Sep 28, 2010

Elegi Menggapai Pikiran Jernih




Oleh Marsigit

Berikut saya nukilkan pertanyaan Sdr Dyah Wahyuningsih:

Ass.wrwb,

Bapak yang terhormat,dalam mempelajari filsafat kita memerlukan hati dan pikiran yang jernih.
Agar kita dapat memahami apa yang kita pelajari tersebut,lalu bagaimanakah agar hati dan pikiran kita tetap jernih?
Karena jika hati dan pikiran kita tidak jernih rasanya akan sulit memahami segala sesuatu.


Wass.wrwb

Jawaban saya (Marsigit):

Sdr Dyah Wahyuningsih, saya selalu membedakan antara kegiatan hati dan pikiran

Untuk saat ini saya akan menguraikan dulu jernihnya pikiran dalam kaitannya mempelajari filsafat.

Berfilsafat adalah kegiatan refleksi diri terhadap pikiran kita.

Dalam melakukan kegiatan refleksi diri dengan pikiran, kita dapat mengibaratkan pikiran kita sebagai cermin.

Tetapi ternyata jika hanya pikiran yang menjadi cermin, lalu bagaimana dengan obyek pikiran?

Maka aku telah menemukan bahwa semua yang aku pikirkan, yaitu semua yang ada dan yang mungkin ada pada hakekatnya adalah cermin juga.

Maka dalam berfilsafat, atau dapat saya katakan dalam berpikir refleksif, saya harus mampu menggunakan semua yang ada dan yang mungkin ada , termasuk pikiran dan hatiku, itu sebagai cermin.

Maka kata-katamu atau istilahmu “pikiran jernih” dapat saya ibaratkan sebagai “cermin yang bersih”.

Artinya saya telah menemukan bahwa, baik pikiran maupun yang aku pikirkan keduanya haruslah sebagai cermin yang bersih, atau sesuatu yang jelas.

Jernihnya pikiran atau bersihnya cermin atau jelasnya pikiran, itulah yang di dalam filsafat disebut sebagai “pure reason” atau “pikiran murni” atau “budi murni”.

Di dalam Ilmu Jiwa “pure reason” itu setara atau dapat dikatakan sebagai “tidak prejudice”.

Di dalam Elegi-elegi, itulah yang disebut sebagai “menggapai logos” atau “menggapai bukan mitos”.

Padahal aku mengetahui bahwa “semua pikiranku jika aku telah berhenti memikirkannya maka serta merta dia akan berubah menjadi mitos”.

Sedangkan “semua obyek pikiranku jika aku akan memulai memikirkannya maka dia serta merta akan menggapai logos”

Maka aku menemukan bahwa dalam berpikir, yang terjadi hanyalah pertempuran antara “mitos” dan “logos” saja.

Maka aku telah menemukan bahwa segala macam mitos itulah kotoran yang menyebabkan pikiranmu tidak jernih atau cerminmu menjadi kotor.

Sedangkan alat untuk membersihkan pikiranmu serta obyek-obyek pikiranmu adalam “pure reason” atau “menggapai logos” atau “tidak prejudice”.

Pengertian “prejudice” di dalam filsafat tidaklah serta merta berarti jelek dalam ilmu bidang seperti psikologi, melainkan “segala yang ada dan yang mungkin ada yang sedang mulai berhenti engkau pikirkan itulah prejudice, itulah tidak pure-reason, itulah tidak menggapai logos, itulah mitos, itulah kotoran cermin, itulah pikiran tidak jernih”.

Dalam perjalanan filsafat dan para filsuf, untuk mencapai keadaan seperti itu tidaklah mudah.

Dalam rangka menggapai logos, maka Socrates mengembangkan metode dialektik kritis.

Dala rangkan menggapai pikiran jernih, maka Plato membuat tangga keluar dari Gua Plato

Dalam rangka menggapai bukan mitos, maka Aristoteles mengembangkan logika dan sillogisma.

Dalam rangka menggapai pikiran jernih, maka Descartes berusaha mencari “kepastian pikir” dengan cara “meragukan semua yang ada dan yang mungkin ada”.

Rene Descartes berhasil menemukan “pikiran jernih “ yaitu “kepastian pikir” yaitu “pikiran yang tidak dapat dibantah lagi” yaitu ternyata bahwa “satu-satunya hal yang tidak dapat dibantah adalah fakta bahwa dirinyalah itu pasti adanya yaitu dirinya yang sedang BERTANYA atau BERPIKIR”.

Maka Rene Descartes menemukan bahw “cogito-ergosum” adalah satu-satunya pikiran jernih atau kepastian pikiran, yaitu bahwa “dia ada dikarenakan dia sedang bertanya”.

Itulah hukum yang ditemukan seorang Rene Descartes, bahwa jika engkau tidak mampu mengajukan pertanyaan maka akan terancam hidupmu, yaitu akan termakan ketiadaan.

Itulah sekarang maka saya juga sedang membuktikan bahwa dirimu itu ternyata ada, karena engkau telah mengajukan pertanyaan kepada diriku.

Sedangkan penjelasanku atas pertanyaanmu itulah sebenar-benar ilmuku.

Dalam rangka menggapai pure-reason, maka Immanuel Kant mensintesiskan resionalisme dan empiricisme.

Maka pikiran jernih bagi Immanuel Kant adalah “sintetik a priori”, itulah hakekat berpikir, itulah hakekat logos menurut dia.

Dalam rangka menggapai pikiran bersih maka Moore membuat filsafat bahasa sebagai "common sense".

Dalam rangka menggapai pikiran jernih, maka Auguste Comte sampai-sampai membuat Bendungan Compte (Bacalah Elegi Bendungan Compte".

Dalam rangka menggapai pikiran jernih, maka Sir Bertrand Russell sampai-sampai terperangkap di rumah paradox (Bacalah Elegi Rumah Paradox)

Dalam rangka menggapai pikiran jernih maka Socrates, Galileo dan Bruno sampai mengorbankan jiwanya.

Dalam rangka menggapai tidak prejudice, maka Husserl mengembangkan Phenomenology. Husserl sampai-sampai membuat rumah yang dia sebut sebagai “epoche” sebagai penjaranya bagi para mitos.

Maka agar memperoleh kejernihan terhadap apa yang dipikirkan, maka segala macam pengetahuan awal tentang yang akan dipikirkan itu dia anggap sebagai mitos dan dimasukkan di dalam penjara “epoche”.

Maka Husserl menemukan bahwa si makhluk jernih atau jernihnya pikiran itu tidak lain adalah 2 (dua) serangkai “abstraksi” dan “idealisasi”. Itulah yang kemudian digunakan oleh para matematikawan untuk memikirkan “konsep-konsep matematika”.

Obyek matematika adalah benda-benda pikir yang diperoleh dari benda-benda nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan cara membersihkannya dengan metode “abstraksi” dan “idealisasi”.

Abstraksi adalah hanya memikirkan sifat-sifat tertentu saja. Misalnya bersihnya pikiran tentang “kubus” maka hanya dipikirkan tentang bentuk dan ukurannya saja. Segala macam sifat yang ada dan yang mungkin ada misalnya, harganya, bahannya, baunya, warnanya, ...semuanya dimasukkan di dalam “epoche”, artinya tidak diperhatikan.

Idealis adalah menganggap sempurna sifat yang ada. Ketahuilah bahwa tiadalah sifat sempurna di dunia ini. Tiadalah barang yang lancip di dunia ini. Ujung jarung adalah atom yang lintasannya melingkar, maka tidaklah lancip unjung jarum itu. Maka di dalam matematika sifat yang ada “dianggap sempurna”, lancip ya lancip betul, lurus ya lurus betul, datar ya datar betul, dst. Itulah idealisasi.

Ternyata aku telah menemukan bahwa pertanyaanmu tentang “pikiran jernih” itu sebetulnya persoalan filsafat khusunya epistemologi atau filsafat ilmu yang merupakan perjuangan para filsuf sejak awal hingga akhir.

Itulah mengapa aku merasa perlu segera menjawabnya. Maka uraianku semua di atas tidak lain tidak bukan adalah filsafat ilmu atau filsafat itu sendiri. Jika engkau mampu berpikir jernih, maka semua Elegi-elegi yang aku tulis itu sebetulnya adalah epistemologi atau metode berpikir atau pikiran jernih.

Demikian mudah-mudahan engkau dan teman-temanmu jernih pula dalam membaca jawabanku.

Amiin.

39 comments:

  1. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Pikiran adalah cerminan diri kita. Dalam hidup ini sangat perlu memiliki pikiran yang jernih atau kita sebut sebagai cermin yang jernih. Pikiran yang jernih akan menghindarkan kita dari jebakan mitos. Berfilsafat itu adalah kegiatan refleksi terhadap pikiran kita. Seberapa jernih pikiran kita bisa dilihat dari hasil kita dalam belajar, berbuat, dan berperilaku. Menggapai pikiran yang jernih adalah dengan tidak memikirkan hal-hal yang negatif. Isi pikiran dengan sesuatu yang positf. Sehingga apa yang ada dalam pikiran kita dan kegiatan kita dalam berpikir adalah semata-mata betujuan untuk menggapai logos.

    ReplyDelete
  2. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Berpikir jernih merupakan tindakan untuk meraih logos dan meninggalkan mitos. Kehadiran mitos ditandai dengan berhentinya berpikir jernih. Cara berpikir jernih masing-masing filsuf itu berbeda-beda. Yang dapat saya tangkap dari beberapa contoh berpikir jernihnya filsuf bahwa setiap kegiatan berpikir jernih itu menghasilkan karya. Pikiran yang jernih akan menghasilkan karya yang luar biasa.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  3. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Mengggapi pikiran yang jernih harus memulainya dari hati yang jernih pula. Karena pikiran dan hati harus seimbang, harus sinkron. Semuanya berawal dari atas niat karena Allah. Dilakukan juga karena Allah maka pikiran dan hati juga dapat mengimbanginya.

    ReplyDelete
  4. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Dalam mempelajari dan memahami pengetahuan diperlukan pikiran jernih. Untuk bisa berpikir jernih juga diperlukan upaya-upaya tersendiri yang tentunya tidak mudah, kita haruslah terus berlatih untuk menggapai sebenar-benarnya pikiran jernih. Memiliki pikiran yang jernih akan sangat bermanfaat terhadap cara pandang kita menjalani setiap hal yang ada didalam hidup. Pikiran jernih akan membawa kita menjadi pribadi yang lebih positif dan optimis menghadapi seluruh permasalahan yang ada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Terkait pernyataan teman saya Lingga bahwa 'Memiliki pikiran yang jernih akan sangat bermanfaat terhadap cara pandang kita menjalani setiap hal yang ada didalam hidup. Pikiran jernih akan membawa kita menjadi pribadi yang lebih positif dan optimis menghadapi seluruh permasalahan yang ada". Bahwa struktur pemikiran seolah-seolah berdasar pada prinsip atau esensi pikiran jernih.

      Delete
  5. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Pemikiran yang jernih yaitu jika pikiran kita bersih, bebas dari emosi negatif dan pikiran negatif, dan persepsi yang salah tentang masalah. Dengan berpikir jernih maka kita dapat menemukan solusi atau memperbaiki masalah. Bukan berarti kita tidak akan menemukan masalah lain karena masalah itu sendiri adalah bagian dari kehidupan kita. Namun untuk berpikir jernih maka masalah yang kita hadapi akan terasa lebih ringan dan akan teratasi dengan baik. Untuk menggapai pikiran yang jernih tidaklah semudah yang kita bisa katakan karena prosesnya memerlukan waktu yang tidak sedikit dan menurut saya proses ini berlangsung sepanjang hidup kita selama kita mampu berpikir. Obyek-obyek pikiran yaitu "Pure reason" atau "menggapai logos" atau "tidak prejudice". Oleh karena itu, pikiran berhubungan dengan pikiran murni, ilmu dan tidak berhenti berpikir. Menggapai pikiran jernih merupakan jalan dimana kita bisa mensintesiskan pemikiran para filsuf, sesuatu yang ada dan mungkin ada untuk menggapai pikiran jernih. Pikiran tergantung dari hati, jikalau hati bersih maka pikiranpun akan jernih. Terkait dengan itu, hati perlu dipenuhi dengan pemahaman spiritual dan ilmu pengetahuan yang luas untuk menggapai pikiran yang jernih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Sejalan dengan apa yang dituliskan oleh teman saya Intan atau biasa disebut Hasmiwati bahwa "Pemikiran yang jernih yaitu jika pikiran kita bersih, bebas dari emosi negatif dan pikiran negatif, dan persepsi yang salah tentang masalah. Dengan berpikir jernih maka kita dapat menemukan solusi atau memperbaiki masalah. Bukan berarti kita tidak akan menemukan masalah lain karena masalah itu sendiri adalah bagian dari kehidupan kita. Namun untuk berpikir jernih maka masalah yang kita hadapi akan terasa lebih ringan dan akan teratasi dengan baik". Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa dia menganalogikakan pikiran jernih berdasarkan paham positivistik.

      Delete
  6. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Cara menggapai pikiran yang jernih adalah dengan terus berfikir. Terus berfikir dapat diwujudkan dengan terus bertanya dan terus berupaya mencari jawaban dari keingintahuan kita. Untuk itu saya sepakat dengan adanya istilah belajar sepanjang hayat. Artinya selagi kita masih hidup, maka sudah sepatutnya kita senantiasa belajar, senantiasa berfikir, senantiasa bertanya. Berhenti bertanya, artinya hidup kita tengah terancam. Semakin banyak belajar akan membawa kita pada pemahaman-pemahaman baru. Sempit/ sedikit belajar akan membawa kita pada jebakan pemahaman atau salah persepsi. Inilah mengapa berhenti berfikir/ bertanya/ belajar dapat menyebabkan hidup kita terancam bahaya.

    ReplyDelete
  7. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Berfilsafat adalah kegiatan merefleksikan diri kita terhadap pikiran kita. Dalam kegiatan refleksi, kita dapat mengibaratkan pikiran kita sebagai cermin, kita harus menggunakan semua yang ada dan yang mungkin ada termasuk pikiran dan hati kita sebagai cermin. Pikiran jernih adalah sebagai cermin yang bersih artinya baik pikiran maupun apa yang kita pikirkan haruslah sebagai cermin yang bersih atau sesuatu yang jelas. Cermin yang kotor pertanda kita berhenti berpikir dan dinamakan dengan mitos. Untuk mencegah mitos maka kita harus terus berpikir yang disebut menggapai logos.

    ReplyDelete
  8. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Pikiran yang jernih bersifat alamiah. Ia muncul dari kesadaran diri manusia, dan bukan dari pertimbangan akal budi, baik-buruk atau untung-rugi. Pikiran yang jernih melihat situasi nyata. Ia bersikap tepat pada setiap keadaan yang terjadi.

    ReplyDelete
  9. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Air menjadi jernih bisa jadi hasil sulingan atau hasil dari turunnya langsung dari langit. Semua terasa murni dan belum tercampur bahan kimia, begitupun juga dengan pikiran yang diawali dan diniati dengan baik akan menjadi pikiran yang jernih dan segar untuk bisa bermanfaat bagi pikiran lainnya. Salah satu upaya menjernihkan pikiran yaitu dengan memejamkan mata dan lingkupi pikiran dengan hal-hal yang menyenangkan, jangan sampai kebablasan menuju kebahagiaan yang buruk konotasinya, cukup dengan pejamkan mata dan berusaha memikirkan hal bila dipikir dari sudut pandang yang menyenangkan. Coba cara lain dengan memahami isi pikiran sendiri tanpa mengikutssertakan hati, mungkin kebanyakan akan mulai berpikir tidak sesuai arah karena hati diabakan begitu saja. Sehingga kalau dikombinasikan antara hati dan pikiran bisa terbentuk suatu pikiran yang murni karena sesuai dengan mau di dalam hati dan pikiran menyetujui untuk masuk ke dalam pikiran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Setelah membaca dan merenungi ilustrasi semacam elegi proses penjernian pikiran dari teman saya Cahya bahwa "Air menjadi jernih bisa jadi hasil sulingan atau hasil dari turunnya langsung dari langit. Semua terasa murni dan belum tercampur bahan kimia, begitupun juga dengan pikiran yang diawali dan diniati dengan baik akan menjadi pikiran yang jernih dan segar untuk bisa bermanfaat bagi pikiran lainnya. Salah satu upaya menjernihkan pikiran yaitu dengan memejamkan mata dan lingkupi pikiran dengan hal-hal yang menyenangkan, jangan sampai kebablasan menuju kebahagiaan yang buruk konotasinya, cukup dengan pejamkan mata dan berusaha memikirkan hal bila dipikir dari sudut pandang yang menyenangkan". Maka sedikit anggukan untuk membenarkan pernyataan tersebbut, sebab memang benar untuk mendapatkan pikiran yang jerniih harus menggunakan hukum asosiatif atau hukum keseimbagan. Akan tetapi sebenar-benarnya penjernian adalah kembali kepada Allah.

      Delete
  10. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
    Besse Rahmi Alimin
    18709251039
    s2 Pendidikan Matematika 2018

    Terkait Elegi Menggapai Pikiran Jernih bahwa Obyek matematika adalah benda-benda pikir yang diperoleh dari benda-benda nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan cara membersihkannya dengan metode “abstraksi” dan “idealisasi”. Selanjutnya, Seseorang yang idealis mengandalkan pemahaman pada visi yang jelas.[1] Ia juga bersikap seperti itu, karena memiliki keyakinan yang kokoh atas persoalan yang sedang ditangani atau yang akan ditanamkan pengaruhnya, serta proses representasi data dan program dalam bentuk sama dengan pengertiannya semantik, dengan menyembunyikan rincian / detail Implementasi.

    ReplyDelete
  11. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Dalam mencapai pikiran jernih terdapat dua cara yaitu abstraksi dan idealisasi. Abstraksi artinya memikirkan segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dari suatu objek. Sedangkan idealisasi artinya mengasumsikan segala sesuatu hasil abstraksi adalah ideal/sempurna. Jika sudah bisa mencapai hal tersebut maka kita sudah berfikiran jernih dalam suatu objek.

    ReplyDelete
  12. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Dalam mencapai hati yang jernih maka syarat yang harus dipenuhi adalah ikhlas. Ikhlas artinya hanya mengharap balasan dari Allah SWT. Yang kedua adalah selalu berdoa dan beribadah kepada Allah SWT supaya dikarunia hati yang jernih dan dijauhkan dari penyakit-penyakit hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Diana Prastiwi
      18709251004
      S2 P. Mat A 2018

      Jernih artinya bersih, tidak terkotori. Pikiran jernih artinya pikiran bersih dan berasal dari keikhlasan hati. Kita harus membebaskan pikiran kita dari kotoran sehingga kita bisa mendapatkan ketengan jiwa dan bisa melakukan refleksi sehingga kita mudah dalam belajar dan memahami sesuatu, keikhlasan merupakan kunci masuknya ilmu dalam diri kita ini,sehingga dalam membelajari fisafat seperti yang diperlajari sebalumnya adalah ikhlas hati, ikhlas pikiran untuk membaca. karena dengan ikhlas hati dan pikiran ilmu maka akan lebih mudah mempelajari suatu ilmu.

      Delete
  13. Yuntaman Nahari
    18709251021
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Filsafat adalah berpikir. Pikiran jernih adalah pikiran yang harus ada dalam filsafat. Pikiran yang terbebas dari mitos-mitos. Pikiran yang membawa energi positif dan terbebas dari energi negatif. Berpikir dalam keadaan tenang, terbebas dari emosi, dan menyertakan hati. Saat pikiran tertututp oleh hal-hal negatif, maka kita tidak dapat melihat solusi terbaik dari proses berpikir yang kita lakukan. Pikiran negatif hanya akan menambah masalah, mengatasi masalah dengan masalah. Oleh karena itu, kita harus senantiasa memohon kepada Allah agar dijauhkan dari pikiran-pikiran negatif yang akan menumbuhkan mitos-mitos.

    ReplyDelete
  14. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Pikiran jernih adalah modal utama seseorang untuk dapat memikirkan sesuatu dengan baik. Dengan tidak ada kejernihan maka pikiran akan menjadi semrawut dan hasilnya proses yang ada dalam pikiran campur aduk. Akibatnya adalah olah data dalam pikiran tidak terjadi dengan baik. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa pikiran manusia memiliki batasan, dimana ketika semua dimasukan sebagai input maka tidak akan dapat diproses, terlalu kompleks akan memberikan dampak buruk pada proses olah data otak. Oleh karena itu untuk menjaga fokus, atau dalam bahasan kali ini dinyatakan sebagai kejernihan harus diadakan reduksi, atau mengambil titik fokus masalah yang akan dikaji.

    ReplyDelete
  15. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Pikiran jernih merupakan sebuah persoalan filsafat khususnya epistemologi atau filsafat ilmu yang merupakan perjuangan para filsuf sejak awal hingga akhir. Berdasarkan elegi tersebut, disebutkan bahwa banyak hal yang dilakukan para filsuf dalam usaha mencapai jernihnya pikiran. Jika para filsuf saja harus bekerja hingga titik darah penghabisan maka dapat saya simpulkan bahwa menjernihkan pikiran bukanlah sebuah perkara yang mudah, diperlukan usaha ekstra untuk menggapainya. Dalam elegi tersebut disebutkan bahwa semua elegi-elegi yang ditulis sebetulnya adalah epistemologi atau metode berpikir atau pikiran jernih. Maka salah satu cara dalam menjernihkan pikiran adalah dengan tetap membaca dan mmembaca elegi-elegi tersebut. Sertailah dengan doa dan jangan pernah lupakan doa agar Allah memberi kemudahan dalam memahaminya.

    ReplyDelete
  16. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Apa yang kita katakan dan kita tulis merupakan cerminan diri kita, cerminan apa yang kita pikirkan. Membaca elegi ini mengarahkan kita untuk berpikir reflektif yaitu berpikir mengembangkan ide dan membuat justifikasi dalam rangka meninjau sesuatu yang telah dilakukan. Dalam menggapai pikiran yang jernih, para ilmuwan memiliki pemikirannya, mungkin itu adalah hasil dari refleksi diri mereka terhadap pikiran mereka sendiri dalam memikirkan suatu hal.

    ReplyDelete
  17. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Dalam melakukan segala sesuatu di dunia ini harus dilakukan dengan pikiran yang jernih. Hal ini perlu dilakukan karena dengan berpikir jernih, dapat memahami elegi-elegi yang ada dengan baik. Terlebih lagi elegi-elegi yang ada di blog ini adalah epistemologi atau metode berpikir yang bisa dilakukan dengan pikiran jernih. Dengan begitu melalui epistemologi yang ada bisa menggapai kebenaran dalam hidup
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  18. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Berfilsafat adalah kegiatan merefleksikan pikiran kita. Maka dalam berfilsafat untuk merefleksikan pikiran kita juga perlu menggunakan hati. Pikiran yang jernih menjadi salah satu kunci saat seseorang ingin merefleksikan pikirannya. Dan untuk bisa meraih pikiran yang jernih tentu dengan hati yang jernih pula. Hati yang jernih mungkin bisa diartikan sebagai hati yang ikhlas. Namun dengan keterbatasannya tidak ada manusia yang mampu benar-benar ikhlas.

    ReplyDelete
  19. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Jernihnya pikiran bersih berasal dari keikhlasan hati. Manusia harusnya memiliki pikiran yang bersih terhadap orang lain, Kita harus membebaskan pikiran kita dari kotoran sehingga kita bisa mendapatkan ketengan jiwa dan bisa melakukan refleksi sehingga kita mudah dalam belajar dan memahami sesuatu. Pikiran yang bersih menjadikan kita dapat menjalani hidup lebih tenang dan damai dan dapat berbuat dengan hati yang tenang serta dapat memasukkan ilmu lebih mudah karena kejernihan hati, jika hati sudah dikotori maka mempelajari dan melanjutkan hidup terasa semrawut.

    ReplyDelete
  20. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Bangun tidur menjadi momen yang disukai orang karena bangun dengan pikiran yang kembali dari break rutinitas berat. Sehingga diajak untuk berpikir lebih kreatif lagi akan sanggup dan bisa menyuruh sel-sel pembuat keruh pikiran istirahat. Bisa juga dengan melakukan hal sederhana seperti menggunakan pikiran untuk berpositif dan berikir jauh ke depan agar bisa mengambil tindakan yang aman dan tidak merugikan orang lain.

    ReplyDelete
  21. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi Prof.
    Pikiran yang jernih adalah wujud dari kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik dimulai dan dibentuk dari diri sendiri. Berperilaku yang baik adalah cara membentuk kebiasaan yang baik ini. Perilaku yang baik diperoleh dari hati yang bersih dan jernih pula. Hati yang bersih dan jernih bermula dari penerimaan atas apa yang dimiliki oleh diri sendiri. Keikhlasan adalah cara menerima apa yang dimiliki oleh diri sendiri. Keikhlasan muncul karena adanya hal positif yang selalu mendorong kita untuk ikhlas menjalani kehidupan. Hal positif ini yang harus selalu dipikirkan, dikatakan, dan diwujudkan dengan tindakan. Sebenar-benarnya hal positif tidaklah dapat dipungkiri dapat menjadi negatif pula. Oleh sebab itu, memohonlah kepada Tuhan sehingga Ia senantiasa mendampingi setiap langkah kita. Terima kasih.

    ReplyDelete
  22. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Memang dalam berfilsafat itu diperlukan pikiran dan hati yang jernih. Kenapa? Karena ketika pikiran dan hati kita tidak jernih maka kita akan sulit memahami sesuatu. Bagaimana bisa kita memahami sesuatu jikalau hati dan pikiran kita dipenuhi sesuatu yang asalnya dari setan? Dan ingatlah bahwasanya ketika kita berhenti memahami sesuatupun sebenarnya kita telah termakan mitos. Semoga Allah selalu melindungi kita. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  23. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Berfikir jernih merupakan salah satu hal dasar dari para filsuf. Mereka berpendapat bahwa pikiran jernih adalah pikiran yang tidak tercampuri atas adanya mitos dan bahwa kita dapat mereduksi hal-hal yang yang tidak sesuai dengan ruang dan waktu. Dalam upaya menemukan apa itu pikiran jernih, terdapat perjuangan masing masing dari para filsuf. Sejernih-jernihnya pikiran adalah kita mengetahui yang ada dan yang mungkin ada untuk hal yang lebih baik dan terhindar dari mitos.

    ReplyDelete
  24. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Pikiran jernih belum tentu mencerminkan mimik wajah yang riang, bisa jadi hanya wajah yang tenang dan bersikap lebih bijaksana dalam membimbing teman-temannya menjadi lebih baik. Pikiran jernih bisa ditempuh dengan memberikan waktu kepada pikiran dan hati untuk menyatu dan mmpersilahkan untuk berpikir semau mereka asal memikirkan yang indah dan bisa merelaksasikan mereka sendiri. Sehingga efeknya akan dirasakan oleh tubuh manusia menjadi lebih rileks dan merasa beban dalam pikiran menjadi lebih ringan dan bisa berpikir cepat bila ada suatu permasalahan. Hal itu termasuk perwujudan dari berpikiran jernih dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh tubuh maupun orang di sekitar.

    ReplyDelete
  25. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Berdasarkan elegi diatas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan refleksi diri terhadap pikiran kita. Dengan berpikir secara reflektif yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, adalah upaya kita untuk menggunakan semua yang ada dan yang mungkin ada, termasuk pikiran dan yang kita pikirkan. Pikiran jernih merupakan pikiran yang bersih dan suci serta tidak dihinggapi oleh mitos, yang ada didalam pikiran hanyalah logos, untuk menghadirkan atau membuat pikiran jernih adalah dengan keikhlasan hati dan pikiran kita untuk mempelajari sesuatu dan menelaah apa saja yang kita pelajari sehingga kita mendapatkan manfaatnya

    ReplyDelete
  26. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Filsafat mengajarkan kita untuk merefleksi diri kita sendiri, merefleksi hati dan pikiran. Hati dan pikiran kita sebagai cermin yang bersih. Logos merupakan alat untuk membersihka pikiran kita, sedangkan mitos dapat membuat pikiran kita tidak jernih. Untuk menggapai pikiran jernih itu tidaklah mudah. Konsep matematika sendiri ditemukan oleh para ahli melalui pikiran yang jernih, serangkaian dari abstraksi dan idealisasi.

    ReplyDelete
  27. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Berdasarkan elegi diatas diketahui bahwa untuk dapat memahami segala sesuatu membutuhkan pemikiran yang jernih. Untuk menggapai pikiran yang jernih caranya kita tidak boleh berhenti berpikir. Seperti kata Rene Descartes bahwa satu-satunya pikiran jernih atau kepastian pikiran, yaitu bahwa dia ada karena sedang berpikir. Dengan pikiran yang jernih kita dapat memahami filsafat dengan baik namun apabila pikiran kita tidak jernih maka kita tidak dapat memahami filsafat tersebut dengan baik.

    ReplyDelete
  28. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Berpikir yang jernih yaitu berpikir yang bersih dan berasal dari keikhlasan hati, bebas dari emosi negatif dan pikiran negatif, dan persepsi yang salah tentang suatu masalah. Dengan berpikir jernih, seseorang dapat menemukan solusi dan lebih positif dalam memandang sesuatu. Selain itu, berpikir yang jernih akan membawa kita menjadi pribadi yang lebih positif dan optimis menghadapi seluruh permasalahan yang ada dengan pemikiran yang terbuka.

    ReplyDelete
  29. Wilis Putri Hapsari
    19701251017
    S2 PEP A 2019

    Tidak mempunyai prasangka adalah bagian dari berpikir jernih, prasangka adalah segala sesuatu yang mungkin ada, tetapi belum tentu ada. Prasangka memantik dugaan-dugaan yang salah untuk hadir dalam pikiran sehingga membuatnya tidak benar dan keruh. Analoginya seperti gelas dengan isinya, untuk menerima ilmu baru yang berupa curahan air, gelas harus dikosongkan agar air dapat terwadahi dengan baik, disamping itu untuk mempertahankan sifat asli air, gelas harus mempertahankan kebersihannya dari debu, kotoran, atau hal-hal lain yang akan mencemari air ketika masuk ke dalamnya. Maka pikiran yang jernih adalah gelas baru yang bening dan tanpa debu, benda ini dihadirkan lintas zaman dan digunakan oleh filsuf-filsuf lintas generasi untuk menghasilkan sebuah pikiran yang jernih.

    ReplyDelete
  30. Hajra Yansa
    19701251012
    S2 PEP A 2019

    Semua karakteristik manusia yang menggambargakan ketinggian dan keagungan pada dasarnya merupakan akibat dari anugrah akal yang dimilikinya, serta pemanfaatannya untuk kegiatan berfikir, bahkan Tuhan pun memberikan tugas kekhalifahan (yang terbingkai dalam perintah dan larangan) di muka bumi pada manusia tidak terlepas dari kapasitas akal untuk berfikir. Semakin kita bertanya semakin pikiran kita menggapai logos yang disebut pikiran jernih. karena dengan bertanya pikiran kita sedangg distimulus untuk menambah logos. Setiap filsuf memiliki caranya sendiri untuk menggapai logos seperti imanuel kant, socrates, plato dll berkat anugerah akal.

    ReplyDelete
  31. Jewish Van Septriwanto
    19709251077
    S2 Pendidikan Matematika 2019 kelas D

    terima kasih atas tulisan prof, Menurut saya hati yang jernih dan bersih adalah hati yang terintegrasi dengan sang pencipta. Dalam arti, hati yang selalu mengingat pencipta sebagai sumber dari segala kebaikan dan kejernihan. Dan salah satu cara agar selalu terhubung dengan Sang Pencipta, adalah dengan berdoa. Ketika hati dipenuhi oleh doa dan pikiran yang tertuju pada Tuhan. Maka disitu kedamaian dan ketenangan akan memenuhi hati dan pikiran.

    ReplyDelete
  32. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Pikiran jernih adalah hal yang terkesan mudah tetapi sesungguhnya tidaklah mudah. Saat orang awam berpikiran bahwa pikiran jernih adalah saat seseorang terbebas dari pikiran kotor, maksiat, dan dosa, maka sejatinya di dalam pikiran itupun ada ketidakjernihan tatkala muncul kebanggaan terhadap kebebasannya dari hal-hal tersebut. Saat seseorang bersimpuh dalam doa pun rentan munculnya ketidakjernihan pikiran tersebut. Dapat disimpulkan bahwasannya pikiran jernih manusia adalah disaat berpikir bahwa pikirannya tidak jernih dan senantiasa berusaha untuk menjernihkan pikirannya dari segala ketidakjernihan pikiran.

    ReplyDelete
  33. Ardhya Handayani
    19701251015
    S2 PEP 2019 A

    Hal yang saya pahami dalam elegi ini adalah, untuk mencapai pikiran jernih harus melepaskan prejudice dalam pikiran manusia. Hal ini berarti untuk mencapai pikiran yang jernih tidak boleh behenti untuk memikirkan. Pada saat berhenti memikirkan itulah pikiran menjadi tidak jernih. Hal ini karena pencarian terhadap kebenaran hal tersebut akan terhenti. Untuk mencapai pikiran yang jernih sangatlah susah dan terkadang membutuhkan proses yang lama.

    ReplyDelete
  34. Ardhya Handayani
    19701251015
    S2 PEP 2019 A

    Hal yang saya pahami dalam elegi ini adalah, untuk mencapai pikiran jernih harus melepaskan prejudice dalam pikiran manusia. Hal ini berarti untuk mencapai pikiran yang jernih tidak boleh behenti untuk memikirkan. Pada saat berhenti memikirkan itulah pikiran menjadi tidak jernih. Hal ini karena pencarian terhadap kebenaran hal tersebut akan terhenti. Untuk mencapai pikiran yang jernih sangatlah susah dan terkadang membutuhkan proses yang lama.

    ReplyDelete
  35. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika

    Berpikir jernih merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan kecemasan. Dengan berpikir jernih kita dapat merasa lebih dekat dengan sang Pencipta. Berpikir jernih dapat diperoleh dengan merefleksi diri sehingga kita dapat melihat dan membuang semua yang tidak sesuai atau pebuatan yang dilarang. Dalam pengimplematasiannya diperlukan konsistensi sehingga membuat hati, akal menjadi sehat dan akan selalu mendekatkan kita kepada Allah Subhanawata'ala.

    ReplyDelete