Oct 10, 2012

Forum Tanya Jawab 47: Surat Pembaca




Ass Para Pembaca yang budiman, karena saya belum sempat membalas, saya ingin minta bantuan pembaca untuk ikut memecahkan persoalan yang ada pada Surat Pembaca sebagai berikut. Silahkan tulis jawaban atau solusi sebagai suatu komen mengikuti posting ini. Tayangan Surat Pembaca tealah mendapat ijin dari si Pengirim. Semoga bermanfaat. Amin.Marsigit




Kepada
Yth. Bpk Dr. Marsigit
Di tempat

Assalamu’alaikum wr. Wb

Sebelumnya, perkenalkan, nama saya Dita guru di sebuah SD swasta di Kotagede yaitu SDIT Internasional Luqman Al Hakim. SD ini baru berdiri pada tahun 2008, sekarang telah mempunyai 3 kelas parallel (year 1A&B, year 2A&B, year 3A&B).

Sekolah ini menggunakan kurikulum UK sebagai acuan dalam proses belajar mengajar, serta berbasis multiple intelegence.

Banyak sekali persoalan yang slama ini kami alami, khususnya dalam metode pembelajaran matematika.

Kami menggunakan beberapa buku matematika, cth: CGP books UK, Marshall Cavendish Singapore, dan Matebooken swedia(buku Swedia ini hanya kami gunakan untuk membandingkan).

Banyak pola penyampaian pada masing-masing buku yang sama. Ketiganya mengacu pada problem solving methods. Perbedaannya adalah angka yang digunakan ada yang relatif kecil (hingga ratusan->untuk kelas 1-3) dan ada yang menggunakan angka yang relatif besar(ribuanuntuk kelas1-3). Selain mengajar matematika di kelas, kami juga dituntut untuk membangun karakter anak.

Banyak yang ingin saya sharingkan bersama Bapak, jika Bapak berkenan. Salah satu diantaranya mengenai teaching mathematics in primary school.

Saya ingin belajar banyak dari Bapak untuk memecahkan persoalan yang tengah kami hadapi di sekolah kami. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan

1.Untuk anak yang mempunyai kemampuan matematika rendah di kelas (lower), apakah harus dikelompokkan sendiri di dalam kelas matematika?

2.Dalam tehnik penilaian matematika, slama ini kami menggunakan skala lima yaitu Perfect, Excellent, Very good, good, dan quite good. Bagaimana assessment untuk subject matematika yang paling efektif menurut bapak yang berbasis multiple intelligence?

3.Alokasi waktu dalam KBM di sekolah kami untuk pembelajaran matematika di kelas adalah 100menit. Dalam kelas saya, pada saat menggunakan metode diskusi, alokasi waktu tersebut dirasa kurang. Menurut bapak, alokasi waktu untuk proses belajar matematika anak SD yang ideal dan yang dapat digunakan secara optimal untuk memantik anak berpikir kritis berapa menit?

4.Pada buku matematika yang kami gunakan sebagai acuan, angka yang digunakan relatif kecil dan terdapat berbagai tekhnik mengerjakan yang berbeda-beda(mental strategies), sedangkan pada buku yang mengacu KTSP angka yang digunakan relatif besar. Apakah tidak apa-apa jika kami memberikan angka yang kecil (hingga ratusan) kepada siswa hingga kelas 3, kemudian pada saat kelas 4,5,6 anak baru diajarkan operasi hitung dengan angka besar (ribuan)?

5.Jika ingin mengikuti teacher training atau workshop matematika, bagaimana kami dapat memperoleh informasinya,pak?

Demikian beberapa pertanyaan dari saya, saya berharap agar Bapak Marsigit berkenan membagi ilmu yang bapak miliki kepada saya.

Terima kasih banyak atas waktu dan perhatian Bapak.

Wassalamu’alaikum wr.wb

30 comments:

  1. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PM A PPs UNY 2018

    Saya coba mengungkapkan pendapat saya untuk pertanyaan nomor 1 yaitu siswa yang memiliki kemampuan yang lemah tidak perlu dikelompokkan ke kelas sendiri sebab secara psikologis akan membuat anak menjadi minder dan tidak percaya diri serta merasa kurang mampu dibandingkan teman-teman yang lain. Selain itu, siswa yang kurang mampu, akan lebih kesulitan belajar jika dikelompokkan secara tersendiri. Alangkah baiknya jika, tidak ada pemisahan antara yang berkemampuan lebih dan lemah. Namun, dalam proses pembelajaran guru harus memberikan bimbingan, perhatian dan motivasi yang lebih, kepada siswa yang kurang mampu tersebut.

    ReplyDelete
  2. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Menurut saya, siswa dengan kemampuan lemah tetap di gabung dengan siswa dengan kemampuan sedang. Kemudian setting pembelajaran nya adalah kooperatif. Sehingga, siswa yang memiliki kemampuan sedang dan tinggi dapat berfungsi sebagai scafolding bagi mereka.
    Assesment yang baik menurut saya adalah berbeda-beda. Setiap siswa berhak mendapatkan nilai terbaik sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya masing-masing yang berbeda-beda dengan lainnya.

    ReplyDelete
  3. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Sepertinya tidak ada waktu yang pasti berapa alokasi waktu yang efektif untuk pembelajaran. Jika demikian, maka sebaiknya pembelajaran harus di manage dengan lebih baik melalui RPP yang disusun. Kurangi jumlah materi yang diajarkan pada sekali pertemuan disesuaikan dengan kurikulum dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi Prof.
    Beberapa hal yang dapat saya sampaikan mengenai surat pembaca ini adalah sebagai berikut:
    1. Anak yang mempunyai kemampuan matematika rendah di kelas tidak perlu dikelompokkan sendiri dalam kelas matematika. Hal ini karena pengelompokkan dapat menyebabkan psikologis anak terganggu. Pengelompokkan menjadi satu perlu dilakukan terhadap anak yang berkemampuan rendah dan tinggi. Selain belajar melalui guru, anak yang memiliki kemampuan rendah dapat belajar secara langsung dari anak yang memiliki kemampuan tinggi. Kebiasaan ini diperlukan sehingga anak yang memiliki kemampuan rendah semakin terbiasa menghadapi kondisi-kondisi pembelajaran yang mungkin tidak dialami sebelumnya.
    2. Alokasi waktu: 100 menit waktu pembelajaran matematika di dalam kelas menurut saya sudah ideal. Dengan rincian, 45 menit pertama pembelajaran terintegrasi di kelas. Setelah itu anak diberikan waktu istirahat selama 10 menit. Lalu dilanjutkan kembali 45 menit terakhir sebagai pembelajaran integrasi lainnya. Hal ini diperlukan karena mengingat keterbatasan kemampuan anak dan bahkan guru dalam memberikan perhatian.
    Demikianlah beberapa hal yang dapat saya sampaikan mengenai isi surat pembaca ini Prof. Terima kasih.

    ReplyDelete
  6. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.

    membantu memberikan pendpat mengenai pertanyaan nomor 1 yaitu, Untuk anak yang mempunyai kemampuan matematika rendah di kelas (lower), apakah harus dikelompokkan sendiri di dalam kelas matematika?
    Bila membandingkan kemampuan anak yang rendah, sedang, tinggi akan menimbulkan kontroversi di mana orangtua anak akan melakukan protes karena terlalu membeda-bedakan. Pembandingan ini bisa menimbulkan efek positif dan negatif tergantung bagaimana pikiran menanggapinya, efek positifnya bisa jadi suasana kelas menjadi kondusif yang bisa berjalan lancar karena sudah terisi oleh anak yang kemampuannya sama. Efek negatifnya bisa jadi suasana kelas kurang menantang bagi pendidik karena sudah jelas kelas ini menangani anak kemampuan tinggi, kelas satunya menangani anak kemampuan sedang, kelas yang satunya menangani anak kemampuan rendah. Sehingga, pendidik hanya menyiapkan berkas untuk menangani satu kasus saja (seperti kemampuan tinggi atau kemampuan sedang atau kemampuan rendah) tanpa memikirkan hal lain selain itu. Sehingga, solusi tengah untuk menjawab pertanyaan beliau adalah berusaha menyeimbangkan suasana kelas yang terdiri dari anak kemampuan tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan metode pembelajaran di mana bisa digunakan untuk ketiga tipe kemampuan tersebut tanpa harus memisahkan mereka ke dalam kelas-kelas sendiri. Dengan begitu sekaligus bisa terbentuk akhlak anak yang bersosialisasi dengan sesama tidak memandang kemampuan individu, dan bisa saling membantu bila ada kendala.

    ReplyDelete
  7. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    3.Alokasi waktu dalam KBM di sekolah kami untuk pembelajaran matematika di kelas adalah 100menit. Dalam kelas saya, pada saat menggunakan metode diskusi, alokasi waktu tersebut dirasa kurang. Menurut bapak, alokasi waktu untuk proses belajar matematika anak SD yang ideal dan yang dapat digunakan secara optimal untuk memantik anak berpikir kritis berapa menit?
    Setiap pendidik pasti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah disusun sedetail mungkin dan bisa ditata sesuai keinginan pendidik termasuk alokasi waktu pembelajaran. Penggunaan metode diskusi sebelumnya ditata tiap menitnya akan membahas apa dan perkiraan respon siswa berapa menit. Memang benar tidak selamanya rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun tidak sesuai dengan kejadian di dalam kelas. Sehingga perlu adanya action cadangan untuk menanggapi kurangnya waktu ataupun kelebihan waktu dalam pembelajaran. Bila kasusnya kurangnya waktu yang dibutuhkan apalagi pendidik ingin membangkitkan berpikir kritis anak. Mungkin alokasi waktu yang kurang bisa dijadikan pendidik sebagai strategi agar siswa bisa berpikir kritis secara cepat, maksudnya siswa dilatih dari awal dengan minimumnya waktu yang ada mengharuskan siswa berpikir sekreatif mungkin untuk menemukan masalah dan menyelesaikannya, itu termasuk sudah melatih berpikir kritis anak, memang tidak semua anak bisa seperti itu malah bisa jadi akan menghancurkan konsentrasi anak. Sehingga, dimulai dari memberikan waktu yang banyak tetapi dengan komposisi masalah yang sulit hingga memberikan waktu yang semakin sedikit dengan komposisi masalah yang mudah tapi masih memerlukan pikiran kreatif seperti Higher Order Thinking Skills.

    ReplyDelete
  8. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    mengenai pertanyaan nomor 4 Pada buku matematika yang kami gunakan sebagai acuan, angka yang digunakan relatif kecil dan terdapat berbagai tekhnik mengerjakan yang berbeda-beda(mental strategies)...
    Setiap isian dalam buku panduan memiliki tujuan masing-masing agar mencapai goal tertentu. Sehingga, bila dalam buku acuan melampirkan angka yang relatif kecil tetapi menggunakan berbagai teknik mengerjakan yang berbeda-beda bisa jadi karena ingin memberikan banyak solusi kepada siswa agar lebih berpikiran terbuka dengan adanya teknik-teknik yang berbeda tersebut, sehingga siswa tidak berpacu pada teknik itu-itu saja dan bisa mengembangkan teknik lainnya. Istilah lain bisa menjadi open ended questions atau open ended answers yang bisa melatih kreatifitas siswa dalam menemui masalah. Karena setelah mereka mengetahui teknik tersebut tanpa disadari mereka akan mencoba sendiri bila angkanya diperbesar dan menemukan cara mereka sendiri.

    ReplyDelete
  9. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Menurut saya ketika kita mendapati anak atau siswa yang memiliki kemampuan rendah maka perlakuan yang diberikan bukanlah membedakan dia dengan siswa yang lainnya melainkan sebagai guru kita memasukkannya ke dalam kelompok yang di dalamnya terdapat siswa yang berkemampuan rata-rata atau dengan kata lain kita membagi siswa ke dalam kelompok yang merata dari segi kemampuan intelegensi bukan secara acak. Dengan begitu maka siswa yang berkemampuan rendah akan berinteraksi banyak dengan temannya dan sebagai guru tentu mengharapkan para siswa dapat saling berbagi dan mengajarkan kepada teman kelompoknya terkait materi yang diajarkan. Ada siswa yang lebih cepat memahami suatu pelajaran ketika belajar dengan temannya sendiri.

    ReplyDelete
  10. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Memang benar bahwa rancangan pembelajaran yang telah dibuat sedemikian rupa masih saja tidak sesuai dengan alokasi waktu yang diperkirakan, hal ini bisa disebabkan oleh ketidakfokusan seorang guru dalam memberikan pelajaran atau situasi di kelas yang tidak sesuai dengan rancangan. Sebagaimana biasanya dalam pelaksaaan pembelajaran di kelas terbagi menjadi tiga yaitu ada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu yang sering tidak sesuai rencana adalah pada kegiatan inti, di mana dalam pelaksanaannya terkadang capaian pelajaran atau tujuan pembelajaran belum tercapai maka tentu memakan waktu yang lebih untuk menggapainya.

    ReplyDelete
  11. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Seyogyanya sebagai seorang guru tentu sangat memperhatikan kebutuhan siswanya khususnya dibidang matematika, sangat berbeda ketika kita ingin memahamkan setiap materi kepada siswa. Layaknya pertumbuhan seorang anak, dimulai dengan balita, kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Hal ini selaras dengan pemberian materi kepada siswa, yang mana dimulai dari hal-hal mendasar, seperti penegnalan angka dan bilangan, kemudian dari penggunaan angka yang nominalnya kecil setelah mengerti barulah guru memberikan latihan dengan nominal yang besar. Mengapa demikian karena banyak kita dapati siswa yang sudah beranjak menengah belum mampu mengoperasikan bilangan yang nominalnya kecil padahal materi tersebut merupakan hal yang mendasar dari matematika.

    ReplyDelete
  12. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Untuk menjawab masalah nomor 1, tidak perlu melakukan pengelompokan kelompok kecil yang diisi oleh siswa yang masih memiliki kemampuan yang rendah. Siswa tersebut tetap digabungkan dengan anak-anak lain namun model pembelajarannya saja yang perlu diubah. Sebagai contoh dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dimana siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi membantu temannya yang berkemampuan rendah untuk menyelesaikan suatu masalah.

    ReplyDelete
  13. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Dari beberapa pertanyaan dalam surat tersebut Saya ingin menanggapi pertanyaan no 1. Menurut Saya pengelompokan siswa memang baiknya secara heterogen baik siswa yang quicker maupun yang lower. Karena dengan pengelompokkan tersebut memiliki kebaikan baik secara psikologi tidak ada kasta dan secara pembelajaran siswa yang quicker akan menjadi penolong bagi siswa yang lower. Dengan begitu siswa yang lower dapat belajar dari temannya sendiri. Saya rasa apabila siswa belajar dengan temannya sendiri akan lebih mudah dipahami. Namun, guru harus tetap memberikan bimbingan agar tidak terjadi miskonsepsi. Dan sudah menjadi tugas guru untuk mengenal karakteristik setiap siswanya sehingga guru tahu bagaimana perlakuan yang tepat diberikan baik siswa lower ataupun yang lainnya.

    ReplyDelete
  14. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Penentuan alokasi waktu agar pembelajaran berjalan efektif menrut Saya bergantung pada RPP yang dibuat guru. Inilah yang menjadi tugas guru agar kreatif bagaimana menyiapkan pembelajaran. Mungkin yang dapat dilaksanakan agar pembelajara dengan diskusi kelompok tidak memakan waktu banya adalah dengan LKS. Tentunya bukan LKS yang berisi soal saja melainkan di dalamnya terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan siswa untuk menemukan konsep. Dengan LKS siswa akan lebih terarah dan terjadiya belajar mandiri. Saya rasa ini akan mengurangi waktu dibandingkan dengan tanpa LKS karena sumbernya guru atau buku saja.

    ReplyDelete
  15. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Materi yang disajikan kepada siswa dalam buku tentulah disajikan berdasarkan tahap perkembangan siswa. Buku yang digunakan dalam sekolah tersebut memuat banyak strategi pengerjaan namun angkatnya relatif kecil, menurut Saya ini ini menjadi tugas guru untuk menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Ketika siswa sudah paham dengan konsep dan berbagai strategi maka bisa dikembangkan lagi dengan pemberian soal yang bilangannya lebih besar. Ini bisa dijadikan pengayaan bagi siswa.

    ReplyDelete
  16. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Menurut saya, anak yang mempunyai anak yang memiliki kemampuan matematika yang rendah di kelas tidak perlu dikelompokkan sendiri dalam kelas. Jika dikelompokkan, siswa tersebut akan merasa dikucilkan, dibedakan, bahkan merasa dirinya memang ‘bodoh’. Hal ini sangat berpengaruh kepada psikologi anak. Yang perlu dilakukan adalah memberi bimbingan lebih baik di dalam maupun di luar kelas jika diperlukan.

    ReplyDelete
  17. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    100 menit pembelajaran untuk anak SD saya rasa itu terlalu lama apabila dilihat dari sudut pandang siswanya. Mengapa? Karena anak SD tingkat konsentrasinya tidak sama dengan orang dewasa. Mereka cenderung lebih cepat bosan dan lelah sehingga konsentrasi dan fokus mereka cepat hilang. Memang apabila dilihat dari sudut pandang guru, 100 menit itu sebentar tetapi tidak dengan siswa. Yang harus diperhatikan bukan hanya apakah sekian menit cukup untuk pembelajaran tetapi bagaimana membuat pembelajaran yang waktunya hanya sekian menit dapat bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya.

    ReplyDelete
  18. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Saya akan menjawab pertanyaan “Untuk anak yang mempunyai kemampuan matematika rendah di kelas (lower), apakah harus dikelompokkan sendiri di dalam kelas matematika?”
    Jawabannya adalah tidak. Menurut saya, jangan kelompokkan sendiri dalam kelas untuk anak yang mempunyai kemampuan rendah karena akan berakibat pada sisi psikologis si anak. Hal ini sama saja dengan mendiskriminasi kemampuan anak. Hendaknya, pembelajaran itu adalah pembelajaran yang heterogen untuk anak-anak. Bagaimana caranya? Ya sebaiknya guru membuat kelompok dimana dalam kelompok itu terdapat anak yang kemampuannya menonjol, anak yang kemampuannya sedang, dan anak yang kemampuannya rendah, dibuat rata intinya supaya anak yang kemampuannya menonjol dapat mengajari anak yang kemampuannya rendah sehingga tidak ada kesenjangan dalam berkelompok. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  19. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Saya akan menjawab pertanyaan “Dalam tehnik penilaian matematika, slama ini kami menggunakan skala lima yaitu Perfect, Excellent, Very good, good, dan quite good. Bagaimana assessment untuk subject matematika yang paling efektif yang berbasis multiple intelligence?”
    Jawabannya adalah menurut saya assessment untuk subject matematika yang paling efektif dalam mengukur multiple intelligence adalah kita berikan angket terkait 9 kecerdasan. Di dalam angket tersebut kita berikan pernyataan yang berkaitan dengan 9 kecerdasan siswa lalu kita beri skala lima berupa sering, selalu, kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Nah, dari angket itulah nanti kita menjadi tahu siswa lebih dominan ke kecerdasan apa. Terima kasih.

    ReplyDelete
  20. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Saya akan menjawab pertanyaan “Alokasi waktu dalam KBM di sekolah kami untuk pembelajaran matematika di kelas adalah 100menit. Dalam kelas saya, pada saat menggunakan metode diskusi, alokasi waktu tersebut dirasa kurang. Alokasi waktu untuk proses belajar matematika anak SD yang ideal dan yang dapat digunakan secara optimal untuk memantik anak berpikir kritis berapa menit?”
    Jawabannya adalah menurut saya sebaiknya guru mengajarkan siswa untuk disiplin waktu. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara guru dapat mendisiplinkan waktu diskusi dengan memberi batasan sampai jam yang telah ditentukan. Guru sebaiknya menekankan dalam batas waktu yang ditentukan itu siswa harus menghasilkan hasil diskusi. Dengan begitu murid menjadi termotivasi untuk berpikir cepat dan disiplin waktu. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  21. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Saya akan menjawab pertanyaan “Pada buku matematika yang kami gunakan sebagai acuan, angka yang digunakan relatif kecil dan terdapat berbagai tekhnik mengerjakan yang berbeda-beda(mental strategies), sedangkan pada buku yang mengacu KTSP angka yang digunakan relatif besar. Apakah tidak apa-apa jika kami memberikan angka yang kecil (hingga ratusan) kepada siswa hingga kelas 3, kemudian pada saat kelas 4,5,6 anak baru diajarkan operasi hitung dengan angka besar (ribuan)? ”
    Jawabannya adalah menurut saya sebaiknya jadilah guru yang aktif mencari sumber belajar sendiri. Jika kau temukan keraguan pada sumber belajar yang kau gunakan, carilah sumber belajar yang lain agar engkau bisa memilah-milah mana saja yang cocok untuk pembelajaranmu. Engkau tahu yang terbaik untuk anak didikmu. Sumber belajar banyak, sesuaikan dengan kurikulum yang sesuai dan karakteristik siswamu. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  22. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Saya akan menjawab pertanyaan “.Jika ingin mengikuti teacher training atau workshop matematika, bagaimana kami dapat memperoleh informasinya? ”
    Jawabannya adalah menurut saya jadilah guru yang aktif mencari tahu, bukan menunggu diberi tahu. Kita hidup di jaman dimana informasi tersebar luas dan cepat. Jika kita tidak update informasi maka kita akan ketinggalan. Ketika kita tidak update selangkah saja makan ketinggalan beribu-ribu langkah. Begitulah informasi di jaman ini berkembang sangat pesat. Saran saya, banyak-banyaklah membuka dan mencari web resminya terkait teacher training atau workshop matematika. Jika tidak, bertanyalah ke rektorat kampus terkait informasi yang ingin diketahui. Siapa tau Anda akan mendapatkan informasi yang akurat dari yang bersangkutan. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  23. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Saya ingin mencoba menjawab pertanyaan pertama, yaitu:
    “1.Untuk anak yang mempunyai kemampuan matematika rendah di kelas (lower), apakah harus dikelompokkan sendiri di dalam kelas matematika?”
    Menurut pendapat saya, siswa dengan kemampuan rendah tidak perlu dikelompokkan sendiri. Pengelompokan di dalam kelas sebaiknya dilakukan secara heterogen. Dengan pengelompokan secara heterogen, siswa dengan kemampuan tinggi dapat membantu siswa lain yang kemampuannya lebih rendah. Selain pengelompokan secara heterogen, guru juga sebaiknya merancang kegiatan pembelajaran yang bertingkat, terutama dalam lembar kegiatan siswa. Mulai dari level yang sederhana menuju level yang lebih kompleks. Hal ini dimaksudkan agar siswa dengan berbagai kemampuan tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

    ReplyDelete
  24. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan kedua:
    “2.Dalam tehnik penilaian matematika, slama ini kami menggunakan skala lima yaitu Perfect, Excellent, Very good, good, dan quite good. Bagaimana assessment untuk subject matematika yang paling efektif menurut bapak yang berbasis multiple intelligence?”
    Menurut pendapat saya, penilaian yang efektif adalah penilaian portofolio, apalagi jika melakukan penilaian berbasis multiple intelligences. Sebaiknya guru juga lebih menilai proses pembelajaran yang dilalui siswa selama kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan hanya menilai melalui ujian akhir. Penilaian meliputi pencapaian-pencapaian apa saja yang telah berhasil diraih oleh siswa dan perkembangan-perkembangan apa saja yang ada pada diri siswa. Sehingga disamping menggunakan skala lima, menurut pendapat saya sebaiknya juga diberikan deskripsi tentang pencapaian-pencapaian siswa tersebut.

    ReplyDelete
  25. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ketiga:
    “3.Alokasi waktu dalam KBM di sekolah kami untuk pembelajaran matematika di kelas adalah 100menit. Dalam kelas saya, pada saat menggunakan metode diskusi, alokasi waktu tersebut dirasa kurang. Menurut bapak, alokasi waktu untuk proses belajar matematika anak SD yang ideal dan yang dapat digunakan secara optimal untuk memantik anak berpikir kritis berapa menit? “
    Menurut pendapat saya, alokasi waktu 100 menit sudah cukup lama, apalagi bagi siswa kelas rendah seperti kelas 1 sampai kelas 3 SD. Yang harus dilakukan oleh guru adalah memanage ulang atau mengatur ulang kegiatan pembelajaran dalam RPP agar lebih efektif. Pemilihan aktivitas dan pengorganisasian kelas memang sangat mempengaruhi keterlaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Selain dari sisi ketuntasan atau keterlaksanaan pembelajaran, guru juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan dari sisi siswa. Pertimbangkan apakah jika pembelajaran dilakukan dalam waktu yang lama, siswa tetap berkonsentrasi atau tidak. Sehingga menurut pendapat saya, ketercapaian atau ketuntasan kegiatan pembelajaran di kelas tidak hanya bergantung pada alokasi waktu yang disediakan namun justru lebih bergantung pada bagaimana guru mampu memilih dan mendesain pembelajaran yang tepat. Lamanya waktu tidak menjamin ketuntasan.

    ReplyDelete
  26. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan keempat:
    “4.Pada buku matematika yang kami gunakan sebagai acuan, angka yang digunakan relatif kecil dan terdapat berbagai tekhnik mengerjakan yang berbeda-beda(mental strategies), sedangkan pada buku yang mengacu KTSP angka yang digunakan relatif besar. Apakah tidak apa-apa jika kami memberikan angka yang kecil (hingga ratusan) kepada siswa hingga kelas 3, kemudian pada saat kelas 4,5,6 anak baru diajarkan operasi hitung dengan angka besar (ribuan)?”
    Menurut pendapat saya, pemilihan materi, selain mengacu pada kurikulum yang berlaku, sangat penting pula untuk melihat kemampuan siswa. Jika siswa memang sudah mampu berhitung dengan angka-angka kecil (sampai ratusan), dan guru masih mempunyai waktu maka perlu pula untuk mengembangkan materi sampai angka-angka yang lebih besar. Akan tetapi jika perhitungan dengan angka kecil saja siswa masih kesulitan, maka guru tidak perlu berambisi sampai angka-angka besar, lebih baik menuntaskan dulu perhitungan dengan angka kecil.

    ReplyDelete
  27. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan kelima:
    “5.Jika ingin mengikuti teacher training atau workshop matematika, bagaimana kami dapat memperoleh informasinya,pak?”
    Menurut pendapat saya, informasi seperti teacher training, workshop matematika, seminar matematika, dll tersebar di mana-mana. Apalagi dengan adanya perkembangan internet, guru dapat mengakses informasi dari mana saja dan kapan saja. Barangkali guru juga bisa memanfaatkan social media seperti instagram, twitter, facebook, grup what’s app, dll untuk bisa mengakses informasi-informasi yang diinginkan.

    ReplyDelete
  28. Atin Argianti
    18709251001
    PPs PM A 2018
    Dari pertanyaan nomor 1, saya mencoba menjawabnya bahwa jika ada pengelompokan yang homogen tersebut akan mengganggu psikologis anak dan akan menumbuhkan mindset bahwa anak yang mempunyai kemampuan rendah tidak dapat mengikuti pelajaran matematika. Agar terhindar hal tersebut, maka perlu pengelompokan secara heterogen agar terjadi scaffolding dalam kelompok tersebut. Dan anak dengan kemampuan rendah akan termotivasi dengan kelompok tersebut.

    ReplyDelete
  29. Atin Argianti
    18709251001
    PPs PM A 2018
    Berdasarkan pertanyaan nomor 3, saya mencoba menjawabnya bahwa satu jam pelajaran untuk SD adalah 40 menit, jika dalam pembelajaran matematika merupakan materi baru atau materi yang sulit bagi siswa maka jangan langsung memberikan materi secara langsung dalam satu waktu. Karena anak memiliki keterbatasan dalam memperhatikan. Jika perhatian siswa teralihkan maka siswa diarahkan untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya. Agar tetap dalam keadaan siap untuk belajar matematika.

    ReplyDelete
  30. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Mencermati pertanyaan no.1. Beberapa sekolah memang membagi kelas berdasarkan strata nilai, seperti SMP Muh 2 Yogya atau SMPN Pandak 1. Dalam setiap kebijakan pasti terdapat sisi positif dan negative. Untuk positifnya jelas siswa di kelas unggulan akan terjaga semangat dan kemampuannya karena di kelas terdapat persaingan, lingkungan akan sangat mendukung siswa kelas unggulan untuk berkembang dengan baik. Namun terdapat pula negatifnya, di kelas non unggulan siswa yang kurang menjadi tidak ada pembanding yang lebih, tidak ada semangan untuk memiliki pencapaian, yang lebih bahaya adalah salah persepsi orang tua. Ketika di kelas dia 10 besar maka orang tua sudah puas padahal kalau ditempatkan di kelas unggulan dia berada di paling bawah.

    ReplyDelete