Oct 1, 2010

Elegi Menggapai Bahasa




Oleh Marsigit

Bahasa:
Sampai saatnya aku perlu merefleksikan diriku. Silahkan para anggotaku, pertama kenalkanlah dirimu masing-masing, kedua jelaskanlah siapa dirimu. Kemudian bersiaplah menjawab jika ada pertanyaan.

Analog:
Kenalkan aku adalah analog. Pekerjaanku adalah menyelidiki susunan dan arah kesemestaan kenyataan. Tetapi perhatian utama dan pertamaku adalah pada kenyataan yang ada. Aku menjadi alat utama dan pertama bagi kesadaran manusia. Terlebih-lebih bagi para ilmuwan, pemikir dan juga para filsuf. Keberadaanku itu bersifat ontologis tetapi fungsiku bersifat epistemologis. Fungsiku adalah menyatukan bahasa dan pikiran. Artinya, aku berusaha menyatakan pikiran dengan bahasa, tetapi bahasaku ternyata menghasilkan pikiran juga. Kata-kata adalah wakil-wakilku yang paling sederhana, sedangkan pengertian atau konsep merupakan wakil dari pikiranku. Tiadalah kata dan konsep itu dapat dipisahkan. Adapun konsepku yang paling dalam adalah konsepku tentang yang ada, lebih khusus lagi yaitu tentang pengada. Maka keberadaanku itu ditentukan oleh fungsiku menyatakan konsep-konsep pengada .

Bahasa:
Penjelasanmu kelihatannya terlalu mekanistis, kaku, sulit, masih di langit dan belum membumi. Berikan contoh-contoh kongkritnya.

Analog:
Baiklah. Sebelum aku memberi contoh-contoh kongkrit, maka aku sampaikan bahwa teman karibku adalah reduksi dan kelengkapan. Reduksi adalah penyederhanaan atau simplifikasi. Sedangkan kelengkapan adalah usahaku menggapai ilmuku menggunakan bahasaku. Jika aku berpikir tentang konsep “satu”, maka “satu” itu berlaku bagi semua yang ada dan yang mungkin ada. Artinya, pertama aku mungkin berpikir bahwa kepalaku itu hanyalah satu, maka dengan bahasa analog konsep satu itu berlaku bagi semuanya yang ada dan yang mungkin ada. Sehingga saya bisa mengatakan satu buku, satu tujuan, satu manfaat, satu batu, satu tumbuhan ...dst.

Bahasa:
Apakah masih ada contoh lain yang mudah dipahami.

Analog:
Jika saya menunjuk sifat dari jatuhnya selembar daun ke tanah, dan kemudian daun itu menutupi tanah. Maka saya bisa mengambil analogi jatuhnya cat ke permukaan dinding sehingga menutupi sifat dinding. Jatuhnya bedhak ke mukaku, sehingga menutupi kulit mukaku. Dst.... Itulah analogi. Jika saya berpikir tentang cangkir sebagai wadahnya air, maka saya bisa berpikir mulut sebagai wadahnya suara, hati sebagai wadahnya doa, kepala sebagai wadahnya pikiran, badan sebagai wadahnya jasmani, laut sebagai wadahnya ikan. Ds...Itulah analogi. Jika aku berpikir subyek, maka bisa aku memikirkan subyek manusia, subyek binatang, subyek tumbuhan, dst.

Bahasa:
Baik terimakasih. Silahkan yang lain.

Univokal:
Kenalkan aku adalah univokal. Aku adalah salah satu dari anggota bahasa. Tugasku adalah menyatakan konsep-konsep yang memiliki arti yang sama bagi segala yang ada dan yang mungki ada. Aku tidak dibatasi oleh wadah, struktur, dan relasi-relasi. Walaupun aku menggunakan kata-kata yang berbeda tetapi maksudku adalah sama.

Bahasa:
Aku belum jelas tentang penjelasanmu itu. Bisakah beri contohnya yang kongkrit.

Univokal:
Untuk menunjuk pengertian “satu” maka aku bisa menggunakan berbagai bahasa misalnya one, siji, setunggal. Maka satu, one, siji, setunggal adalah diriku yaitu bahasa univokal. Maka ide, gagasan, konsep, pengertian adalah univokal. Maka sifat dan karakter adalah univokal.

Bahasa:
Terus apa fungsimu dalam filsafat?

Univokal:
Sebelumnya aku sampaikan bahwa teman akrabku adalah analog. Maka jika aku bermaksud mengatakan subyek. Maka semua yang aku pikir subyek, manusia, atau benda-benta lain merupakan bahasa univokal.

Bahasa:
Penjelasanmu malah bikin bingung?

Univokal:
Jika aku berpikir tentang “tetap”, maka kata-kata ku yang univokal meliputi Permenides, Plato, Plotinus, Duns Scotus, Descartes, ...dst. Jika aku berpikir tentang “berubah” bahasa univokalku meliputi Heraklitos, Aristoteles, David Hume, ...dst.

Bahasa:
Baiklah aku sudah mulai paham. Silahkan yang lain.

Struktur:
Aku adalah struktur bahasa. Aku terdiri dari unsur-unsur permanen yang jumlahnya terbatas. Fungsiku adalah sebagai naskah yang menyatakan kehidupan beserta aspeknya. Ketahuilah bahwa unsur-unsur dalam diriku itu saling berelasi dan bersintesis satu dengan lainnya, sehingga hubungan diantara unsur-unsur sangatlah erat. Jika satu unsur mengalami perubahan maka seluruh dari strukturku akan mengalami perubahan pula.

Bahasa:
Penjelasanmu masih cukup rumit.

Struktur:
Jika satu konsep daru unsurku berubah maka seluruh bahasaku dengan segala maknanya akan mengalami perubahan. Maka dalam diriku itu engkaudapat melihat universalitas baik pada permukaan strukturku maupun pada dalam strukturku.

Bahasa:
Penjelasan tambahanmu malah bikin pusing. Berikan contoh kongkritnya?

Struktur:
Secara harfiah atau di permukaan maka aku menampakan diri dalam kalimat-kalimat. Maka cukup jelaslah struktur kalimat itu pada umumnya, tentu ada subyek dan predikat, dst. Tetapi di dalam strukturku itu terdapat subyek, predikat, obyek, hubungan, model bahkan teori. Lebih dari itu maka di dalam diriku juga terdapat kesadaranku akan dimensi unsur-unsurku. Maka sebenar-benar diriku itu adalah konsepku, sedangkan kalimatku adalah representasiku.

Bahasa:
Wah..wah semakin bingung saja aku. Kemudian, ..apa pula fungsimu dalam filsafat?

Struktur:
Tiadalah semua tulisanku dapat menyatakan semua pikiranku. Pikiranku itu bersifat terbuka, tetapi dia serta merta akan tertangkan menjadi bahasa tertutup ketika telah masuk ke dalam strukturku. Artinya strukturku yang masih dalam pikiranku itu bersifat terbuka, sedangkan strukturku yang sudah aku tulis itu bersifat tertutup.

Bahasa:
Ditanya fungsimu dalam filsafat malah nyeloteh ngalor-ngidul?

Struktur:
Karena tulisanku bersifat tertutup maka tidaklah ada Mengada dan Pengada yang dapat hadir di situ.

Bahasa:
Hai..struktur..hentikanlah celotehanmu itu. Berikan contoh konkritnya.

Struktur:
Jika engkau berpikir tentang struktur panitia, dimana ada ketua dan anggota di situ. Itulah struktur maknamu yang masih di dalam pikiranmu. Maka jika aku tuliskan di atas kertas, berhentilah aku memikirkan struktur kepanitiaan itu, itulah sifat tertutupnya.

Bahasa:
Apakah ada contoh penerapan yang lainnya tentang dirimu di dalam filsafat?

Struktur:
Orang jawa mengenal struktur kehidupan meliputi mikrokosmos (manusia) dan makrokosmos (alam semesta). Maka strukturmu itu bersifat terbuka apakah manusia mengatasi alam, alam mengatasi manusia, artinya manusia menjadi anggotanya alam semesta.

Bahasa:
Baiklah aku sedikit memperoleh gambaran. Sekarang gilran yang lainnya?

Ekuivokal:
Aku adalah ekuivokal. Fungsiku adalah mengungkap penyakit bahasa. Penyakit bahasa adalah bahasa yang membingungkan.

Bahasa:
Berikan contohnya!

Ekuivokal:
Jika engkau gunakan kata “bisa” maka maksudnya adalah racun atau dapat. Jika engkau gunakan kata “kepala” maka maksudnya adalah kepalamu atau kepala kantor. Jika aku menyebut “x” maka dia bisa berarti 5 atau 10.

Bahasa:
Apakah fungsimu dalam filsafat?

Ekuivokal:
Sebelumnya aku sampaikan bahwa teman akrabku adalah plural atau jamak. Maka segala macam pengamatanmu adalah jamak dan tidaklah sama dengan satu dan lainnya. Maka sebenar-benar diriku dalam filsafat adalah ekuivokal dalam pikiranku yang bersifat terbuka. Sedangkan kalimatku atau kata-kataku itu bersifat tertutup.

Bahasa:
Masih berbelit-belit. Bisa beri contoh konkritnya.

Ekuivokal:
Jika aku melihat orang sedang “tidur”, padahal orang lain mengatakan dia bukan tidur tetapi sedang istirahat. Maka tidur dan istirahat itu ekuivokal.

Bahasa:
Kelihatannya jawabanmu ragu-ragu. Yang betul gimana?

Ekuivokal:
Wah ..bagaimana yah sulit mencari contohnya. Ekstrimnya, seorang Witgenstain pernah menggunakan bahasa matematika hanya sebagai permainan. Setiap kata itu di zonderkan dari arti, artinya kata sengaja tidak di beri makna. Maka menurut Witgenstain matematika adalah sekedar permainan bahasa. Maka semua kata-kata yang digunakan bersifat ekuivokal.

Bahasa:
Engkau dituntut harus bisa memberi contoh konkritnya.

Ekuivokal:
Baiklah saya adalah kumpulan kata-kata yang mempunyai arti ganda atau jamak, sehingga sulit dimengerti.

Bahasa:
Ya sudah gitu saja kok repot. Silahkan yang lain.

Lambang:
Kenalkan saya adalah lambang atau simbol. Aku terdiri dari tanda-tanda dan aku bersifat formal. Diriku bisa sebaga tanda, data, pesan atau informasi.

Bahasa:
Bukankah hal yang biasa, apa istimewanya?

Lambang:
Maksudku, aku itu bisa dibedakan dengan yang lainnya. Jika engkau memperhatikan aku sebagai tanda, maka itulah diriku lambang. Sedangkan rumahku sering disebut sebagai semiotik.

Bahasa:
Ya terserah sajalah.

Lambang:
Ntar dulu bahasa. Jika engkau fungsikan aku sebagai pembawa pesan itulah yang aku maksud sebagai tidak hanya diriku. Itulah temanku si semantik.

Bahasa:
Aku tahu itu.

Lambang:
Tetapi jika engkau mengfungsikan diriku sebagi pembawa informasi, maka itulah sifat dirimu yang cenderung pragmatis.

Bahasa:
Lho kok kamu menuduhku pragmatis. Sebentar..mana itu yang telah engkau sebut tadi..silahkan semantik, giliranmu.

Semantik:
Kenalkan aku adalah semantik. Aku adalah ilmu tentang kalimat dan aku berurusan langsung dengan makna kalimat. Aku juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makna.

Bahasa:
Kalau begitu tentu engkau mempunyai peran yang besar dalam filsafat?

Semantik:
Hampir setiap kajian filsafat menggunakanku. Aku juga hampir dijuluki sebagai ontologis nya bahasa.

Bahasa:
Terus?

Semantik:
Tetapi aku tidak mau disamakan dengan ontologi. Keberadaanku itu memang bersifat ontologis. Aku fungsiku itulah untuk mengungkan makna secara ontologi.

Bahasa:
Aku agak ragu? Coba teruskan kedudukanmu di dalam filsafat?

Semantik:
Baik. Konsepku dapat dipahami baik memalui koherensi pikiranku, maupun melalui korespondensi dengan pengamatanku. Jadi aku itu dapat bersifat analitik, apriori, sintetik ataupun aposteriori.

Bahasa:
Wah kok malah rumit?

Semantik:
Sederhana saja. Aku selalu mengikuti jalan pikiran kritis. Padahal pikiran kritis itu adalah filsafat. Maka menurut diriku, aku dapat mendefinisikan filsafat itu sebagai semantik.

Bahasa:
Apa engkau tidak terlalu berani?

Semantik:
Setidaknya itulah yang berada dalam pikiranku. Yang masih berada dalam pikiranku sungguh masih bersifat terbuka. Sedangkan jika sudah aku tuliskan maka bersifat tertutup.

Bahasa:
Heran aku, bagaimana sebuah semantik bisa berfilsafat?

Semantik:
Itu karena aku memang mempelajari arti. Padahal sebenar-benar arti bisa engkau jumpai dalam filsafat.

Bahasa:
Baik, aku setuju. Silahkan teruskan uraianmu.

Semantik:
Aku sangat peduli dengan berbagai karakter kata atau kalimat. Mereka yang ucapannya sama tetapi artinya berbeda. Mereka yang punya arti sama tetapi kata-katanya berbeda. Kata-kata yang berlawanan atau lawan kata. Kata-kata yang mempunyai banyak arti. Kata-kata yang berhubungan dengan kata-kata yang lain. Kata-kata yang diturunkan. Kata-kata dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang dapat diekstensikan maknanya. Kata-kata yang menunjukkan keanggotaan. Kata-kata yang menunjukkan keseluruhan. Metapora atau makna yang tidak disebut menggunakan nama aslinya. Frasa kata atau kumpulan kata yang sudah berbeda artinya dari kata dasarnya. Dst..

Bahasa:
Sudah..sudah..bukankah itu bidangnya orang bahasa. Relevansimu bicara itu apa?

Semantik:
Bukankah aku gunakan sebagian besar dari mereka itu dalam membuat Elegi-elegi?

Bahasa:
Oh..ya..silahkan teruskan penjelasanmu.

Semantik:
Jika engkau memikirkan wanita, maka di situ ada aspek hubungan semantik dengan seorang anak gadis.

Bahasa:
Lho ..mengapa?

Semantik:
Ya keduanya sama-sama wanita.

Bahasa:
Oh begitu, teruskan.

Semantik:
Jika engkau memikirkan Bapak, Ibu, anak, kakak, adik, Presiden, Menteri, ... itulah engkau sedang memandang wajahku.

Bahasa:
Wajahmu?

Semantik:
Itulah aku sebetulnya sedang berbicara tentang manusia.

Bahasa:
Teruskan saja.

Semantik:
Jika aku memikirkan Presiden, maka aku mempunyai “Bekas Presiden” dan “Mantan Presiden”. Maka perubahan dari bekas menjadi mantan, itu juga diriku. Jika aku katakan bahwa “Kertas ini adalah biru” padahal senyatanya adalah putih, itu juga salah satu karyaku. Aku juga sangat tertarik mempelajari makna-makna yang diperolah manusia melalui pengamatan sekitarnya. Tetapi aku juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap konteks atau referensi bagi makna suatu kata atau kalimat.

Bahasa:
Baik-baik..waktunya sudah cukup. Aku capai.

Tautologi:
Sebentar dulu, aku belum diberi kesempatan. Aku adalah tautologi. Jika engkau ingin mencari sesuatu yang bukan kontradiktif, inilah aku makhluknya. Tautologi adalah benar tanpa syarat. Dia benar dengan tidak peduli ruang dan waktunya.

Bahasa:
Contohnya?

Tautologi:
Jika aku katakan “aku atau bukan aku” maka seluruh dunia akan terangkum di dalamnya. Jika aku katakan : ada atau bukan ada” maka juga sudah meliputi seluruhnya. Maka aku menduduki istimewa dalam filsafat. Bahkan aku berani mendefinisikan filsafat sebagai diriku yaitu sebagai tautologi. Berapapun tautologi yang engkau produksi maka engkau akan terhindar dari kontradiksi.

Kontradiksi:
Aku adalah kontradiksi. Kalimat “aku dan bukan aku” maka selamanya dia kontradiksi. Secara semantik maka kalimat kontradiktif itu bernilai salah.

Bahasa:
Baik..baik..saya tahu masih banyak lagi yang ingin tampil, tetapi karena terbatasnya ruang dan waktu maka saya akhiri dulu forum ini. Mudah-mudahan dapat dipahami mengapa dalam berfilsafat kita mengemploy bahasa seperti yang terjadi dalam Elegi-elegi.
Sekian terimakasih..semoga bermanfaat. Amiin.

35 comments:

  1. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Kendaraan berfilsafat adalah dengan bahasa. Bagaimana menyampaikan filsafat adalah dengan bahasa. Bahasa itu memiliki banyak unsur seperti yang telah disebutkan yaitu analog, univokal, struktur, ekuivokal, lambang, semantik, tautologi, kontradiksi dan masih banyak lagi. Setiap unsur-unsur itu memiliki fungsi dalam menyampaikan filsafat. Jadi ketika akan berfilsafat kita harus benar-benar memahami bahasa yang digunakan. Karena bahasa itu menyampaikan makna, ketika kita salah dalam menggunakannya maka bisa menyebabkan salah makna. Sehingga niat kita untuk memberikan ilmu sebagai hal yang dipercaya kebenarannya malah menjadi salah.

    ReplyDelete
  2. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Filsafat dan bahasa saling berkaitan. Filsafat itu olah pikir, hasil pemikiran tersebut disampaikan atau dikomunikasikan kepada orang lain melalui bahasa. Dalam bahasa, ilmu-ilmu di dalamnya digunakan dalam filsafat. Ilmu-ilmu itu digunakan filsafat untuk berolah pikir. Jadi, filsafat dan bahasa saling mendukung dan saling membutuhkan.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  3. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Bapak Marsigit pernah menjelaskan bahwa bahasa itu adalah segala-galanya. Bahasa itu dunia kita, jika tidak ada bahasa kita akan sulit untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Dalam filsafat tentu saja dibutuhkannya bahasa untuk berfilsafat, untuk menyampaikan bahasa. Sehingga bahasa akan sangat terikat dengan filsafat begitu juga sbliknya.

    ReplyDelete
  4. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Memikirkan bahasa dalam ilmu filsafat merupakan memikirkan sesuatu hal yang ada dan mungkin ada dalam tatanan bahasa secara luas.Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi yang berfungsi untuk menyatakan ide-ide/gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran kita. Hal ini bisa dilakukan baik secara lisan maupun tertulis dengan berbagai macam bahasa, seperti analog, univokal, ekuivokal, lambang dan yang lainnya. Dalam menggunakan bahasa untuk menyatakan ide/gagasan yang ada dalam pikiran kita, seharusnya kita mempertimbangkan ruang dan waktu. Jenis bahasa tertentu mungkin cocok dalam ruang dan waktu tertentu, tetapi bisa tidakcocok di dalam ruang dan waktu yang lain. Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari elegi ini adalah bahwa kita harus bisa menyatakan ide-ide/gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran kita dengan bahasa yang tepat sesuai dengan ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  5. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Bahasa adalah alat untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran dan hati. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat berkomunikasi dalam menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, ataupun perasaan. Dalam berfilsafat pun, bahasa menjadi ujung tombaknya. Filsafat adalah pikiran, maka untuk mengkomunikasikan pikiran tersebut kepada orang lain kita memerlukan bantuan bahasa.

    ReplyDelete
  6. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Bahasa memang sangat diperlukan dalam kehidupan. Bahasa adalah alat komunikasi yang utama. Begitu pula dalam berfilsafat. Seseorang yang akan mempelajari filsafat harus bisa memahami penggunaan bahasa dengan baik. Karena kesalahan pemaknaan sebuah bahasa dapat berdampak yang luar biasa.

    ReplyDelete
  7. Muhammad Fendrik
    18706261001
    S3 Dikdas 2018
    Sebelumnya terima kasih Prof Marsigit untuk ilmunya hari ini. Saya akan mencoba mengomentari artikel ini sesuai dengan pemahaman saya.
    Dalam berfilsafat memang kita memerlukan bahasa sebagai jembatan yang akan menyampaikan hasil pemikiran kita kepada orang lain agar bisa dan mudah dipahami. Pentingnya bahasa menyampaikan hasil pemikiran seseorang juga dipengaruhi oleh redaksi orang yang menyampaikan, jika redaksinya tidak sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan maka orang yang bersangkutan akan gagal paham begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, dalam berfilsafat juga memerlukan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi untuk menyampaikan maksud pikiran dan hati agar tidak melukai perasaan orang lain.

    ReplyDelete
  8. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Bahasa mengungkapkan secara verbal pandangan dan pemikiran filosofis. Ide-ide manusia pun berbahan dasar bahasa. Bahasa membuat ide yang dipikirkan oleh manusia menjadi berkembang. Melalui bahasa pulalah pikiran-pikiran tersebut kemudian ditransformasikan menjadi realitas.

    ReplyDelete
  9. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Bahasa adalah bagian penting dari filsafat. Bahasa terdiri dari kumpulan kata-kata yang ada di dalam pikiran manusia yang dituangkan secara lisan maupun tulisan. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya dan bisa menunjukkan identitas dirinya. Ini adalah contoh dari manusia berfilsafat adalah menyampaikan pemikiran dalam bahasa agar dapat dimengerti oleh pembaca dan pemikir yang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dita Aldila Krisma
      18709251012
      PPs Pendidikan Matematika A 2018

      Sedikit menambahkan, orang yang berfilsafat itu mmepunyai tugas untuk mencari jawaban dan memberikan makna dari seluruh simbol yang ada di alam semesta ini pada ruang dan waktu yang sesuai. Bahasa itu juga digunakan sebagai alat untuk mengungkap inti atau rahasia dibalik suatu symbol.

      Delete
  10. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Segala sesuatu menggunkan bahasa. Bahasa sendiri bermacam-macam tergantung daerah, latar belakang, konteks dan sebagainya. Bahasa tidak hanya yang diucapkan seperti percakapan melainkan juga yang ditulis seperti artikel, buku dan lain-lain. Semua itu memiliki maksud dan arti dan berbeda-beda serta beragam penggunaannya.

    ReplyDelete
  11. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Bahasa seringkali diibaratkan dengan huruf, kata, kalimat, paragraf dan lain sebagainya. Padahal, simbol, angka, bentuk juga berupakan bahasa. Contoh penggunaan bahasa dalam bentuk simbol adalah matematika. Matematika menggunakan bahasa disetiap strukturnya. Oleh karena itu, sebenar-benar matematika adalah ilmu tentang bahasa dalam menguraikan teorema, rumus dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
  12. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Bahas dapat difungsikan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran atau perasaan baik secara lisan, tertulis, gerakan sehingga memberikan makna dan terciptalah suatu interkasi. Simbol termasuk dalam bahasa dimana simbol ini menunjukkan adanya keteraturan dan sistematika. Tanpa bahasa, filosof tidak bisa menungkapkan pemikiran atau gagasannya sehingga tidak ada ilmu yang ditinggalkan sampai sekarang. Padahal pemikiran filosof ini dapat mengubah suatu keadaan. Dngan demikian bahasa penting dalam kehidupan, penting pula kita memahami bahasa.

    ReplyDelete
  13. Yuntaman Nahari
    18709251021
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Bahasa merupakan sebuah simbol yang memiliki makna, alat komunikasi manusia yang digunakan untuk mengungkapkan ide-ide serta sebagai sarana perwujudan dari pemikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk memahami dan mencari hakikat kebenaran dalam hidupnya. Jenis-jenis bahasa yang antara lain analog, univokal, ekuivokal, lambang, semantik dan sebagainya. Bahasa yang kita gunakan harus sesuai dengan ruang dan waktunya karena tidak semua bahasa cocok untuk ruang dan waktu tertentu. Sebagai contoh, guru yang mengajar siswa sekolah dasar harus menyesuaikan dengan bahasa siswa, begitu juga dengan guru yang mengajar siswa sekolah menengah. Guru sudah menyampaikan objek matematika secara simbolik untuk siswa sekolah menengah, namun untuk siswa sekolah dasar guru harus menyampaikan objek matematika secara konkret.

    ReplyDelete
  14. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Bahasa meupakan suatu media komunikasi yang dipergunakan untuk interaksi antar sesame makhluk hidup. Bahasa digunakan untuk menyampaikan sesuatu dari satu ke yang lain. Bahasa tidak hanya terbatas pada bahasa manusia. Misal adanya pemanasa global? Itu juga merupakan bahasa, bahasa alam yang mengemukakan protes atas perilaku manusia yang semena-mena. Belajar filsafat adalah sarana untuk memahami berbagai bahasa, dengan berlatar pada pola pikir intensif dan ekstensif.

    ReplyDelete
  15. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Kata-kata yang digunakan dalam filsafat memang kata-kata yang sangat sulit dipahami, pun begitu dengan elegi-elegi. Hal tersebut terjadi karena filsafat atau elegi-elegi menggunakan bahasa Analog. Bahasa yang mempunyai seribu arti, sebuah kata hati saja misalnya dapat mempunyai arti yang amat luas. Selain menggunkan bahasa analog, filsafat juga terdiri dari bahasa univokal, struktur, ekuivokal, lambang, semantik, tautologi dan kontradiksi. Maka untuk memahami filsafat hendaknya perbanyaklah membaca, baca dan bacalah.

    ReplyDelete
  16. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting seperti sebagai alat komunikasi. Dalam filsafat, alat yang dipakai untuk belajar filsafat adalah bahasa analog. Analog itu tidak sekedar sama tapi analog itu komformitas dua keadaan atau dua dunia. Sehingga banyak yang merasakan bahwa mempelajari filsafat itu sulit. Padahal sesungguhnya filsafat harus dipelajari dengan pikiran jernih sehingga dapat menggapai epistemologi
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  17. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018
    Pada hakikatnya bahasa adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Secara sengaja atau tidak sengaja manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan. Tanpa bahasa, kehidupan manusia akan menjadi lumpuh atau tidak berjalan. Filsafat dan bahasa juga merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang selalu melengkapi antara satu sama lain. Filsafat membantu mengembangkan dan memperluas kajian tentang bahasa, dan bahasa menjadi sarana komuniakasi dalam menyampaikan gagasan-gagasan tentang kebenaran yang dilahirkan filsafat.

    ReplyDelete
  18. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Bahasa adalah sarana penyampaian berita maupun informasi. Dalam filsafat, bahasa sangatlah berperan. Karena dengan bahasa itu kita mampu memahami sejarah masa lalu. Meskipun dalam filsafat menggunakan bahasa yang mungkin susah dipahami oleh orang awam. Oleh karenanya diperlukan pemikiran dan wawasan untuk dapat memahmi filsafat itu sendiri. Dalam bahasa tersebut terdapat unsur-unsur yang membentuk sebuah kalimat. Unsur tersebut memiliki fungsi dan kedudukannya masing-masing didalam filsafat.

    ReplyDelete
  19. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Bahasa terdiri dari dua, yaitu bahsa verbal dan bahasa nonverbal. Bahasa verbal bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Sedangkan bahasa nonverbal adalah bahasa yang selain menggunakan kata-kata, ketika berkomunikasi digunakan pula gerakan-­gerakan tubuh atau lebih dikenal dengan bahasa isyarat atau body language. Bahasa penting untuk saling memahami. Jangankan bahasa yang berbeda, bahasa yang sama saja menimbulkan banyak pemahaman.

    ReplyDelete
  20. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi Prof.
    Bahasa lekat sekali dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi. Komunikasi menjadi lebih terarah dan mudah dengan kehadiran bahasa. Menggapai bahasa artinya menyadari kehadiran bahasa dalam kehidupan kita. Berfilsafat artinya berbahasa. Dapat dikatakan bahwa filsafat adalah bahasa. Bahasa yang digunakan untuk menterjemahkan pikiran-pikiran para filsuf. Artinya kita mempelajari filsafat melalui bahasa. Terima kasih.

    ReplyDelete
  21. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Bahasa mempunyai istilah-istilah. Analog menyatukan bahasa dan pikiran. Kata satu berlaku semua yang ada dan yan mungkin ada. Univokal memiliki arti yang sama bagi segala yang ada dan yang mungkin ada. Struktural biasanya berupa kalimat-kalimat. Semantik itu ilmu yang mempelajari tentang makna. Dan tautologi itu benar tanpa syarat tidak peduli ruang dan waktu. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  22. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Bahasa merupakan alat komunikasi yang mempersatukan. Tidak hanya berupa lisan atau apa yang kita ucapkan namun bahasa juga dapat berbentuk tulisan bahkan simbol. Dalam artikel di atas dikemukakan bahwa jenis penting dalam pembagiannya antara lain berisi tentang analog, univocal, struktur, ekuivokal, lambang, semantik, tautologi, kontradiksi. Masing-masing dari jenis tersebut memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing dalam penggunaannya

    ReplyDelete
  23. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Pada artikel Elegi menggapai bahasa ini, saya berharap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar tidak ada kekeliruan untuk memahami suatu permasalahan. Meskipun kita tahu bahwa elegi adalah ungkapan dukacita, tetapi untuk menggapai bahasa tentunya sangat di perlukan kesederhanaan dalam penyampaian ide/gagasan. Atau dengan pemikiran keras tapi tidak berakhir dengan pencapaian yang di inginkan.

    ReplyDelete
  24. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Dalam bahasa ada beberapa istilah seperti analog, univokal, ekuivokal, tautologi dan lain lain. setiap orang mempunya caranya tersendiri untuk menyampaikan sesuatu dengan bahasanya yang khas. Misalnya Bapak dalam menyampaikan ilmu filsafat melalui elegi-elegi. Dimana kami terkadang merasa asing dengan bahasa yang digunakan. Perlu pikiran jernih dalam membacanya untuk memahami. Setiap elegi memiliki pesan tersirat yang sangat bermanfaat sebagai refleksi diri.

    ReplyDelete
  25. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Terima kasih Bapak atas artikel elegi menggapai bahasa yang telah Bapak share kepada kami. Artikel ini sangatlah bermanfaat bagi kami. Seperti yang kita tahu bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia, tanpa bahasa kita akan susah untuk memahami sesuatu. Dengan bahasa, kita dapat meluapkan segala gejolak di hati dan pikiran kita. Bahasa tidak hanya seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Jepang , dan lainnya. Tapi bahasa bisa berupa kedipan mata, senyuman, anggukan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu bahasa sangatlah penting, bahasa dalam ilmu filsafat, penggunaan bahasa juga sangatlah penting. Meskipun bahasa kelihatannya sederhana, tapi setelah membaca elegi ini, saya merasa bahasa memiliki makna, struktur, bagian yang sangat kompleks. Satu kata bisa memiliki banyak makna yang berbeda-beda, tergantung tinjauannya.

    ReplyDelete
  26. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Bahasa adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan kita. Dengan bahasa, kita bisa berkomunikasi dengan orang lain. Ketika kita berfilsafat, bahasa memiliki peran yang sangat penting. Dari elegi ini telah dijelaskan berbagai macam istilah bahasa, yaitu: Analog, Univokal, Struktur, Ekuivokal, Lambang, Semantik, Tautologi, Kontradiksi. Oleh karena itu dalam menggunakan bahasa untuk menyatakan gagasan yang ada dalam pikiran, kita harus mempertimbangkan ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  27. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Bahasa merupakan alat komunikasi manusia untuk dapat mengungkapkan dan memahami sesuatu. Dalam bahasa memiliki berbagai unsur yang melengkapi bahasa, yaitu seperti yang dijelaskan di atas, analog, univokal, ekuivokal, struktur, lambing, semantik, tautologi, kontradiksi, dan lain-lain. Setiap unsur-unsur tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam menyampaikan filsafat. Seseorang yang akan mempelajari filsafat harus dapat memahami penggunaan bahasa dengan baik, karena apabila terjadi kesalahan pemaknaan pada suatu bahasa akan menimbulkan arti yang berbeda dari yang kita maksudkan tadi.

    ReplyDelete
  28. Mira Amalia Yudhanti
    19701251014
    S2 PEP A

    Filsafat, termasuk juga filsafat bahasa, mempunyai fungsi memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori kebahasan menjadi ilmu bahasa (linguistic) atau ilmu sastra. Dengan demikian, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Bahasa juga memiliki aliran filsafat tertentu. Hal ini akan bermanfaat dalam mengembangkan ilmu kebahasaan secara berkelanjutan.

    ReplyDelete
  29. Lovie Adikayanti
    19709251068
    S2 Pendidikan Matematika D
    Assalamualaikum wr.wb

    Bahasa adalah alat untuk dapat saling komunikasi. Seperti apapun jika itu adalah dapat mengkomunikasikan sesuatu pada yang lain itulah bahasa. Begitu luas dimensi bahasa.
    Dalam berfilsafat bahasa berperan sangat penting. Bagaimana bahasa analog digunakan mampu menciptakan persepsi yang berbeda dari orang satu dengan yang lain. Mampu memacu untuk terus membangun diri dengan hal-hal yang berbahasa analog.

    ReplyDelete
  30. Wilis Putri Hapsari
    19701251017
    S2 PEP A 2019

    Filsafat bahasa memberikan penjelasan bahwa bahasa memiliki struktur, analog, univokal, ekuivokal, semantik yang masing-masing dari komponen tersebut mempunyai peran tertentu dalam menjelaskan bahasa. Semua fungsinya terangkai dalam bahasa yang dipahami sekelompok orang untuk menjelaskan maksud dan menstransfer informasi dari berbagai dimensi ruang dan waktu. Manusia awam sebagai pengguna bahasa tidak sadar bahwa dalam kesehariannya, ia mampu meramu struktur, analog, univokal, ekuivokal dan berbagai macam komponen bahasa lainnya menjadi suatu alat untuk menyampaikan maksud kepada orang lain. Mempelajari filsafat bahasa tentu saja bermanfaat untuk menambah khasanah keilmuan dan menjadikan komunikasi lebih bermakna.

    ReplyDelete
  31. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Bahasa sebagai hal krusial dalam sebuah hubungan. Karena dengan bahasa, terjalinlah suatu komunikasi yang baik. Bahasa lisan, bahasa tersurat, bahasa kalbu, bahasa pikiran, dan bahasa lainnya yang secara wujud berbeda, tetapi sama-sama memiliki tujuan mengungkapkan suatu hal. Alam pikir seseorang memanfaatkan bahasa dan dari bahasa pulalah pikiran seseorang dapat terpengaruh. Karena saat seseorang menggunakan suatu bahasa, di sanalah tempat orang lain dapat mengetahui kepribadian dan mindset dari orang tersebut.

    ReplyDelete
  32. Hajra Yansa
    19701251012
    S2 PEP A 2019

    Bahasa merupakan hal yang paling urgent bagi manusia. Tanpanya komunikasi tidak dapat terjalin dan semakin membuka pemahaman antara satu orang dengan yang lain. Bahasa memiliki struktur, analog, univokal, ekuivokal, semantik yang masing-masing dari komponen tersebut mempunyai peran tertentu dalam menjelaskan bahasa itu sendiri. Sehingga bahasa pun mesti dipelajari. Seseorang yang mempelajari filsafat harus dapat memahami penggunaan bahasa dengan baik, karena apabila terjadi kesalahan pemaknaan pada suatu bahasa akan menimbulkan arti yang berbeda.

    ReplyDelete
  33. Alfiana Dewi
    19701251005
    S2 PEP A 2019

    Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya bahasa dalam menyampaikan hasil pemikiran seseorang juga dipengaruhi oleh redaksi orang yang menyampaikan, jika redaksinya tidak sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan maka orang yang bersangkutan akan gagal paham begitu pula sebaliknya. Dari elegi ini dijelaskan berbagai macam istilah bahasa, yaitu: Analog, Univokal, Struktur, Ekuivokal, Lambang, Semantik, Tautologi, Kontradiksi. Sebab itu dalam menggunakan bahasa untuk menyatakan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran, kita harus sejalan antara ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  34. Jewish Van Septriwanto
    19709251077
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih untuk tulisan ini prof, Kita mungkin tak mampu mengetahui batas antara filsafat dan bahasa. Namun sesungguhnya baik filsafat maupun bahasa itu adalah pikiran kita. Maka kita dapat sembunyikan filsafat kita dalam sbahasa dan kita juga dapat menyembunyikan bahasa dalam filsafat kita. Sesungguhnya tidaklah mudah bagi kita menggapai pikiran, karena pikiran kita membutuhkan kejelasan. Kita belajar filsafat atau belajar bahasa tanpa pengalaman hidup itu artinya "kosong"; sedangkan pengalaman hidup jika tidak difilsafatkan atau dibahasakan berarti "buta" atau “bisu”.

    ReplyDelete