukan beberapa hal yang tidak baik. Maka jargon yang paling populer bagi diriku sebagai terbaik adalah: berbohong demi kebaikan, tidak adil demi keadilan, menghukum demi membebaskan..dst.

    ReplyDelete
  3. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Standar dan proses sesungguhnya saling melengkapi. Standar yang tinggi maka perlu melakukan proses yang terbaik. Jika seorang pemimpin menetapkan standar yang tinggi tanpa melihat kemampuan dari para anggotanya, maka apa yang diinginkan tidak akan tercapai. Untuk menjadi yang terbaik memang tidak mudah, harus melewati proses yang cukup sulit. Misalnya saja ada sekolah yang baru saja dibangun. Lalu kepala sekolahnya langsung menetapkan proses pembelajaran dengan standar internasional, padahal kemampuan pengajar yang ada belum memenuhi kriteria standar internasional. Perlu adaya proses pelatihan untuk para pengajar agar dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, lakukanlah proses yang terbaik untuk mencapai standar yang terbaik dan tetapkanlah standar yang sesuai dari proses-proses yang ada.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  4. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Tingginya standart seringkali mempengaruhi proses. Semakin tinggi strandar suatu hal semakin hal tersebut melindas sebuah proses. Prose itu dilakukan untuk menemukan hakekat dari proses itu sendiri, namu seiring perubahan level stndar sehingga proses tersbut tidak lagi menemukan hakekatnya. Misalnya, seseorang yang ingin menjadi dosen maka ia akan melalu tahap-tahap S1, S2, dan S3. Jika ia ingin menjadi professor maka ia harus membuat karya-karya untuk mendukungnya menjadi seorang professor. Di sisi lain ia harus bekerja extra untuk memenuhi standar tingkatan tersebut. Ketika ia sudah mencapai titik tertingginya, maka ia akan menetapkan standar yang lebih tinggi untuk orang lain dan untuk dirinya sendiri. Proses dinomor sekiankan untuk menjaga the highest point nya supaya ia tetap terlihat sempurna, berwibawa, dan terbaik. Berbeda dengan proses, proses akan menjadi semakin berharga jika orang tesebut lebih menghargai setiap jengkal proses yang dilaluinya dibandingkan terus membangggakan apa yang telah dicapainya. Ego standart akan memakan perjalanan proses, namun proses akan menjadi suatu pengalaman yang berharga jika destinasi perjalannanya bukanlah sebuah standart.

    ReplyDelete
  5. Falenthino Sampouw
    18709251006
    S2 Pendidikan Matematika

    Selamat malam, Prof.
    Memahami standar dan proses sebaiknya dalam kedudukan yang berbeda. Dengan demikian mereka berdua punya jargonnya masing-masing. Standar menjadi standar yang baik adalah karena proses yang baik. Demikian setiap proses memiliki standarnya masing-masing. Proses yang baik menghasilkan standar yang tinggi, namun juga standar yang tinggi pasti memengaruhi setiap proses. Sangat setuju bahwa biarlah standar dengan jargonnya untuk menilai proses, namun juga proses dengan jargonnya untuk melindungi dirinya.
    Terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  6. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Jargon bisa dikatakan sebagai slogan penyemangat dalam diri untuk menunjukkan identitas siapa dirimu. Tetapi jargon bisa saja menjadi stigma apabila tidak dibelaki dengan keadaan konkret dan pikiran yang jernih. Jangan sampai termakan oleh kesombongan-kesombongan sehingga tidak mampu membawakan apa makna dari jargon yang miliki sehingga jargon bisa menjadi suatu pelindung dalam diri jika sudha mengerti dengan benar apa makna dari jargonnya.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  7. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Memahami mengenai standar dan proses menurut saya keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk. Keduanya berada dalam posisi yang seimbang. Standar dibuat berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan proses dilakukan sesuai standar yang telah dibuat. Disamping itu standar yang telah dibuat tadi tidak dapat dicapai tanpa proses yang baik. Maka bisa disimpulkan sebenarnya standar dan proses adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Misalnya dalam pendidikan, standar yang telah dibuat berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai akan berfungsi dengan baik jika proses yang dilakukan sesuai atau benar oleh setiap pihak baik guru, murid, masayarakat dll.

    ReplyDelete
  8. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Sangat menarik menurut saya, standard dan proses merupakan dua hal yang saling berkaitan dan saling melengkapi dalam mencapai suatu target. Ketika kita menetapkan dan mengupayakan standar yang baik maka prosesnya pun harus baik pula, begitu juga sebaliknya pada proses pada proses yang baik akan mencapai standar yang baik pula. Hal ini mendorong kita agar selalu melakukan kebaikan dalam segala hal yang kita hadapi. Jangan sampai kita terjerumus dalam hal negative dalam proses mencapai suatu tujuan maupun dalam membelokkan standar ke arah negative padahal proses telah kita lalui.

    ReplyDelete
  9. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Standar dan proses merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya sangat menentukan hasil suatu hal. Standar akan tercapai melalui proses, sementara proses juga akan berjalan mencapai tujuan jika mempunyai standar-standar tertentu. Yang perlu dikhawatirkan adalah jika pihak-pihak tertentu ingin mencapai stnadar yang tinggi dan baik namun melalui proses-proses yang tidak baik. Dan kenyataan dimasyarakat memang kebanyakan semacam itu. Demi mengejar standar yang sudah ditetapkan, terkadang pihak-pihak tertentu rela melakukan/ menempuh proses-proses yang tidak semestinya.

    ReplyDelete
  10. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Standar dan proses adalah dua hal yang saling bersinergi dan tidak pisah terpisah satu sama lain sampai kapanpun. Adanya standar itu akibat kita berproses, berproses, melakukan yang terbaik sehingga sampai disuatu titik terbaik dan dinamakan sebagai sebuah standar atau dapat dikatakan bahawa suatu proses yang baik mencapai standart yang baik dalam pencapaiannya. Takkan ada proses tanpa standar, takkan ada standar tanpa berproses. Standar adalah wadah/patokan/garis batas. Sedangkan proses adalah jalannya, isinya atau yang melewatinya. Mereka saling membutuhkan dan tidak boleh ada yang sombong, semua harus ikhlas. Standar dan proses bagikan romeo dan juliet yang tidak dapat dipisahkan, karena standar yang baik tidak dapat di capai dengan proses yang tidak baik, sehingga keduanya adalah saling berkaitan. Sebagai manusia senantiasa melakukan proses yang baik dalam hidup intuk mencapai standar yang baik.

    ReplyDelete
  11. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Standar dan proses merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kegiatan yang kita lakukan sudah tentu harus melalui sebuah proses, proses yang kita lakukan tentunya juga memiliki sebuah standar. Sebuah standar ada untuk sebuah pengatur proses yang akan dijalankan. Maka dari itu diperlukan sebuah standar yang baik, karena dengan standar yang baik akan menghasilkan suatu hasil yang baik juga. Baik dan buruknya sebuah hasil merupakan akibat dari proses yang dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan. Jadi sebuah standar dan proses harus memiliki hubungan yang baik.

    ReplyDelete
  12. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3

    Standar dan proses dalam proses pembelajaran pasti akan berbeda. Terkadang, para pembuat standar kurang melakukan riset sehingga tidak mampu mengukur kemampuan di lapangan, tetapi standar tersebut tidak juga salah karena diperlukan challenge lebih ketika akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan standar sudah seharusnya disinkronisasikan sehingga akan dengan mudah meningkatkan kualitas pendidikan karena tidak ada kesenjangan antara standar dengan proses.

    ReplyDelete
  13. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Standard dan proses merupakan dua hal yang saling berkaitan. Masing-masing mempunyai peran tersendiri dan keduanya akan semakin baik bila saling mendukung. Standar menjadi tujuan dari proses, sedangkan proses digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan standar. Bahkan pada batas tertentu, proses adalah standar dan standar adalah proses. Untuk mencapai standar yang terbaik, hendaknya juga melalui proses-proses yang terbaik, dengan demikian standard dan proses dapat saling mendukung untuk mencapai tujuan yang baik.

    ReplyDelete
  14. Rosi anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Setelah saya membaca tulisan di atas, memang standar dan proses merupakan 2 hal yang berbeda namun sangat erat hubungannya. Dalam menjalani kehidupan, tentunya dalam menuju pada suatu tujuan atau standar kehidupan yang sudah ditetapkan oleh pribadi masing-masing kita akan melalui suatu proses. Proses yang sangat baik atau kita lakukan dengan sungguh-sungguh tentunya akan mencapai ke tujuan atau standar yang baik pula, begitupun sebaliknya.

    ReplyDelete
  15. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi Prof.
    Tidaklah menjadi masalah ketika standar dan proses memiliki jargon masing-masing. Jargon berfungsi sebagai penyemangat dalam menjalani hidup. Standar memiliki kriteria tersendiri mengenai jargon dirinya, begitu pula dengan proses. Jargon standar diperlukan dalam menentukan indikator pencapaian suatu keberhasilan apa yang dipikirkan dan tindakan yang dilakukan. Sedangkan, jargon proses berfungsi sebagai pengawasan selama menggapai standar yang diinginkan. Standar ini tentunya sesuai dengan tujuan dalam menjalani hidup. Terima kasih.

    ReplyDelete
  16. SUHERMI
    18709251007
    S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A

    Standar dan proses memang saling berkaitan dan memiliki jargon nya masing-masing. Kedua-duanya penting. Untuk mencapai standar diperlukan proses. Sebaiknya untuk mencapai standar yang baik di lakukan proses yang baik pula. Namun pada prakteknya, tidak semuanya seperti itu. pada umumnya suatu standar itu baik. Namun, belum tentu, standarnya baik prosesnya juga baik.

    ReplyDelete
  17. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Standar dn proses pendidikan merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dimana standar adalah patokan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sedangkan proses merupakan implementasi dari standar yang telah ditetapkan. Sebagai seorang guru sebaiknya selalu berupaya menambah pengetahuannya agar terciptanya proses pembelajaran yang baik demi tercapainya standar yang telah ditetapkan.

    ReplyDelete
  18. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Standar dan proses sama-sama memerlukan jargon. Standar memerlukan jargon untuk memantapkan kedudukannya sebagai standar, sedangkan proses memerlukan jargon untuk melindungi dirinya. Standar dan proses dapat hidup bersama-sama dalam jargon-jargonnya masing-masing. Jargon adalah istilah khusus yang dipergunakan di bidang tertentu. Ada kalanya standar itu adalah proses, dan proses itu adalah standar. Hakikatnya diantara standar dan proses, keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.

    ReplyDelete
  19. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Pertengkaran yang dilakukan oleh standar dan prose merupakan sebuah mekanisme pertahannan diri dari mereka. Mengapa pertahanan diri? karena sesungguhhnya mereka saling membutuhkan satu sama lain. Jargon standar dalam rangka mencapai tujuannya tujuannya sebagai standar sejati harus melalui dan mengelola proses sedemikian rupa hingga proses tersebut dapat ia kuasai sepenuhnya. Sedangkan jargon proses, hidupnya seakan penuh dengan siksaan daripada standar, hidupnya tidakpernah lepas dari tuntutan untuk menjadi standar yang baik, ada banyak pengorbanan yang dilalui seorang proses untuk menjadi standar yang diinginkan. Hingga jargon proses berada pada titik dimana keinginannya hanya satu yaitu keamanan, hidup itu tidakneko-neko yang penting selamat. Dan dalam rangka melindungi diri nya agar tetap ada, jargon proses mulai melindungi dirinya dengan jargon topeng. Sesungguhnya jargon topeng adalah pelindung kelemahan-kelemahan jargon proses dihadapan jargon standar. Jargon proses dan jargon standar sama-sama memiliki kekurangan yang sangat tidak ingin diketahui satu sama lain, padahal sebenarnya mereka saling bergantung satu sama lain walaupun jargon standar terlihat amat beringas. Elegi tersebut mengajarkan kepada kita bahwa semua manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, maka janganlah bertindak semena-mena terhadap orang lain, karena suatu saat nantu bukan tidak mungkin kita pasti membutuhkan orang yang tertidas tersebut.

    ReplyDelete
  20. 141. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Sesungguhnya standar dan proses adallah dua hal yang hidup berdampingan dan saling menyokong. Setiap standar memilki jargon begitu pula dengan proses. Standar dan proses tidak dapat dipisahkan karena dalam standar ada proses dan dalam proses ada standar. Begitulah anugrah dari Tuhan yang maha kuasa. Jargon jangan sampai membuat sombong satu dengan lainnya. Tetap kembali bahwa semua adalah kuasa Tuhan. terimakasih

    ReplyDelete
  21. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Dalam rangka mencapai standar yang tinggi maka diperlukan proses-proses yang baik. Proses yang baik untuk mencapai tujuan yang dikehendaki pun dibutuhkan standar-standar pada tiap prosesnya. Maka masing-masing pantas memiliki jargon tanpa merendahkan satu sama lain. Keduanya memiliki kedudukan sesuai ruang dan waktunya. Realitanya pun, standar dan proses bisa menyatu dalam pendidikan yaitu standar proses. Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6).

    ReplyDelete
  22. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Standar dan Proses adalah dua hal yang saling terkait, Jika standar adalah subyeknya maka Proses adalah predikatnya. Apapun yang terjadi pasti melalui suatu proses, dan proses yang ada pasti juga memiliki standar. Standar ada untuk mengatur proses, karena dalam pelaksanaan proses standar adalah pantauannya. Jadi seharusnya antara standar dan proses harus sinergis.

    ReplyDelete
  23. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Standar dan proses merupakan dua hal yang saling berkaitan. Untuk mencapai standar yag diinginkan diperlukan proses yang sudah direncanakan dengan matang. Semakin standar yang diinginkan maka semakin kompleks proses yang harus ditempuh.

    ReplyDelete
  24. Hendra b.
    18701261008
    PEP S3 2018

    apa yang menyebabkabkan terjadi pertengkaran jargon proses dan jargon standar. Adalah jargon standar merasa terancam dengan adanya jargon standar begitupun jargon standar merasa terancam dengan adanya jargon proses, belum memulai, belum bertemu sudah menimbulkan raasa ketakutan pada dirinya sendiri pada sesuatu sebagai amcaman padahal belum tentu sasuatu itu belum tentu membahayakn dirinya. dalam logos tak ada ketakutan malah perbedaan-perbedaan tu akan menjadi lesatan untuk menjadi lebih baik menjadikan diri menjadi baik.

    ReplyDelete
  25. Sintha Sih Dewanti
    18701261013
    PPs S3 PEP UNY

    Dituliskan bahwa “sebagai proses itu harus jujur, sebagai proses itu harus peduli, sebagai proses harus patuh, sebagai proses harus bijak”. Seharusnya memang seperti itu, akan tetapi dalam proses pendidikan misalnya, terkadang melanggar hal itu. Karena harapannya dapat memenuhi standar (misalnya standar kelulusan) yang telah ditetapkan tetapi pelakunya (siswa) belum mempunyai kemampuan untuk mencapai standar tersebut. Sehingga terjadilah kebohongan atua kecurangan dalam proses.

    ReplyDelete
  26. Khintoko Intan Permatasari
    19701251020
    S2 PEP A 2019

    Standar dan proses adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Tidak akan ada proses tanpa standar dan tidak akan ada standar tanpa proses. Standar dan proses salaing membutuhkan. Jika adalah subyeknya maka proses adalah predikatnya. Sandar untuk mengatur proses sedangkan proses jelas ada karena memiliki standar yang harus dipenuhi.

    ReplyDelete
  27. Hidayatul wafiroh
    19701251010
    S2 PEP A 2019

    Untuk mencapai suatu standar maka diperlukan proses. Begitu juga proses dilakukan untuk mencapai standar. Sehingga standar dan proses saling berhubungan satu sama lain. Tanpa standar kita tidak tahu proses yanh seperti apa yang baik dan tolak ukur dari keberhasilan proses sendiri. Tanpa proses kita tidak dapat mencapai suatu standar. Dalam pendidikan proses pembelajaran dilakukan untuk mencapai standar pembelajaran yang baik yang diinginkan dan untum mencapai standar pembelajaran diperlukan proses menuju kesana. Standar dan proses dilakukan dalam ruang dan waktu yang sesuai.

    ReplyDelete
  28. Mira Amalia Yudhanti
    19701251014
    S2 PEP A

    Standar dan proses merupakan dua hal yang saling berkaitan, keduanya memiliki jargon masing-masing untuk mencapai tujuan masing-masing. Standar itu adalah proses dan proses itu adalah standar. Antara standar dan proses dapat saling memahami peran dan tujuan dari masing-masing.

    ReplyDelete
  29. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih Bapak untuk informasi mengenai Jargon Pertengkaran Standar dan Proses yang telah Bapak share kepada kami. Standar dan proses menurut saya merupakan dua hal yang saling berkaitan. Untuk memahami dua hal yang saling berkaitan tersebut maka sangatlah perlu menerjemahkan dan diterjemahkan. Dalam pembelajaran misalnya, terdapat standar dan proses dimana keduanya saling berkaitan. Standar pembelajaran merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur atau patokan dalam pembelajaran sedangkan proses pembelajaran merupakan jalannya pembelajaran yang dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan standar yang ditetapkan.

    ReplyDelete
  30. Assalamu'alaykum wr wb
    Dwi Kawuryani
    19709251061
    Pendidikan Matematika S2 D
    Dalam tulisan tersebut dapat saya kaitkan dengan pemahaman dari Immanuel Kant yang menyatakan bahwa hidup adalh perbedaan yang berjalan beriringan. Karena standar adalah proses dan proses adalah standar. Kaitannya dengan manusia adalah bahwa setiap hal pasti memiliki kontradiksi didalam dirinya, oleh karena itu kita tidak bisa sepenuhnya beranggapan terhadap sesuatu hal itu. Kaitannya dengan matematika dapat dikaitkan dengan proses perkalian. Pada dasarnya perkalian adalah pembagian dengan pecahan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkalian adalah pembagian. Begitu juga sebaliknya, bahwa pembagian adalah perkalian dengan bilangan pecahan, sehingga pembagian adalah berupa perkalian.
    Wassalamu'alaikum wr wb

    ReplyDelete
  31. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Standar dan proses merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya sangat menentukan hasil suatu hal. Standar akan tercapai melalui proses, sementara proses juga akan berjalan mencapai tujuan jika mempunyai standar-standar tertentu. Takkan ada proses tanpa standar, takkan ada standar tanpa berproses. Standar adalah wadah/patokan/garis batas. Sedangkan proses adalah jalannya, isinya atau yang melewatinya.

    ReplyDelete
  32. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Standar itu adalah proses dan proses adalah standar. Kedua hal tersebut adalah yang selalu menjadi perdebatan dalam kehidupan ini. Dalam dunia pendidikan misalnya, setiap orang tua, siswa, dan sekolah, bahkan lembaga terkait pastinya sedini mungkin menentukan standar dengan segala kriterianya. Hal ini bertujuan mendapatkan hasil yang maksimal untuk semua elemen. Akan tetapi, dalam proses pastinya harus ada kerjasama antara semua lapisan tadi, karena hasil yang didapat dari proses sangat bergantung dari itu. Dengan kata lain, bahwa dengan standar yang tinggi maka proses dalam memenuhi standar tersebutpun harus tinggi pula. Agar proses berjalan mulus, maka keharmonisasian antar elemen harus dijaga dengan baik.

    ReplyDelete
  33. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete