Sep 20, 2013

Jargon Para Subyek




Oleh Marsigit

Jargon:
Wahai para subyek, apa yang engkau ingin katakan kepadaku? Kenapa engkau datang berbondong-bondong kepadaku? Siapa sajakah engkau itu?

Para Subyek pembuat:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para subyek. Aku adalah para subyek dari golongan para pembuat.
Aku itu meliputi para pembuat tugas, pembuat mandat, pembuat amanah, pembuat kewajiban, pembuat aturan, pembuat obyek, pembuat sifat, pembuat permulaan, pembuat inisiatif, pembuat kesimpulan, pembuat pertanyaan, pembuat jawaban, pembuat kesimpulan, pembuat benar, pembuat salah, pembuat suasana, pembuat akhiran, pembuat laporan, pembuat metode, pembuat alat, pembuat tulisan, pembuat bicara, pembuat proposal, pembuat baik, pembuat buruk, pembuat bergerak, pembuat diam, pembuat tidak jelas, pembuat kacau, pembuat tidak kacau, pembuat jargon, pembuat elegi, pembuat contoh, pembuat hubungan, pembuat sesuai, pembuat tidak sesuai, pembuat terang, pembuat gelap, pembuat mahal, pembuat murah, pembuat turun, pembuat naik, pambuat ramai, pembuat sepi, pembuat perang, pembuat kacau, pembuat adil, pembuat jabatan, pembuat PR, pembuat nilai, pembuat naik kelas, pembuat lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para pembuat. Para pembuat itu adalah para subyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para subyek?

Para subyek penentu:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para subyek. Aku adalah para subyek dari golongan para penentu.
Aku itu meliputi para penentu tugas, penentu mandat, penentu amanah, penentu kewajiban, penentu aturan, penentu obyek, penentu sifat, penentu permulaan, penentu inisiatif, penentu kesimpulan, penentu pertanyaan, penentu jawaban, penentu kesimpulan, penentu benar, penentu salah, penentu suasana, penentu akhiran, penentu laporan, penentu metode, penentu alat, penentu tulisan, penentu bicara, penentu proposal, penentu baik, penentu buruk, penentu bergerak, penentu diam, penentu tidak jelas, penentu kacau, penentu tidak kacau, penentu jargon, penentu elegi, penentu contoh, penentu hubungan, penentu sesuai, penentu tidak sesuai, penentu terang, penentu gelap, penentu mahal, penentu murah, penentu turun, penentu naik, penentu ramai, penentu sepi, penentu perang, penentu kacau, pembuat adil, penentu jabatan, penentu PR, penentu nilai, penentu naik kelas, penentu lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para subyek penentu. Para penentu itu adalah para subyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para subyek?

Para subyek pengemban:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para subyek. Aku adalah para subyek dari golongan para pengemban.
Aku itu meliputi para pengemban tugas, pengemban mandat, pengemban amanah, pengemban kewajiban, pengemban aturan, pengemban obyek, pengemban sifat, pengemban permulaan, pengemban inisiatif, pengemban kesimpulan, pengemban pertanyaan, pengemban jawaban, pengemban kesimpulan, pengemban benar, pengemban salah, pengemban suasana, pengemban akhiran, pengemban laporan, pengemban metode, pengemban alat, pengemban tulisan, pengemban bicara, pengemban proposal, pengemban baik, pengemban buruk, pengemban bergerak, pengemban diam, pengemban tidak jelas, pengemban kacau, pengemban tidak kacau, pengemban jargon, pengemban elegi, pengemban contoh, pengemban hubungan, pengemban sesuai, pengemban tidak sesuai, pengemban terang, pengemban gelap, pengemban mahal, pengemban murah, pengemban turun, pengemban naik, pengemban ramai, pengemban sepi, pengemban perang, pengemban kacau, pembuat adil, pengemban jabatan, pengemban PR, pengemban nilai, pengemban naik kelas, pengemban lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para subyek pengemban. Para pengemban itu adalah para subyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para subyek?

Para subyek pemangku:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para subyek. Aku adalah para subyek dari golongan para pemangku.
Aku itu meliputi para pemangku tugas, pemangku mandat, pemangku amanah, pemangku kewajiban, pemangku aturan, pemangku obyek, pemangku sifat, pemangku permulaan, pemangku inisiatif, pemangku kesimpulan, pemangku pertanyaan, pemangku jawaban, pemangku kesimpulan, pemangku benar, pemangku salah, pemangku suasana, pemangku akhiran, pemangku laporan, pemangku metode, pemangku alat, pemangku tulisan, pemangku bicara, pemangku proposal, pemangku baik, pemangku buruk, pemangku bergerak, pemangku diam, pemangku tidak jelas, pemangku kacau, pemangku tidak kacau, pemangku jargon, pemangku elegi, pemangku contoh, pemangku hubungan, pemangku sesuai, pemangku tidak sesuai, pemangku terang, pemangku gelap, pemangku mahal, pemangku murah, pemangku turun, pemangku naik, pemangku ramai, pemangku sepi, pemangku perang, pemangku kacau, pembuat adil, pemangku jabatan, pemangku PR, pemangku nilai, pemangku naik kelas, pemangku lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para subyek pemangku. Para pemangku itu adalah para subyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para subyek?

Para subyek pelaksana:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para subyek. Aku adalah para subyek dari golongan para pelaksana.
Aku itu meliputi para pelaksana tugas, pelaksana mandat, pelaksana amanah, pelaksana kewajiban, pelaksana aturan, pelaksana obyek, pelaksana sifat, pelaksana permulaan, pelaksana inisiatif, pelaksana kesimpulan, pelaksana pertanyaan, pelaksana jawaban, pelaksana kesimpulan, pelaksana benar, pelaksana salah, pelaksana suasana, pelaksana akhiran, pelaksana laporan, pelaksana metode, pelaksana alat, pelaksana tulisan, pelaksana bicara, pelaksana proposal, pelaksana baik, pelaksana buruk, pelaksana bergerak, pelaksana diam, pelaksana tidak jelas, pelaksana kacau, pelaksana tidak kacau, pelaksana jargon, pelaksana elegi, pelaksana contoh, pelaksana hubungan, pelaksana sesuai, pelaksana tidak sesuai, pelaksana terang, pelaksana gelap, pelaksana mahal, pelaksana murah, pelaksana turun, pelaksana naik, pelaksana ramai, pelaksana sepi, pelaksana perang, pelaksana kacau, pembuat adil, pelaksana jabatan, pelaksana PR, pelaksana nilai, pelaksana naik kelas, pelaksana lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para subyek pelaksana. Para pelaksana itu adalah para subyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para subyek?
Para subyek pemelihara:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para subyek. Aku adalah para subyek dari golongan para pemelihara.
Aku itu meliputi para pemelihara tugas, pemelihara mandat, pemelihara amanah, pemelihara kewajiban, pemelihara aturan, pemelihara obyek, pemelihara sifat, pemelihara permulaan, pemelihara inisiatif, pemelihara kesimpulan, pemelihara pertanyaan, pemelihara jawaban, pemelihara kesimpulan, pemelihara benar, pemelihara salah, pemelihara suasana, pemelihara akhiran, pemelihara laporan, pemelihara metode, pemelihara alat, pemelihara tulisan, pemelihara bicara, pemelihara proposal, pemelihara baik, pemelihara buruk, pemelihara bergerak, pemelihara diam, pemelihara tidak jelas, pemelihara kacau, pemelihara tidak kacau, pemelihara jargon, pemelihara elegi, pemelihara contoh, pemelihara hubungan, pemelihara sesuai, pemelihara tidak sesuai, pemelihara terang, pemelihara gelap, pemelihara mahal, pemelihara murah, pemelihara turun, pemelihara naik, pemelihara ramai, pemelihara sepi, pemelihara perang, pemelihara kacau, pembuat adil, pemelihara jabatan, pemelihara PR, pemelihara nilai, pemelihara naik kelas, pemelihara lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para subyek pemelihara. Para pemelihara itu adalah para subyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para subyek?

Para subyek pengawas:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para subyek. Aku adalah para subyek dari golongan para pengawas.
Aku itu meliputi para pengawas tugas, pengawas mandat, pengawas amanah, pengawas kewajiban, pengawas aturan, pengawas obyek, pengawas sifat, pengawas permulaan, pengawas inisiatif, pengawas kesimpulan, pengawas pertanyaan, pengawas jawaban, pengawas kesimpulan, pengawas benar, pengawas salah, pengawas suasana, pengawas akhiran, pengawas laporan, pengawas metode, pengawas alat, pengawas tulisan, pengawas bicara, pengawas proposal, pengawas baik, pengawas buruk, pengawas bergerak, pengawas diam, pengawas tidak jelas, pengawas kacau, pengawas tidak kacau, pengawas jargon, pengawas elegi, pengawas contoh, pengawas hubungan, pengawas sesuai, pengawas tidak sesuai, pengawas terang, pengawas gelap, pengawas mahal, pengawas murah, pengawas turun, pengawas naik, pengawas ramai, pengawas sepi, pengawas perang, pengawas kacau, pembuat adil, pengawas jabatan, pengawas PR, pengawas nilai, pengawas naik kelas, pengawas lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para subyek pengawas. Para pengawas itu adalah para subyek.

...

Jargon:
Aku ternyata masih melihat para subyek yang lain. Sekarang aku tahu bahwa di situ juga terdapat subyek para penilai, para komentator, para pendoa, para pengacau, ...dst. Maka aku sedang menghadapi ada tak berhingga banyaknya para para subyek. Ternyata aku masih pula melihat para para para para para...subyek.

Para para para ...subyek:
Wahai jargon, apa yang sedang engkau pikirkan?

Jargon:
Aku sedang dalam kondisi di antara jelas dan tidak jelas. Mengapa? Karena aku ternyata mendapatkan para subyek itu banyak dan bermacam-macam. Aku agak sulit membedakan satu dengan yang lain, maka aku sedang mengalami kekacauan pikiran. Tetapi mengapa aku harus bingung, bukankah aku harus bisa bersikap. Ah untuk mengetahui sekedar subyek saja kok sulitnya bukan main. Tak peduli. Mereka ada atau tidak ada, bagiku tak masalah. Subyek itu toh tak ada artinya jika tidak ada obyek. Subyek itu juga tidak ada artinya jika tidak ada pembuat, penentu, pengemban, pemangku, penilai..dst. Tetapi mengapa aku juga ternyata menyebut mereka. Bukankah menyebut mereka itu sama artinya aku menganggap mereka itu penting. Wah kacau pikiranku. Bukankah aku ini adalah jargon. Bukankah jargon itu juga berhak berkuasa. Jika aku berkuasa maka aku dapat menentukan sifat-sifat sesuka hatiku sesuai dengan tujuanku dan kebisaanku, sesuai dengan sifatku, sesuai dengan kepentinganku, sesuai dengan tujuanku.

Para para para ...subyek:
Wahai jargon, aku telah menyaksikan pengakuanmu sebagai jargon. Itulah sebenar-benar jargon, si berpikir kacau dan pembuat kacau, penentu kacau, pengemban kacau, peneilai kacau, pemroduksi kacau, pemangku kaca, bahasa kacau, ....dst. Ternyata aku melihat bahwa banyak anggotamu itu adalah sebanyak diriku.

Jargon:
Wahai para subyek, janganlah bersifat munafik. Aku telah menyaksikan bahwa engkau semua itu sebenarnya para jargon itu. Para jargon adalah para subyek sengan pikiran kacau, bahasa kacau, pemangku kacau, penilai kacau, ...dst. Jadi engkau telah memahami bahwa engkau itu ternyata adalah anggota para para para ...jargon.

Para para para ...subyek:
Maafkanlah wahai para para para...jargon. Ternyata aku telah menyadari bahwa para jargon itu adalah bagian dari diriku. Tetapi aku ingin sampaikan bahwa aku tidak dapat melepaskan dirimu. Aku merasa selalu memerlukanmu untuk menjaga sifatku sebagai para subyek. Ternyata dalam rangka menegakkan diriku sebagai subyek, aku telah terbukti bahwa aku adalah engkau, yaitu para jargon. Aku memerlukan perundingan dan waktu berikutnya lebih jauh dengan dirimu untuk mengetahui lebih lanjut sifat-sifat diriku dan dirimu.

32 comments:

  1. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Subjek adalah pelaku utama dalam kehidupan. Subjek itu terdiri dari banyak golongan yaitu subjek para pembuat, subjek para penentu, subjek para pengemban, ubjek para pemangku, subjek para pelaksana, subjek para pemelihara, subjek para pengawas, dan lain sebagainya. Setiap subjek pasti memiliki jargon. Karena setiap subjek membutuhkan jargon masing-masing sesuai golongannya salah satunya adalah untuk mempermudah berkomunikasi dalam suatu subjek tertentu. Suatu jargon juga hanya bisa dipahami oleh sekelompok subjek tertentu. Dapat disimpulkan bahwa sebenar-benar subjek adalah membutuhkan jargon.

    ReplyDelete
  2. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Jargon itu adalah bagian dari subjek yang merupakan pikiran dari subjek itu sendiri. Didalam kehidupan subjek hidup dalam perbedaan, banyak jenis bahkan tak terhitung. Dalam proses pengklasifikasian tergantung pula pada pengklasifikasinya, tiap individu memiliki pandangan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut buah dari keragaman sifat dan karakter dari masing-masing subjek.

    ReplyDelete
  3. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Subyek terdiri beberapa golongan, seperti subyek pembuat, subyek penentu, subyek pengemban, subyek pemangku, subyek pelaksana, subyek pemelihara, dan masih banyak yang lainnya. Dalam hidup ini subyek ada banyak dan bermacam-macam. Subyek merupakan bagian yang penting. Namun subyek juga membutuhkan jargon, karena sesungguhnya para jargon merupakan bagian dari subyek. Para jargon adalah para subyek dengan pikiran kacau, bahasa kacau, dan sebagainya. Subyek akan selalu membutuhkan jargon untuk menjaga sifat-sifatnya. Sehingga perlu adanya diskusi yang lebih jauh antara subyek dan jargon untuk saling mengetahui sifat yang satu dengan yang lainnya agar bisa saling menjaga.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  4. Falenthino Sampouw
    18709251006
    S2 Pendidikan Matematika

    Selamat siang, Prof.
    Tulisan di atas dapat dipahami bahwasannya subyek itu banyak dan luas. Apa saja dapat dijadikan subyek. Semua yang dapat dijadikan subyek adalah semua yang bersifat sebagai pelaku. Misalnya semua subyek pendidikan, maka semua yang berlaku dalam dunia pendidikan adalah subyek, subyek guru, subyek siswa, subyek kepala sekolah, dan lain-lainnya. Intinya bahwa mereka adalah pelaku dalam dunia pendidikan.
    Terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  5. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PM A PPs UNY 2018

    Dalam elegi ini, diketahui bahwa subyek tidak dapat terlepas dari jargon. Ada berbagai macam subyek, dan dari sekian banyak subyek sangat membutuhkan jargon untuk mempertahankan sifatnya. Jargon ini adalah bahasa yang digunakan dan dimengerti didalam golongannya sendiri. golongan lain tidak atau sulit mengerti akan jargon yang dimiliki oleh kelompok lain sebab perbedaan paham.

    ReplyDelete
  6. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Berbeda dengan obyek, subyek dari jargon adalah anggota dari para jargon tersebut. Para jargon adalah para subyek yang memiliki pikiran yang kacau, bahasa yang kacau, pemangku yang kacau, dan lainnya. Memang diperlukan waktu untuk menyadarinya bahwa para subyek merupakan anggita dari pada jargon itu sendiri seperti untuk mengetahui sifat-sifat jargon dan sifat-sifat subyek itu sendiri.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  7. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Subjek merupakan pelaku yang terdiri dari berbagai macam aspek atau golongan. Seperti subjek penentu, subjek pembuat, subjek pemangku, subjek pelaksana dsb. Setiap subjek pasti memiliki perbedaan yaitu tergantung darimana subjek itu dipandang. Yang kemudian memunculkan sebuah istilah atau jargon untuk menentukan mana yang tepat untuk menamai para subjek tersebut. Subjek dalam bidang pendidikan yaitu pendidik dan peserta didik, yang mana kedua subjek tersebut adalah orang yang berkaitan langsung dengan proses pendidikan. Sehingga subjek adalah suatu hal yang berkenaan langsung dengan suatu aktivitas atau pelaku sebuah kegiatan.

    ReplyDelete
  8. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Subjek merupakan pelaku yang terdiri dari berbagai macam aspek atau golongan. Seperti subjek penentu, subjek pembuat, subjek pemangku, subjek pelaksana dsb. Setiap subjek pasti memiliki perbedaan yaitu tergantung darimana subjek itu dipandang. Yang kemudian memunculkan sebuah istilah atau jargon untuk menentukan mana yang tepat untuk menamai para subjek tersebut. Subjek dalam bidang pendidikan yaitu pendidik dan peserta didik, yang mana kedua subjek tersebut adalah orang yang berkaitan langsung dengan proses pendidikan. Sehingga subjek adalah suatu hal yang berkenaan langsung dengan suatu aktivitas atau pelaku sebuah kegiatan.

    ReplyDelete
  9. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Jargon setiap subyek berbeda beda. Hal ini dikarenakan setiap subyek memiliki kedudukan yang berbeda beda pula, bisa sebagai pembuat, penentu, pengemban, pemangku, pelaksana, pemelihara, pengawas, penilai, dan sebagainya. Jargon subyek diperlukan untuk mengukuhkan kedudukannya sebagai subyek itu sendiri. Manusia sebagai subyek mempunyai kekuasaan terhadap dirinya sendiri dalam menentukan kedudukannya. Kedudukan subyek manusia jelas bergantung pada pemikiran dan sudut pandang tiap individu

    ReplyDelete
  10. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Subjek adalah pihak yang melakukan suatu tindakan. Subjek identic dengan pihak yang berkuasa. Dalam hal ini berkuasa terhadap objeknya. Subjek ada banyak macamnya. Untuk mempertahankan eksistensinya sebagai subjek, biasanya para subjek menggunakan jargon. Jargon berarti bebas menentukan sifat sesuka hati untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jargon identic dengan sesuatu yang buruk. Dalam hal ini, jargon para subjek berarti adanya tindakan sewenang-wenang dari para subjek dalam menggunakan kekuasaanya demi mempertahankan posisinya sebagai subjek.

    ReplyDelete
  11. Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018

    Subyek dapat didefinisikan apabila adanya obyek..Jargon subyek adalah tergantung dari obyek. Subyek dapat menentukan kedudukan sendiri tergantung obyek yang ada, Subyek sama dengan obyek tidaklah menentu, tidak terbatas dan selalu menyesuaikan ruang dan waktu. Namun sejatinya dalam kehidupan ini subyek dan obyek itu selalu berdampingan dengan jargon yang menyertainya..

    ReplyDelete
  12. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3

    Jargon adalah kosakata khusus yang digunakan dalam bidang kehidupan. Jargon dalam artikel ini diaartikan sebagai para subyek sengan pikiran kacau, bahasa kacau, pemangku kacau, penilai kacau, ...dst. Jargon sendiri dibutuhkan oleh subyek karena subyek disebut subyek jika memiliki jargon atau bisa kah saya sebut kekurangan?

    ReplyDelete
  13. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Subyek biasanya identik dengan pelaku. Subyek ini dapat bermacam-macam. Ketika berbicara tentang pembelajaran di kelas, maka antara guru dan siswa yang sebenarnya menjadi subyek ialah siswa. Hal ini dikarenakan siswalah yang melakukan belajar. Maka guru harus memberikan kesempatan pada siswa sebagai subyek belajar untuk membangun pengetahuannya. Namun, ternyata peran guru sebagai pemberi kesempatan itu pun juga merupakan subyek.

    ReplyDelete
  14. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Subjek adalah sesuatu yang mengerjakan atau yang menjadi pelaku . Subyek sama dengan obyek tidaklah menentu dan juga tidak terbatas. Sangat meluas karena apa saja bisa menjadi suatu subjek.

    ReplyDelete
  15. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi Prof.
    Sama halnya dengan para objek. Subjek juga turut berpartisipasi dalam mendampingi hidup kita. Para subjek memiliki peran pelengkap penentu objek yang akan dipilih. Para subjek memiliki keistimewaan yang lebih dibandingkan para objek. Letak keistimewaan itu ada pada keputusan yang diambil. Para subjek dapat memberikan pilihan atau keputusan sesuai dengan apa yang ada dan mungkin ada dalam pikirannya yang telah disesuaikan dengan ruang dan waktunya. Terima kasih.

    ReplyDelete
  16. SUHERMI
    18709251007
    S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A

    Subjek lebih bermakna kepada pihak yang berkuasa. Dan Jargon dalam elegi dapat dimaknai sebagai tindakan yang tidak semestinya. Jadi subjek itu sendirilah sebagai pelaku dari para jargon.

    ReplyDelete
  17. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Subyek dan obeyek adalah dua hal yang berkaitan. Subyek adalah hal yang diterangkan atau dikatakan sebagai pelaku atas suatu kejadian. Subyek akan selalu menimpakan sifat-sifat kepada obyeknya. Dalam hidup, manusia tidak selalu bisa menjadi subyek namun ia akan ada kalanya ia diposisikan sebagai obyek. Ia menjadi subyek atas pikiran, keputusan, dan tindakannya sendiri, tapi disisi lain ia juga menjadi obyek atas pikiran, keputusan, dan tindakan orang lain.

    ReplyDelete
  18. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Sama halnya ddengan objek, Subjek juga banya dan bermacam-macam. objek tanpa subjek itu tidak artinya, begitupun subjek tanpa objek pun juga tidak artinya. Subjek juga tidak artinya jika tidak ada pembuat, penentu, pengemban, pemangku, penilai, dst. keterkaitan antara subjek dan objek merupakan bagian yang saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain.

    ReplyDelete
  19. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Seperti yang dibahas di elegi sebelumnya bahwa terdapat berbagai macam objek, ternyata subjekpun ada banyak macamnya. Maka ketika ada objek pasti ada subjek, karena subjek adalah pelaku yang mengakibatkan adanya objek.Di berbagai bidangpun tidak terlepas dengan adanya subjek dan objek. Misalnya di sekolah, guru, murid, kepala sekolah dapat menjadi subjeknya sekaligus merekapun dapat menjadi objek.

    ReplyDelete
  20. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Jargon para subjek juga merupakan subjek sendiri. Subjek membutuhkan jargon untuk menjaga dan melindungi dirinya. Sedangkan jargon membutuhkan subjek untuk menerjemahkan sifat-sifat subjek. Olehnya subjek tidak dapat lepas dari jargon begitupun sebaliknya. Dan sebaik-baik jargon adalah mutlak kuasa Tuhan. terimakasih

    ReplyDelete
  21. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Subjek adalah yang melakukan tindakan. Adanya jargon yang melekat pada subjek menunjukkan bahwa subjek tengah berlindung pada jargon untuk menunjukkan eksistensinya dan menutupi kekurangannya. Subjek berkuasa atas objek dan yang mengikutinya. Subjek dan objek saling berkaitan karena saling memberi, dalam hal ini subjek dan objek saling menerjemahkan dan diterjemahkan.

    ReplyDelete
  22. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Sama halnya seperti sebuah objek, bahwa sebuah subjek membutuhkan suatu jargon, dimana jargon tersebut merupakan sifat yang harus dimilikinya. Setiap subjek harus memiliki sebuah jargon, hal tersebut bertujuan untuk membedakan dirinya dengan subjek yang lainnya. Jargon-jargon yang ada pada sebuah subjek merupakan sebuah sifat atau ciri khas yang dimilikinya.

    ReplyDelete
  23. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Manusia dianugerahkan potensi dari Sang Pencipta. Potensi akan bermanfaat tetapi juga akan merugikan si punya potensi. Jika potensi diiringi dengan perilaku positif seperti rendah diri, mampu berbagi, dan menerima serta sikap positif lainnya, maka potensi akan bermanfaat untuk dirinya dan sekitarnya. Sebaliknya jika potensi diikuti sikap negatif maka potensi akan menjadi bomerang untuk dirinya sendiri. Seperti adanya Jargon si berpikir kacau dan pembuat kacau, penentu kacau, pengemban kacau, peneilai kacau, pemroduksi kacau, pemangku kaca, bahasa kacau. Dalam tata penulisan kalimat subyek berarti yang bekerja. Maka semua tingkah laku yang positif dan negatif itu adalah subjek itu sendiri yang melakukannya.

    ReplyDelete
  24. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Subjek bukanlah subjek bila tidak ada objeknya. Manusia adalah pelaku subjek di dunia ini. Manusia harus menghargai objek. Karena tanpa objek ia tidak memiliki arti. Sama seperti guru. Guru harus menghargai muridnya, harus mampu menghidupkan muridnya. Karena jika ia tidak mampu melakukan hal tersebut, ia tidak dapat disebut sebagai guru.

    ReplyDelete
  25. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Setiap subyek merupakan jargon. Subyek terdiri dari ragam macamnya. Namun subyek tidak ada artinya jika tidak memiliki obyek. Kedua hal tersebut saling bergantung satu sama lain. Kedua hal tersebut, subyek maupun obyek, membutuhkan jargon untuk eksistensi mereka.

    ReplyDelete
  26. Hendra b.
    18701261008
    PEP S3 2018

    jargon dan subyek adal itu sendiri. Jargon dan subyek pada dasarnya adalah satu. Jargon bisa menjadi tak berhingga tetapi bisa pula terbatas.

    ReplyDelete
  27. Sintha Sih Dewanti
    18701261013
    PPs S3 PEP UNY

    Pada tulisan ini subyek dapat dipandang banyak hal dan bermacam-macam. Subyek terdiri beberapa golongan, seperti subyek pembuat, subyek penentu, subyek pengemban, subyek pemangku, subyek pelaksana, subyek pemelihara, dan masih banyak lainnya. Ternyata subyek juga membutuhkan jargon, karena sesungguhnya para jargon merupakan bagian dari subyek seperti yang dituliskan “Ternyata aku telah menyadari bahwa para jargon itu adalah bagian dari diriku. Tetapi aku ingin sampaikan bahwa aku tidak dapat melepaskan dirimu. Aku merasa selalu memerlukanmu untuk menjaga sifatku sebagai para subyek”. Subyek akan selalu membutuhkan jargon untuk menjaga sifat-sifatnya, saling mengetahui sifat yang satu dengan yang lainnya agar dapat saling menjaga.

    ReplyDelete
  28. Mira Amalia Yudhanti
    19701251014
    S2 PEP A

    Dalam elegi jargon di atas, para subyek terdapat juga beberapa macam subyek yaitu subyek pembuat, subyek penentu, subyek pengemban, subyek pemangku, subyek pelaksana, subyek pemelihara, subyek pengawas, dll. Dalam pembelajaran inovatif, siswa merupakan subyek dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa di fasilitasi untuk dapat aktif dalam pembelajaran.

    ReplyDelete
  29. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Subjek memiliki kedudukan yang bervariasi dan tidak homogen. Keberagaman subjek sinergis dengan keberagaman jargon. Masing-masing subjek memiliki jargon untuk mempertahankan kedudukannya. Jargon itulah perisai para subjek. Akan tetapi, semua itu dikembalikan lagi pada para subjek, apakah jargon kebaikan ataukah jargon keburukan yang mereka pilih menjadi pakaian mereka. Harus diingat, bahwa pilihan tadilah yang akan melindungi mereka dalam perjalannya.

    ReplyDelete
  30. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Dalam elegi ini, diketahui bahwa subyek tidak dapat terlepas dari jargon. Ada berbagai macam subyek, dan dari sekian banyak subyek sangat membutuhkan jargon untuk mempertahankan sifatnya. Subjek dalam bidang pendidikan yaitu pendidik dan peserta didik, yang mana kedua subjek tersebut adalah orang yang berkaitan langsung dengan proses pendidikan. Sehingga subjek adalah suatu hal yang berkenaan langsung dengan suatu aktivitas atau pelaku sebuah kegiatan.

    ReplyDelete
  31. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019

    Setelah membaca postingan ini saya mengetahui bahwa subjek terdiri dari banyak hal misal subjek pembuat terdiri dari; pembuat tugas, pembuat mandat, pembuat amanah, pembuat kewajiban, pembuat aturan, pembuat obyek, pembuat sifat, pembuat permulaan, pembuat inisiatif, pembuat kesimpulan, pembuat pertanyaan, pembuat jawaban, pembuat kesimpulan, pembuat benar, pembuat salah,dll, subjek penentu terdiri dari; penentu tugas, penentu mandat, penentu amanah, penentu kewajiban, penentu aturan, penentu obyek, penentu sifat, penentu permulaan, penentu inisiatif, penentu kesimpulan, penentu pertanyaan, penentu jawaban, penentu kesimpulan, penentu benar, penentu salah,dll , subjek pengemban terdiri dari; pengemban tugas, pengemban mandat, pengemban amanah, pengemban kewajiban, pengemban aturan, pengemban obyek, pengemban sifat, pengemban permulaan, pengemban inisiatif, pengemban kesimpulan, pengemban pertanyaan, pengemban jawaban,dll, subjek pemangku terdiri dari; pemangku tugas, pemangku mandat, pemangku amanah, pemangku kewajiban, pemangku aturan, pemangku obyek, pemangku sifat, pemangku permulaan, pemangku inisiatif, pemangku kesimpulan, pemangku pertanyaan, pemangku jawaban, pemangku kesimpulan, pemangku benar,dll, subjek pelaksana terdiri dari; pelaksana tugas, pelaksana mandat, pelaksana amanah, pelaksana kewajiban, pelaksana aturan, pelaksana obyek, pelaksana sifat, pelaksana permulaan, pelaksana inisiatif, pelaksana kesimpulan, pelaksana pertanyaan, pelaksana jawaban, pelaksana kesimpulan, pelaksana benar,dll, dan subjek pengawas yang terdiri dari pengawas tugas, pengawas mandat, pengawas amanah, pengawas kewajiban, pengawas aturan, pengawas obyek, pengawas sifat, pengawas permulaan, pengawas inisiatif, pengawas kesimpulan, pengawas pertanyaan, pengawas jawaban, pengawas kesimpulan, dll di mana kesua subjek tersebut tidak terlepas dari jargon.

    ReplyDelete
  32. Heriansyah
    19701261017
    S3 PEP 2019

    Kelemahan para subjek adalah melupakan bahwa dirinya juga objek dari para subjek lain. Mak jargon mengingatkan keterbatasan kita sebagai subjek. Orang yang baik (subyek) adalah orang yang menyadari bahwa apapun yang ia lakukan akan kembali kepada dirinya (sebagai objek).

    ReplyDelete