Sep 20, 2013

Jargon Para Obyek




Oleh Marsigit

Jargon:
Wahai para obyek, apa yang engkau ingin katakan kepadaku? Kenapa engkau datang berbondong-bondong kepadaku? Siapa sajakah engkau itu?

Para obyek pembuat:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para obyek. Aku adalah para obyek dari golongan para obyek pembuat. Aku itu meliputi para obyek pembuat tugas, obyek pembuat mandat, obyek pembuat amanah, obyek pembuat kewajiban, obyek pembuat aturan, obyek pembuat obyek, obyek pembuat sifat, obyek pembuat permulaan, obyek pembuat inisiatif, obyek pembuat kesimpulan, obyek pembuat pertanyaan, obyek pembuat jawaban, obyek pembuat kesimpulan, obyek pembuat benar, obyek pembuat salah, obyek pembuat suasana, obyek pembuat akhiran, obyek pembuat laporan, obyek pembuat metode, obyek pembuat alat, obyek pembuat tulisan, obyek pembuat bicara, obyek pembuat proposal, obyek pembuat baik, obyek pembuat buruk, obyek pembuat bergerak, obyek pembuat diam, obyek pembuat tidak jelas, obyek pembuat kacau, obyek pembuat tidak kacau, obyek pembuat jargon, obyek pembuat elegi, obyek pembuat contoh, obyek pembuat hubungan, obyek pembuat sesuai, obyek pembuat tidak sesuai, obyek pembuat terang, obyek pembuat gelap, obyek pembuat mahal, obyek pembuat murah, obyek pembuat turun, obyek pembuat naik, pambuat ramai, obyek pembuat sepi, obyek pembuat perang, obyek pembuat kacau, obyek pembuat adil, obyek pembuat jabatan, obyek pembuat PR, obyek pembuat nilai, obyek pembuat naik kelas, obyek pembuat lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para obyek pembuat. Para obyek pembuat itu adalah para obyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para obyek?

Para obyek penentu:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para obyek. Aku adalah para obyek dari golongan para obyek penentu.
Aku itu meliputi para obyek penentu tugas, obyek penentu mandat, obyek penentu amanah, obyek penentu kewajiban, obyek penentu aturan, obyek penentu obyek, obyek penentu sifat, obyek penentu permulaan, obyek penentu inisiatif, obyek penentu kesimpulan, obyek penentu pertanyaan, obyek penentu jawaban, obyek penentu kesimpulan, obyek penentu benar, obyek penentu salah, obyek penentu suasana, obyek penentu akhiran, obyek penentu laporan, obyek penentu metode, obyek penentu alat, obyek penentu tulisan, obyek penentu bicara, obyek penentu proposal, obyek penentu baik, obyek penentu buruk, obyek penentu bergerak, obyek penentu diam, obyek penentu tidak jelas, obyek penentu kacau, obyek penentu tidak kacau, obyek penentu jargon, obyek penentu elegi, obyek penentu contoh, obyek penentu hubungan, obyek penentu sesuai, obyek penentu tidak sesuai, obyek penentu terang, obyek penentu gelap, obyek penentu mahal, obyek penentu murah, obyek penentu turun, obyek penentu naik, obyek penentu ramai, obyek penentu sepi, obyek penentu perang, obyek penentu kacau, obyek pembuat adil, obyek penentu jabatan, obyek penentu PR, obyek penentu nilai, obyek penentu naik kelas, obyek penentu lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para obyek obyek penentu. Para obyek penentu itu adalah para obyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para obyek?

Para obyek pengemban:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para obyek. Aku adalah para obyek dari golongan para obyek pengemban.
Aku itu meliputi para obyek pengemban tugas, obyek pengemban mandat, obyek pengemban amanah, obyek pengemban kewajiban, obyek pengemban aturan, obyek pengemban obyek, obyek pengemban sifat, obyek pengemban permulaan, obyek pengemban inisiatif, obyek pengemban kesimpulan, obyek pengemban pertanyaan, obyek pengemban jawaban, obyek pengemban kesimpulan, obyek pengemban benar, obyek pengemban salah, obyek pengemban suasana, obyek pengemban akhiran, obyek pengemban laporan, obyek pengemban metode, obyek pengemban alat, obyek pengemban tulisan, obyek pengemban bicara, obyek pengemban proposal, obyek pengemban baik, obyek pengemban buruk, obyek pengemban bergerak, obyek pengemban diam, obyek pengemban tidak jelas, obyek pengemban kacau, obyek pengemban tidak kacau, obyek pengemban jargon, obyek pengemban elegi, obyek pengemban contoh, obyek pengemban hubungan, obyek pengemban sesuai, obyek pengemban tidak sesuai, obyek pengemban terang, obyek pengemban gelap, obyek pengemban mahal, obyek pengemban murah, obyek pengemban turun, obyek pengemban naik, obyek pengemban ramai, obyek pengemban sepi, obyek pengemban perang, obyek pengemban kacau, obyek pembuat adil, obyek pengemban jabatan, obyek pengemban PR, obyek pengemban nilai, obyek pengemban naik kelas, obyek pengemban lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para obyek obyek pengemban. Para obyek pengemban itu adalah para obyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para obyek?

Para obyek pemangku:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para obyek. Aku adalah para obyek dari golongan para obyek pemangku.
Aku itu meliputi para obyek pemangku tugas, obyek pemangku mandat, obyek pemangku amanah, obyek pemangku kewajiban, obyek pemangku aturan, obyek pemangku obyek, obyek pemangku sifat, obyek pemangku permulaan, obyek pemangku inisiatif, obyek pemangku kesimpulan, obyek pemangku pertanyaan, obyek pemangku jawaban, obyek pemangku kesimpulan, obyek pemangku benar, obyek pemangku salah, obyek pemangku suasana, obyek pemangku akhiran, obyek pemangku laporan, obyek pemangku metode, obyek pemangku alat, obyek pemangku tulisan, obyek pemangku bicara, obyek pemangku proposal, obyek pemangku baik, obyek pemangku buruk, obyek pemangku bergerak, obyek pemangku diam, obyek pemangku tidak jelas, obyek pemangku kacau, obyek pemangku tidak kacau, obyek pemangku jargon, obyek pemangku elegi, obyek pemangku contoh, obyek pemangku hubungan, obyek pemangku sesuai, obyek pemangku tidak sesuai, obyek pemangku terang, obyek pemangku gelap, obyek pemangku mahal, obyek pemangku murah, obyek pemangku turun, obyek pemangku naik, obyek pemangku ramai, obyek pemangku sepi, obyek pemangku perang, obyek pemangku kacau, obyek pembuat adil, obyek pemangku jabatan, obyek pemangku PR, obyek pemangku nilai, obyek pemangku naik kelas, obyek pemangku lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para obyek obyek pemangku. Para obyek pemangku itu adalah para obyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para obyek?

Para obyek pelaksana:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para obyek. Aku adalah para obyek dari golongan para obyek pelaksana.
Aku itu meliputi para obyek pelaksana tugas, obyek pelaksana mandat, obyek pelaksana amanah, obyek pelaksana kewajiban, obyek pelaksana aturan, obyek pelaksana obyek, obyek pelaksana sifat, obyek pelaksana permulaan, obyek pelaksana inisiatif, obyek pelaksana kesimpulan, obyek pelaksana pertanyaan, obyek pelaksana jawaban, obyek pelaksana kesimpulan, obyek pelaksana benar, obyek pelaksana salah, obyek pelaksana suasana, obyek pelaksana akhiran, obyek pelaksana laporan, obyek pelaksana metode, obyek pelaksana alat, obyek pelaksana tulisan, obyek pelaksana bicara, obyek pelaksana proposal, obyek pelaksana baik, obyek pelaksana buruk, obyek pelaksana bergerak, obyek pelaksana diam, obyek pelaksana tidak jelas, obyek pelaksana kacau, obyek pelaksana tidak kacau, obyek pelaksana jargon, obyek pelaksana elegi, obyek pelaksana contoh, obyek pelaksana hubungan, obyek pelaksana sesuai, obyek pelaksana tidak sesuai, obyek pelaksana terang, obyek pelaksana gelap, obyek pelaksana mahal, obyek pelaksana murah, obyek pelaksana turun, obyek pelaksana naik, obyek pelaksana ramai, obyek pelaksana sepi, obyek pelaksana perang, obyek pelaksana kacau, obyek pembuat adil, obyek pelaksana jabatan, obyek pelaksana PR, obyek pelaksana nilai, obyek pelaksana naik kelas, obyek pelaksana lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para obyek obyek pelaksana. Para obyek pelaksana itu adalah para obyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para obyek?

Para obyek pemelihara:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para obyek. Aku adalah para obyek dari golongan para obyek pemelihara.
Aku itu meliputi para obyek pemelihara tugas, obyek pemelihara mandat, obyek pemelihara amanah, obyek pemelihara kewajiban, obyek pemelihara aturan, obyek pemelihara obyek, obyek pemelihara sifat, obyek pemelihara permulaan, obyek pemelihara inisiatif, obyek pemelihara kesimpulan, obyek pemelihara pertanyaan, obyek pemelihara jawaban, obyek pemelihara kesimpulan, obyek pemelihara benar, obyek pemelihara salah, obyek pemelihara suasana, obyek pemelihara akhiran, obyek pemelihara laporan, obyek pemelihara metode, obyek pemelihara alat, obyek pemelihara tulisan, obyek pemelihara bicara, obyek pemelihara proposal, obyek pemelihara baik, obyek pemelihara buruk, obyek pemelihara bergerak, obyek pemelihara diam, obyek pemelihara tidak jelas, obyek pemelihara kacau, obyek pemelihara tidak kacau, obyek pemelihara jargon, obyek pemelihara elegi, obyek pemelihara contoh, obyek pemelihara hubungan, obyek pemelihara sesuai, obyek pemelihara tidak sesuai, obyek pemelihara terang, obyek pemelihara gelap, obyek pemelihara mahal, obyek pemelihara murah, obyek pemelihara turun, obyek pemelihara naik, obyek pemelihara ramai, obyek pemelihara sepi, obyek pemelihara perang, obyek pemelihara kacau, obyek pembuat adil, obyek pemelihara jabatan, obyek pemelihara PR, obyek pemelihara nilai, obyek pemelihara naik kelas, obyek pemelihara lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para obyek obyek pemelihara. Para obyek pemelihara itu adalah para obyek.

Jargon:
Aku masih melihat engkau yang lain. Apakah engkau juga para obyek?

Para obyek pengawas:
Kenalkan wahai jargon, aku adalah para obyek. Aku adalah para obyek dari golongan para obyek pengawas.
Aku itu meliputi para obyek pengawas tugas, obyek pengawas mandat, obyek pengawas amanah, obyek pengawas kewajiban, obyek pengawas aturan, obyek pengawas obyek, obyek pengawas sifat, obyek pengawas permulaan, obyek pengawas inisiatif, obyek pengawas kesimpulan, obyek pengawas pertanyaan, obyek pengawas jawaban, obyek pengawas kesimpulan, obyek pengawas benar, obyek pengawas salah, obyek pengawas suasana, obyek pengawas akhiran, obyek pengawas laporan, obyek pengawas metode, obyek pengawas alat, obyek pengawas tulisan, obyek pengawas bicara, obyek pengawas proposal, obyek pengawas baik, obyek pengawas buruk, obyek pengawas bergerak, obyek pengawas diam, obyek pengawas tidak jelas, obyek pengawas kacau, obyek pengawas tidak kacau, obyek pengawas jargon, obyek pengawas elegi, obyek pengawas contoh, obyek pengawas hubungan, obyek pengawas sesuai, obyek pengawas tidak sesuai, obyek pengawas terang, obyek pengawas gelap, obyek pengawas mahal, obyek pengawas murah, obyek pengawas turun, obyek pengawas naik, obyek pengawas ramai, obyek pengawas sepi, obyek pengawas perang, obyek pengawas kacau, obyek pembuat adil, obyek pengawas jabatan, obyek pengawas PR, obyek pengawas nilai, obyek pengawas naik kelas, obyek pengawas lulus...dst. Maka ada tak berhingga banyaknya para obyek obyek pengawas. Para obyek pengawas itu adalah para obyek.

...

Jargon:
Aku ternyata masih melihat para obyek yang lain. Sekarang aku tahu bahwa di situ juga terdapat obyek para penilai, obyek para komentator, obyek para pendoa, obyek para pengacau, ...dst. Maka aku sedang menghadapi ada tak berhingga banyaknya para para obyek. Ternyata aku masih pula melihat para para para para para...obyek.

Para para para ...obyek:
Wahai jargon, apa yang sedang engkau pikirkan?

Jargon:
Aku sedang dalam kondisi di antara jelas dan tidak jelas. Mengapa? Karena aku ternyata mendapatkan para obyek itu banyak dan bermacam-macam. Aku agak sulit membedakan satu dengan yang lain, maka aku sedang mengalami kekacauan pikiran. Tetapi mengapa aku harus bingung, bukankah aku harus bisa bersikap. Ah untuk mengetahui sekedar obyek saja kok sulitnya bukan main. Tak peduli. Mereka ada atau tidak ada, bagiku tak masalah. Obyek itu toh tak ada artinya jika tidak ada subyek. Obyek itu juga tidak ada artinya jika tidak ada subyek pembuat, subyek penentu, subyek pengemban, subyek pemangku, subyek penilai..dst. Tetapi mengapa aku juga ternyata menyebut mereka. Bukankah menyebut mereka itu sama artinya aku menganggap mereka itu penting. Wah kacau pikiranku. Bukankah aku ini adalah jargon. Bukankah jargon itu juga berhak berkuasa. Jika aku berkuasa maka aku dapat menentukan sifat-sifat sesuka hatiku sesuai dengan tujuanku dan kebisaanku, sesuai dengan sifatku, sesuai dengan kepentinganku, sesuai dengan tujuanku.

Para para para ...obyek:
Wahai jargon, aku telah menyaksikan pengakuanmu sebagai jargon. Itulah sebenar-benar jargon, si berpikir kacau dan obyek pembuat kacau, obyek penentu kacau, obyek pengemban kacau, peneilai kacau, pemroduksi kacau, obyek pemangku kaca, bahasa kacau, ....dst. Ternyata aku melihat bahwa banyak anggotamu itu adalah sebanyak diriku.

Jargon:
Wahai para obyek, janganlah bersifat munafik. Aku telah menyaksikan bahwa engkau semua itu sebenarnya para jargon itu. Para jargon adalah para obyek dengan pikiran kacau, bahasa kacau, obyek pemangku kacau, penilai kacau, ...dst. Jadi engkau telah memahami bahwa engkau itu ternyata adalah anggota para para para ...jargon.

Para para para ...obyek:
Maafkanlah wahai para para para...jargon. Ternyata aku telah menyadari bahwa para jargon itu adalah bagian dari diriku. Tetapi aku ingin sampaikan bahwa aku tidak dapat melepaskan dirimu. Aku merasa selalu memerlukanmu untuk menjaga sifatku sebagai para obyek. Ternyata dalam rangka menegakkan diriku sebagai obyek, aku telah terbukti bahwa aku adalah engkau, yaitu para jargon. Aku memerlukan perundingan dan waktu berikutnya lebih jauh dengan dirimu untuk mengetahui lebih lanjut sifat-sifat diriku dan dirimu. Dan ternyata aku menemukan bahwa ketika aku memikirkanku maka aku obyek telah berubah menjadi aku subyek, yaitu jargon. Maka dapat aku katakan bahwa para obyek itu ternyata juga para jargon. Para subyek itu juga para jargon. Lebih lanjut dapat aku katakan bahwa semuanya itu jargon. Jadi ternyata dunia itu jargon. Sebenar-benar bukan jargon adalah hanya kuasa dan milik Tuhan YME.

34 comments:

  1. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Objek adalah penderita, yang mengalami, yang dikenai pekerjaan. Objek ada karena adanya subjek. Ada banyak objek yaitu objek penentu, objek pembuat, objek pengemban, objek pemangku, objek pelaksana, objek pengawas, objek penilai dan ada tak hingga para objek. Munculnya objek adalah karena adanya jargon. Maka jargon itu adalah objek dan objek itu adalah jargon. Semua yang ada adalah jargon kecuali kuasa dan milik Alloh SWT.

    ReplyDelete
  2. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Jargon itu juga berhak berkuasa. Jika aku berkuasa maka aku dapat menentukan sifat-sifat sesuka hati. Maka sesungguhnya sebenar-benarnya objek adalah pikiran. Objek dari filsafat adalah semua yang ada dan mungkin ada. Dimana sebenar-benarnya yang bukan objek adalah kehendak Alloh saja.

    ReplyDelete
  3. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Obyek terdiri dari banyak hal dan bermacam-macam. Obyek bisa terdiri dari obyek pengawas, obyek penguji, obyek pengacau, obyek pemelihara, dan lain sebagainya. Obyek tidak ada artinya jika tidak ada subyek. Obyek dan subyek sama-sama penting. Namun sebenarnya para obyek juga merupakan jargon. Jargon selalu berpikir kacau dan obyek dari kacau. Banyaknya jargon sama dengan banyaknya obyek. Oleh sebab itu, para jargon juga disebut para obyek dengan pikiran kacau, bahasa kacau, penilaian akacau, dan lain sebagainya. Sehingga dapat diketahui bahwa para jargon adalah bagian dari obyek dan obyek juga bagian dari jargon.
    Wasalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  4. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Objek merupakan suatu hal yang dikenai sifat-sifat tertentu. Objek dapat dikatakan ada jika terdapat subjek atau yang mengenai. Objek terdiri dari bermacam-macam sifat yang dikenakan perlakuan seperti objek pengemban, objek penerima, pengawas, pemelihara dsb. objek adalah jargon yang medeterminis dirinya sendiri. Yaitu mengenai perlakuan terhadap dirinya sendiri.

    ReplyDelete
  5. Falenthino Sampouw
    18709251006
    S2 Pendidikan Matematika

    Selamat pagi, Prof.
    Dari tulisan di atas saya memahami bahwa yang namanya obyek itu banyak sekali. Apapun bisa menjadi obyek. Intinya kita memberikan suatu sifat pada suatu hal dan hal itu bisa menjadi obyek dari sifat tersebut. Misalnya sifat penentu, maka obyek penentu akan ada banyak sekali. Jika dihubungkan dengan filsafat, sangat luas sekali hal yang bisa dijadikan obyek. Sehingga diberikanlah dua sifatnya dari obyek filsafat yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada saja sudah tak terhitung banyaknya, apalagi ditambah dengan yang mungkin ada.
    Terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  6. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    berdasarkan tulisan diatas terdapat banyak objek, diantaranya objek pembuat, objek penentu, pelaksana, pengawas dan seterusnya. tiap-tiap objek memiliki jargonnya masing-masing yang disesuaikan dengan tugas dan golongannya. Jargon dibutuhkan untuk tiap objek untuk dapat menjaga sifat dari objek-objek tersebut. Objek juga tidak dapat dipisahkan dari subjek dimana keduanya sama-sama membutuhkan jargon.

    ReplyDelete
  7. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Obyek-obyek dalam lingkungan rumah, sekolah, jalan raya, kantor, lapangan, gor, kolam renang, pom bensin, pikiran, hati, jiwa, dan kawan-kawannya sudah saling beranak pinak menjadi kumpulan obyek yang menyebar luas yang siap untuk melakukan tugasnya yaitu terlaksananya suatu rencana yang menggunakan peran obyek-obyek. Sehingga, pilahlah bila ingin memilah mana obyek yang baik dan mana obyek yang buruk bila dilakukan dan diresapi dalam hati dan pikiran, karena obyek yang menguntungkan akan memberikan efek yang positif bagi semua aspek pendukung obyek. Obyek yang kurang baik harus direka ulang tetapi bisa menjadi peran yang dibutuhkan untuk menjadi pengingat dan penguji untuk jangan terlalu meninggikan suatu obyek tertentu. Karena di atas obyek masih ada obyek lainnya. Jadi nikmati setiap proses terlaksananya obyek tersebut.

    ReplyDelete
  8. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Segala macam obyek sesungguhnya adalah suatu jargon dimana memiliki sifat dengan pikiran kacau, bahasa kacau, obyek pemangku kacau, penilai kacau, dan lain-lain. Jargon sesungguhnya telah melekat dalam setiap obyek yang ada sebagai dirinya sendiri. Sulit untuk lepas dari jargon karena selalu diperlukan untuk menjaga sifat suatu obyek sebagai obyek tersebut. Sehingga sesungguhnya dunia dan isinya dalah jargon dan sebenar-benar bukan jargon adalah hanyalah kuasa Tuhan YME dan milik Tuhan YME.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  9. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
    Besse Rahmi Alimin
    18709251039
    s2 Pendidikan Matematika 2018

    Terkait topik bahasan mengenai Jargon Para Obyek bahwa obyek sangat erat kaitannya dengan cara menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, seperti yang dituliskan dalam artikel ini, bahwa "Ternyata aku telah menyadari bahwa para jargon itu adalah bagian dari diriku. Tetapi aku ingin sampaikan bahwa aku tidak dapat melepaskan dirimu. Aku merasa selalu memerlukanmu untuk menjaga sifatku sebagai para obyek. Ternyata dalam rangka menegakkan diriku sebagai obyek, aku telah terbukti bahwa aku adalah engkau, yaitu para jargon. Aku memerlukan perundingan dan waktu berikutnya lebih jauh dengan dirimu untuk mengetahui lebih lanjut sifat-sifat diriku dan dirimu. Dan ternyata aku menemukan bahwa ketika aku memikirkanku maka aku obyek telah berubah menjadi aku subyek, yaitu jargon. Maka dapat aku katakan bahwa para obyek itu ternyata juga para jargon. Para subyek itu juga para jargon. Lebih lanjut dapat aku katakan bahwa semuanya itu jargon. Jadi ternyata dunia itu jargon. Sebenar-benar bukan jargon adalah hanya kuasa dan milik Tuhan YME".

    ReplyDelete
  10. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Dapat dikatakan bahwa obyek merupakan suatu tujuan akan suatu hal dan subyek merupakan diri kita sendiri dalam mencapai tujuan tersebut. Sama halnya seperti subyek, obyek juga mempunyai jargon masing masing yang digunakan untuk mempertahankan sifatnya tetap sebagai obyek dari suatu hal. Tentu saja obyek tidak akan bermakna tanpa adanya subyek , tujuan tidak ada artinya ketika tidak ada yang berusaha menggapai tujuan itu sendiri, begitu pula sebaliknya ketika ada subyek tanpa suatu obyek. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat menentukan tujuan yang akan kita capai dalam melakukan suatu hal

    ReplyDelete
  11. Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018

    Adanya obyek karena adanya subyek..Obyek merupakan hal yang dikenai sifat-sifat tertentu. Obyek yang terdiri dari bermacam-macam sifat yang dikenakan seperti objek pengemban, objek penerima, pengawas, pemelihara dsb. Jargon diperlukan untuk setiap obyek untuk dapat menjaga sifat dari obyek-obyek tersebut. Sejatinya Jargon adalah gambaran dan bentuk, sifat dari obyek itu sendiri.

    ReplyDelete
  12. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3


    Sebenar-benar kuasa adalah milik Tuhan YME. Kuasa adalah wewenang. Kita bisa saja memiliki kuasa atas orang lain tetapi kuasa kita terbatas. Berbeda dengan kuasa yang dimiliki oleh Tuhan YME. Tuhan YME memiliki kuasa atas apa yang terjadi di dunia ini. Oleh karena itu, hati-hati terjebak dalam jargon kuasa terhadap diri kita.

    ReplyDelete
  13. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Obyek bisa bermacam-macam. Biasanya obyek merupakan yang dikenai. Maka adanya obyek dikarenakan adanya subyek atau dapat dikatakan bahwa obyek melekat pada subyek. Bahkan, obyek dapat sekaligus menjadi subyek karena suatu obyek dapat mengenai obyek yang lainnya. Setiap obyek yang bermacam-macam ini memiliki jargon untuk menunjukkan keberadaanya.

    ReplyDelete
  14. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Jika kita membicarakan tentang objek dalam kehidupan tentunya sangat banyak sekali. Namun objek tidak bisa berdiri sendiri, karena sesuatu bisa dikatakan sebagai objek jika ada suatu subjek pendamping objek tersebut.

    ReplyDelete
  15. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi Prof.
    Objek mempunyai definisi yang sangat luas. Artinya akan mudah bagi kita untuk menemukan objek tersebut. Para objek menyebar di sekitar kita. Tanpa disadari para objek membantu keseharian kita dalam menjalani hidup ini dalam bentuk jargon. Jargon para objek ini menemani kita sehingga kita mampu menentukan pilihan yang diinginkan. Terima kasih.

    ReplyDelete
  16. SUHERMI
    18709251007
    S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A

    Objek dan subjek selalu berdampingan. Di saat kita menjadi subjek, maka kita menjadi objek bagi yang lainnya. Subjek dan objek berkaitan dengan kuasa. Dan setinggi-tingginya kuasa adalah kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa objek, kita tidak akan pernah menjadi subjek.

    ReplyDelete
  17. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Berdasarkan elegy diatas, objek itu bermacam-macam, saya dapat memahami bahwa jargon bagian dari objek, begitupun sebalaiknya objek bagian dari jargon. Objek dapat meliputi banyak hal, diantaranya yaitu obyek pembuat tugas, obyek pembuat amanah, obyek pembuat aturan, dsb. Jargon dapat menjadi obyek dengan pikiran kacau dan bahasa yang kacau. Objek ada karena adanya subjek, karena objek merupakan hasil perilaku dari subjek. Keduanya saling melengkapi.

    ReplyDelete
  18. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Obyek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Pada bacaan di atas telah disebutkan jika jenis obyek itu banyak sekali. Salah satunya adalah obyek dari filsafat, dimana dalam filsafat maka obyek akan terbagi lagi menjadi yang ada dan yang mungkin ada. Dan apabila kita diminta untuk menyebutkan apa saja yang termasuk ke dalam yang ada dan yang mungkin ada secara keseluruhan maka akan sulit untuk ada yang menyanggupinya. Hal ini dikarenakan yang ada saja sudah banyak, apalagi yang mungkin ada.

    ReplyDelete
  19. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Obyek berkaitan dengan subyek. Subyek akan selalu menimpakan sifat-sifat kepada obyeknya. Dalam hidup, manusia tidak selalu bisa menjadi subyek namun ia akan ada kalanya ia diposisikan sebagai obyek. Ia menjadi subyek atas pikiran, keputusan, dan tindakannya sendiri, tapi disisi lain ia juga menjadi obyek atas pikiran, keputusan, dan tindakan orang lain.

    ReplyDelete
  20. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Dari elegi di atas kita memperoleh informasi bahwa ternyata objek itu ada berbagai macam. jIka dalam filsafat objek yang kita kenal adalah yang ada dan yang mungkin ada. Yang saya ketahui selama ini objek adalah sesutau yang dikenai perlakuan. Maka jelas ketika sesuatu itu kita beri perlakuan ia akan menjadi objek dan objek ada berbagai macam seperti objek penentu, objek pengemban, objek pemangku, objek pelaksana dan yang lainnya. Itupun adalah yang sudah ada, tentu masih sangat banyak lagi objek-objek lainnya.

    ReplyDelete
  21. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Jargon para objek adalah bagian dari para objek itu sendiri. Para objek membutuhkan jargon untuk mempertahankan dan melindungi dirinya. Jargon juga membutuhkan para objek sebagai tempat melekatnya sifat jargon. Keduanya saling berhubungan membentuk jejaring. Objek dapat berubah menjadi subjek ketika menjadi jargon. Olehnya itu jargon juga merupakan subjek dari objek itu sendiri. Namun jargon-jargon tersebut tidaklah lepas dari kuasa Tuhan. terimakasih

    ReplyDelete
  22. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Objek merupakan yang dikenai pekerjaan. Elegi tersebut menunjukkan bahwa terdapat sekali objek, tiap jenis objek ada banyak sekali sifat-sifatnya. Maka dari itu dalam konteks filsafat terdapat 2 jenis objek untuk memudahkan dalam memahaminya yaitu objek yang ada dan yang mungkin ada. Dengan demikian, adanya jargon objek menunjukkan bahwa tiap jenis objek memiliki hakikatnya masing-masing yang bisa dipahami jika objek tersebut digunakan atau dipertemukan dengan subjek dan unsur lainnya.

    ReplyDelete
  23. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Banyak sekali obyek-obyek dalam kehidupan kita. Obyek-obyek tersebut meliputi obyek pembuat, penentu, pengemban, pemangku, pelaksana, pemelihara, dan pengawas. Setiap obyek tersebut memiliki jargonnya masing-masing. Dimana jargon tersebut merupakan suatu sifat yang membedakan obyek yang satu dengan yang lainya. Selain itu jargon itulah yang menjaga sifat yang dimiliki oleh setiap obyek.

    ReplyDelete
  24. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Akan sangat sulit untuk kita memahami objek jika tidak ada subjek, Obyek itu juga tidak ada artinya jika tidak ada subyek. Tetapi objek juga memandang jargon sebagai objek, dan objek pun akan memandang dirinya sebagai subjek. Ketika memikirkan objek sebagai subjek, maka subjek pun bisa sebagai jargon.

    ReplyDelete
  25. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Jargon dan objek adalah dua hal yang tidak dapat saling terlepas. Jargon merupakan bagian dari objek sedangkan objek sendiri juga merupakan jargon ketika dirinya sendiri berpikir tentang objek. Seperti jargon dan objek mereka tercipta secara berpasangan, demikian pula dengan hal lain di dunia ini yang diciptakan secara berpasang-pasangan seperti siang dan malam, benar dan salah, murid dan guru, besar dan kecil dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
  26. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Obyek dan subyek saling berkaitan. Tidak ada obyek tanpa ada subyek. Obyek sendiri sangat banyak di kehidupan ini. Obyek yang ada tergantung dari ruang dan waktunya. Dan setiap obyek membutuhkan jargon untuk menyadari bahwa ia adalah obyek.

    ReplyDelete
  27. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  28. hendra b.
    18701261008
    PEP S3 2018

    dalam satu batang tubuh organisasi pada dasarnya kita adalah satu, misalnya negara Indonesia setiap orang memiliki perannya masing-masing dalam menjalankan tugas dan amanah maka dengan segala kebesaran jiwa silahakn para obyek menjalankan amanah itu dengan sebaik-baiknya. apabila terdapat kekacuan pikiran atau kekcauan pendapat dari para ibyek maka kembalilah bahwa sesungguhnya kita adalah batang tubuh yang sama, yang satu, yang berdaulat maka mari kembali bersatu menjadi obyek.

    ReplyDelete
  29. Sintha Sih Dewanti
    18701261013
    PPs S3 PEP UNY

    Pada tulisan ini obyek dapat dipandang banyak hal dan bermacam-macam. Obyek bisa dipandang sebagai obyek pengawas, obyek penguji, obyek pengacau, obyek pemelihara, dan lain sebagainya. Perbedaan pandangan itu tergantung dari proses di mana seseorang akan mencoba memposisikan diri dan mencoba membuat suatu kesimpulan terhadap suatu objek/ fenomena hidup yang dijalani. Pandangan ini tentunya didasarkan pada proses perjalanan yang telah dilalui oleh tiap-tiap individu. Oleh karena itu, agar tidak salah dalam memandang objek, kita harus dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sisi dan sudut pandang yang ada.

    ReplyDelete
  30. M. Ikhsan Ghozali
    19701261003
    PEP S3 2019

    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Subjek, objek, dan jargon saling menyatu, sebuah hubungan yang bersifat interaktif. Subjek adalah pelaku dan objek adalah sasaran perlakuan. Dalam keadaan tertentu, subjek dan objek tidak jarang bertukar posisi, subjek dijadikan objek dan objek menjadi subjek. Adapun jargon merupakan istilah atau sebutan khusus bagi subjek ataupun objek tertentu (dalam KBBI, jargon diartikan "kosakata khusus yang digunakan dalam bidang kehidupan (lingkungan) tertentu". Jargon akan mengikuti (melekat pada) sifat atau kekhususan dari subjek ataupun objek tertentu, tidak bisa digunakan secara serampangan di luar subjek ataupun objek tertentu tersebut.
    Dalam kehidupan nyata, jargon merupakan hal yang tak terhindarkan sebab menurut pernyataan Prof di atas "dunia adalah jargon" kecuali hanya kuasa dan milik Tuhan YME.
    Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  31. Mira Amalia Yudhanti
    1901251014
    S2 PEP A

    Setiap obyek memiliki tugas dan hak maisng-masing. Setiap obyek juga memiliki jargon masing-masing. Karena jargon merupakan bagian dari obyek-obyek tersebut. dari berbagai macam obyek tersebut dalam filsafat obyek dibagi dalam obyek yang ada danyang mungkin ada. Dua hal tersebut merupakan obyek yang dipelajari dalam filsafat.

    ReplyDelete
  32. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Apapun bisa menjadi obyek. Intinya kita memberikan suatu sifat pada suatu hal dan hal itu bisa menjadi obyek dari sifat tersebut. Misalnya sifat penentu, maka obyek penentu akan ada banyak sekali. Segala macam obyek sesungguhnya adalah suatu jargon dimana memiliki sifat dengan pikiran kacau, bahasa kacau, obyek pemangku kacau, penilai kacau, dan lain-lain. Jargon sesungguhnya telah melekat dalam setiap obyek yang ada sebagai dirinya sendiri. Sulit untuk lepas dari jargon karena selalu diperlukan untuk menjaga sifat suatu obyek sebagai obyek tersebut.

    ReplyDelete
  33. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019

    Setelah membaca postingan ini saya mengetahui bahwa terdapat banyak objek di dunia yaitu obyek pengawas tugas, obyek pengawas mandat, obyek pengawas amanah, obyek pengawas kewajiban, obyek pengawas aturan, obyek pengawas obyek, obyek pengawas sifat, obyek pengawas permulaan, obyek pengawas inisiatif, obyek pengawas kesimpulan, obyek pengawas pertanyaan, obyek pengawas jawaban, obyek pengawas kesimpulan, obyek pengawas benar, obyek pengawas salah, obyek pengawas suasana, obyek pengawas akhiran, obyek pengawas laporan, obyek pengawas metode, obyek pengawas alat, obyek pengawas tulisan, obyek pengawas bicara, obyek pengawas proposal, obyek pengawas baik, obyek pengawas buruk, obyek pengawas bergerak, obyek pengawas diam, obyek pengawas tidak jelas, obyek pengawas kacau, obyek pengawas tidak kacau, obyek pengawas jargon, obyek pengawas elegi, obyek pengawas contoh, obyek pengawas hubungan, obyek pengawas sesuai, obyek pengawas tidak sesuai, obyek pengawas terang, obyek pengawas gelap, obyek pengawas mahal, obyek pengawas murah, obyek pengawas turun, obyek pengawas naik,dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat jargon di mana sesungguhnya objek-objek adalah bagian dari jargon.

    ReplyDelete
  34. Heriansyah
    19701261017
    S3 PEP 2019

    Aku adalah objek dan objek adalah subjek maka aku adalah subjek dari objek. Tidak ada dalam hidup yang namanya objek murni. Dia dianggap objek karena ia tidak melakukan sesuatu. Ketikaia tidak melakukan itu maka ia sebenarnya sudah menjadi subjek. Dalam hidup kita harus bisa menempatkan diri kapan menjadi objek, tentu menjadi objek yang baik bagi para subjek sehingga dengan kebaikan yang kita lakukan kitalah justru yang akan menjadi subjek.

    ReplyDelete