Sep 20, 2010

Elegi Menggapai Bicara




Oleh Marsigit

Kata-kata:
Wahai bicara, aku ingin protes kepadamu. Mengapa engkau duduk di situ mendahuluiku?

Bicara:
Wahai kata-kata. Tiadalah ada engkau di situ, jika tanpa aku ucapkan.

Kata-kata:
Wahai bicara, pernahkan engkau menuliskan kata-kata?

Bicara:
Wahai kata-kata, aku pernah menulis kata-kata. Maka tiadalah dirimu, jika tanpa aku tuliskan.

Kata-kata:
Wahai bicara, pernahkah engkau memikirkan kata-kata?

Bicara:
Wahai kata-kata, aku pernah memikirkan kata-kata. Maka tiadalah dirimu, jika tanpa aku pikirkan.

Kata-kata:
Wahai bicara, dengan apakah aku membuat pertanyaan-pertanyaanku?

Bicara:
Engkau membuat pertanyaan-pertanyaanmu dengan kata-kata. Jadi ..ternyata belum aku ucapkan, belum aku tuliskan, dan belum aku pikirkan, engkau telah membuat kata-katamu. Wahai kata-kata, mohon maafkan diriku, ternyata aku telah melakukan kontradiksi pada analisiku tentang kata-kata. Aku merasa bersalah. Maka aku akan menemui “bahasa” untuk mengadukan tentang nasibku ini.

Tulisan:
Wahai bicara dan kata-kata, aku ingin protes kepadamu. Mengapa engkau berdua duduk di situ mendahuluiku?

Bicara dan kata-kata:
Wahai tulisan. Tiadalah ada engkau di situ, jika tanpa aku bicarakan dan katakan.

Tulisan:
Wahai bicara dan kata-kata, pernahkan engkau membuat karya-karya menggunakan tulisan?

Bicara dan kata-kata:
Wahai tulisan, aku pernah membuat karya-karya menggunakan tulisan. Maka tiadalah dirimu, jika tanpa karya-karyaku.

Tulisan:
Wahai bicara dan kata-kata, pernahkah engkau memikirkan tulisan?

Bicara dan kata-kata:
Wahai kata-kata, aku pernah memikirkan tulisan. Maka tiadalah dirimu, jika tanpa aku pikirkan.

Tulisan:
Wahai bicara dan kata-kata, dengan apakah aku membuat pertanyaan-pertanyaanku?

Bicara dan kata-kata:
Engkau membuat pertanyaan-pertanyaanmu dengan tulisan. Jadi ..ternyata belum aku ucapkan dan belum aku pikirkan, aku telah membuat tulisan. Wahai tulisan, mohon maafkan diriku berdua, ternyata aku telah melakukan kontradiksi pada analisiku berdua tentang tulisan. Aku merasa bersalah. Maka marilah kita bertiga menemui “bahasa” untuk mengadukan tentang nasib kita ini.

Tulisan, bicara dan kata-kata:
Wahai bahasa, aku bertiga merasa bingung. Maka siapakah diriku bertiga itu.

Bahasa:
Wahai tulisan, bicara dan kata-kata, sesungguhnya dimensimu itu berbeda-beda. Tulisan, bicara dan kata-kata adalah bahasa

Tulisan, bicara dan kata-kata:
Wahai bahasa, kemudian, siapakah kata-kata itu?

Bahasa:
Wahai tulisan, bicara dan kata-kata, sesungguhnya kata-kata itu adalah salah satu dari diriku. Kata-kata adalah semua sifat yang ada. Maka semua sifat yang dapat engkau pikirkan dan ucapkan adalah kata-kata. Maka kata-kata itu berada di mana-mana sampai batas akal pikiranmu. Pikiranmu itu berkata. Keputusanmu itu berkata. Langkahmu itu berkata. Penampakkanmu itu berkata. Akvitasmu berkata. Pegaulanmu berkata. Keberadaanmu berkata. Penjelasanmu berkata. Pertanyaanmu berkata. Bahkan kata-katamu itu juga berkata. Semua peristiwa itu berkata. Maka semua yang ada dan yang mungkin ada itu berkata.

Tulisan, bicara dan kata-kata:
Wahai bahasa, kalau begitu siapakah bicara?

Bahasa:
Wahai tulisan, bicara dan kata-kata, sesungguhnya bicara itu adalah salah satu dari diriku. Bicara adalah semua sifat yang ada. Maka semua sifat yang dapat engkau pikirkan dan ucapkan adalah bicara. Maka bicara itu berada di mana-mana sampai batas akal pikiranmu. Pikiranmu itu bicara. Keputusanmu itu bicara. Langkahmu itu bicara. Penampakkanmu itu bicara. Akvitasmu bicara. Pegaulanmu bicara. Keberadaanmu bicara. Penjelasanmu bicara. Pertanyaanmu bicara. Bahkan bicaramu itu juga bicara. Semua peristiwa itu bicara. Maka semua yang ada dan yang mungkin ada itu bicara.

Tulisan, bicara dan kata-kata:
Wahai bahasa, kalau begitu siapakah tulisan?

Bahasa:
Wahai tulisan, bicara dan kata-kata, sesungguhnya tulisan itu adalah salah satu dari diriku. Tulisan adalah semua sifat yang ada. Maka semua sifat yang dapat engkau pikirkan dan ucapkan adalah tulisan. Maka tulisan itu berada di mana-mana sampai batas akal pikiranmu. Pikiranmu itu tulisan. Keputusanmu itu tulisan. Langkahmu itu tulisan. Penampakkanmu itu tulisan. Akvitasmu itu tulisan. Pegaulanmu itu tulisan. Keberadaanmu itu tulisan. Penjelasanmu itu tulisan. Pertanyaanmu itu tulisan Bahkan bicaramu itu tulisan. Semua peristiwa itu tulisan. Maka semua yang ada dan yang mungkin ada itu tulisan.

Tulisan, bicara dan kata-kata:
Wahai bahasa, kalau begitu siapakah dirimu itu.

Bahasa:
Wahai tulisan, bicara dan kata-kata, sesungguhnya bahasa adalah semua sifat yang ada. Maka semua sifat yang dapat engkau pikirkan dan ucapkan adalah bahasa. Maka bahasa itu berada di mana-mana sampai batas akal pikiranmu. Pikiranmu itu bahasa. Keputusanmu itu bahasa. Langkahmu itu bahasa. Penampakkanmu itu bahasa. Akvitasmu itu bahasa. Pegaulanmu itu bahasa. Keberadaanmu itu bahasa. Penjelasanmu itu bahasa. Pertanyaanmu itu bahasa. Bahkan bicaramu itu juga itu bahasa. Semua peristiwa adalah bahasa. Maka semua yang ada dan yang mungkin ada adalah bahasa.

Tulisan, bicara dan kata-kata:
Wahai bahasa, gantian saya yang ingin bertanya kepada engkau. Lalu, apakah hubungan antara bicara, kata-kata dan bahasa.

Bahasa:
Semua dari tulisan, bicara dan kata-kata adalah diriku. Bahkan lebih dari itu, semua yang dapat engkau pikirkan adalah bahasa. Semua subyek, obyek dan kalimat-kalimat adalah bahasa. Semua peristiwa adalah bahasa. Menterjemahkan adalah bahasa. Diterjemahkan adalah bahasa. Maka bahasa adalah hidup. Maka hidup adalah bahasa. Semua refleksi adalah bahasa. Maka filsafat itu adalah bahasa. Lebih dari itu, semua struktur adalah bahasa. Potensi adalah bahasa. Fakta adalah bahasa. Semua arti adalah bahasa. Kebutuhan adalah bahasa. Keinginan adalah bahasa. Maka bahasa adalah sekaligus makna dan referensinya. Tanpa kecuali maka semua elegi adalah bahasa.

Orang tua berambut putih:
Itulah sebenar-benar berfilsafat, yaitu seberapa jauh engkau dapat memperkatakan semua yang ada dan yang mungkin ada.
Itulah sebenar-benar berfilsafat, yaitu seberapa jauh engkau dapat memperbicarakan semua yang ada dan yang mungkin ada.
Itulah sebenar-benar berfilsafat, yaitu seberapa jauh engkau dapat mempertuliskan semua yang ada dan yang mungkin ada.
Itulah sebenar-benar berfilsafat, yaitu seberapa jauh engkau dapat memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada.
Maka:
Itulah sebenar-benar mendidik, yaitu seberapa jauh engkau memberi kesempatan dan kemampuan kepada siswa-siswamu untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada.
Maka:
Itulah sebenar-benar pembelajaran matematika, yaitu seberapa jauh engkau memberi kesempatan dan kemampuan kepada siswa-siswamu untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua matematika yang ada dan yang mungkin ada.
Maka:
Itulah mengapa elegi-elegi ini aku persembahkan untuk kamu semua wahai mahasiswaku, yaitu seberapa jauh aku memberi kesempatan dan kemampuan kepada engkau semua untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada. Maka jadikanlah elegi-elegi ini sebagai teladan bagi dirimu semua. Semoga kecerdasan menyertai pikiran dan hatimu semua. Amien.

43 comments:

  1. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Bahasa itu dapat berbentuk bahasa tulis atau bahasa lisan. Bahasa tulis berarti bahasa dikomunikasikan melalui tulisan dan bahasa lisan berarti bahasa dikomunikasikan melalui lisan/ bicara. Keduanya mengkomunikasikan kata-kata. Komunikasi itu dilakukan oleh dua pihak, bukan hanya satu pihak. Pihak pertama memberikan aksi, maka diikuti oleh pihak kedua memberikan reaksi (respon). Begitu pula dalam pembelajaran, guru dan siswa saling berkomunikasi melalui bahasa, tulisan, bicara, atau kata-kata.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  2. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Dalam elegi ini saya mengkaitkannya dengan proses pembelajaran di kelas dimana guru memiliki berbagai cata untuk menyampaikan materi belajar kepada siswanya, bisa lewat tulisan, kata-kata atau secara lisan. Karena semuanya adalah bahasa dan dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi.

    ReplyDelete
  3. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Guru yang baik dan mulia adalah guru yang memahami ruang waktunya dimana dan dengan siapa sedang berbicara. Mampu memposisikan dirinya sebagai orangtua, sebagai sahabat yang selalu siap menampung inspirasi, dan mampu memberikan solusi yang baik. Kata-kata, tulisan, perbincangan, pengendalian emosi, empati dan bahasa dapat digunakan dalam mewakili tulisan seseorang. Semakin tinggi ilmu yang dimiliki seseorang maka Bahasa dan tulisan yang di buat semakin bagus dan dapat tertata. Sebaikknya sebagai calon guru kita harus memberikan kesempatan kepada anak didik kita untuk berkata, berbincang, menulis, dan berbahasa agar ilmu mereka dapat berkembang . Seorang guru bukan pada tempat dan waktunya lagi mendominasi di kelas mentransfer ilmu, mendoktrin siswa dengan materi pelajaran. Sekarang sudah saatnya bagi guru untuk memfasilitasi siswa dalam belajar.

    ReplyDelete
  4. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Kata-kata, bicara, tulisan, dan bahasa adalah mata rantai yang saling terhubung. Berdasarkan elegi di atas sebenar-benar pembelajaran ialah seberapa jauh engkau memberi kesempatan dan kemampuan kepada siswa-siswamu untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada. Apabila guru memberi kesempatan dan kemampuan kepada siswa-siswa untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada maka siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih, karena diposisi itu siswa akan benar-benar mengalaminya sendiri dan tidak serta merta hanya menerima pengetahuan yang dijelaskan guru tanpa mempraktekannya sendiri.

    ReplyDelete
  5. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Dalam pembelajaran di kelas, guru memang harus memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan diri mereka, untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar, untuk mengekspresikan diri mereka, untuk mengembangkan potensi-potensi mereka masing-masing. Guru sifatnya sebagai fasilitator. Guru tidak boleh membatasi siswa. Guru tidak boleh berupaya membentuk dan mengarahkan semua siswa menjadi seperti apa yang ada dalam fikiran gurunya. Beri kesempatan kepada siswa-siswa untuk tumbuh dalam pribadinya masing-masing.

    ReplyDelete
  6. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Pikiran manusia terbentuk berdasarkan bahan dasar utama yaitu bahasa. Dengan bahasa, isi pikiran manusia berkembang. Apabila tidak ada isi pikiran pada kesadaran, maka manusia itu mati suri, bahasa itu mendefiniskan semua hal dalam pikiran kita. Hanya dengan bahasa pikiran menciptakan realitas

    ReplyDelete
  7. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Bicara adalah aktivitas untuk mengungkapkan secara lisan atau tulisan tentang apa yang ada di pikiran kita tentang apa yang kita lihat atau tentang apa yang kita pikirkan. Setiap manusia bebas untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya masing-masing, namun berbicarapun punya tata cara tersendiri. Sebagai seorang guru hendaknya selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya sehingga kemampuan bicara atau komunikasi siswa terlatih dengan baik. Dengan berkomunikasi siswa dapat membangun pola pikirnya dengan baik dan menjalin relasi dengan teman dan gurunya.

    ReplyDelete
  8. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Mulut ini yang digunakan untuk berbicara sungguh memang kadang di luar kendali pikiran manusia. Tanpa berpikir panjang, sudah berbicara terlbih dahulu hingga kata-kata pun bingung kenapa tiba-tiba terucap kata-kata itu. Tanpa ada perundingan antara pikiran dan mulut yang membuat kata-kata hanya pasrah saat terucap dalam bicara, mau protes tetapi itu hak bicara untuk emngucapkan kata-kata meskipun itu hanya refleks semata. Tetapi, hendaknya harus diperhatikan lagi setiap kata dimaknai apakah pantas untuk diucapkan, bila itu membuat sakit para pendengar maka hentikan ucapan itu dan segera ucapkan maaf.

    ReplyDelete
  9. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Kata-kata, Bicara, Bahasa dalam hal ini disebut perkataan, penjelasan, tulisan merupakan hasil berfilsafat. Filsafat terdiri dari berifikir dan penjelasan. Berfikir saja tidak cukup karena gagasan yang kamu pikirkan hanya untuk diri sendiri. Penjelasan saja tidak cukup jika belum dilalui lewat proses berfikir inensif dan ekstensif.

    ReplyDelete
  10. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Dalam pembelajaran, salah satunya yaitu mengembangkan kemampuan berfikir dan membahasakan/mengkomunikasikan/menjelaskan hasil pemikiran selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebenar-benar pembelajaran matematika, yaitu seberapa jauh engkau memberi kesempatan dan kemampuan kepada siswa-siswamu untuk membahasakan/mengkomunikasikan/menjelaskan yang ia pelajari baik yang ada dan yang mungkin ada.

    ReplyDelete
  11. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    Elegi di atas terdapat nasihat yang tersirat di dalamnya, bahwasannya seorang guru haruslah memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengeluarkan ide, skill, potensi yang ada dengan berbicara. Berbicara siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode seperti tulisan, kata-kata maupun bahasa, semua itu termasuk dalam proses bicara. Dan dalam kehidupan, setiap makhluk memerlukan komunikasi untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik salah satunya dengan berbicara.

    ReplyDelete
  12. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Kata-kata, tulisan, bicara dan bahasa merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Keempat ini akan menunjukkan adanya suatu maksud. Dalam bicara ada bahasa dan dalam bahasa ada kata-kata, dari bicara tertulislah sebuah maksud. Dalam tulisan ada serangkaian kata-kata yang mengandung dan membentuk bahasa, dari tulisan inilah bahasa akan berbicara menyampaikan suatu maksud. Keempat ini sangat melekat dalam diri kita dan tanpanya maka tidak akan terjadi komunikasi dan interaksi.

    ReplyDelete
  13. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Bicara tidak harus selalu dalam bentuk keluarnya bunyi dari mulut. Bahasa tidak harus selalu dalam bentuk bahasa indonesia, bahasa ingrris, ataupun bahasa daerah. Matematika juga bisa berbahasa dengan ekspresi matematika berupa simbol dan persaman-persamaan. Tulisan tidak harus selalu dalam untaian tinta hitam diatas kertas putih. Mengangguk itu adalah bahasa yaitu bahasa tubuh. Dari bahasa tubuh itu berbicara tentang kemauan dan tertulis jika “ia mau”. Orang yang diam pun bisa menjadi bicara yaitu bicara dalam diam. Siswa yang diam mendengarkan gurunya bukan berarti tidak bicara. Didalam pikirnya bisa jadi sedang bicara jika dia sangat bosan dengan cara mengajar gurunya maka siswa tersebut memunculkan berbagai gerak gerik yang tidak menyenangkan inilah bahasa tubuhnya yang berbicara kalau dia sedang tidak nyaman dengan pembelajaran yang sedang dia ikuti maka tertulislah “untuk segera mengakhiri pembelajaran itu”

    ReplyDelete
  14. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Hal yang harus dipahami dan diingat khususnya saya pribadi adalah ada saat dimana kekuatan berBICARA manusia dibumi tidak akan berguna lagi ketika berada dikehidupan berikutnya(akhirat). Manusia tidak akan mampu lagi melakukan pembelaan diri dari BICARAnya seperti ketika dibumi. Disana yang berBICARA memberikan kesaksian selama kita hidup adalah bumi yang akan menceritakan secara detail amalan dan perbuatan yang kita lakukan selama hidup dimuka bumi lengkap dengan waktunya, dijelaskan dalam (Q.S Az-zalzalah : 4). Disana ada pula TULISAN dari catatan Malaikat yang mencatat semua BICARA, amalan, dan perbuatan kita, hal ini dijelaskan dalam (Q.S Al-Infitar : 9-11, Q.S Al-Kahfi : 49, dan Q.S Al-Infitar : 18). Yang ketiga adalah anggota tubuh kita sendiri yang akan berBICARA memberikan kesaksiannya atas apa-apa yang pernah dilakukannya, hal ini dijelaskan dalam (Q.S Fussilat : 20-21). Yang terakhir adalah Allah SWT, saksi sebenar-benar dan sebaik-baik saksi yang tahu segalanya, segala yang ada dilangit dan dibumi, dan segala apa yang diBICARAkan manusia baik didalam hatinya, pikirnya, tindakannya, maupun yang keluar dari mulutnya, yang nampak maupun yang tersembunyi semua diketahuiNya hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat Al-qur’an (Q.S Gafir : 19 dan Q.S An-Nisa’ : 79). Maka sudah tugas kitalah sesama manusia saling mengingatkan untuk hati-hati dalam BICARA baik BICARA dalam ucapan, hati, pikir, maupun perbuatan karena semua akan dimintai pertanggungjawaban kelak salah satunya dijelaskan dalam (Q.S Al-Israa’ :36)

    Sumber :
    Al-qur'an
    https://www.kiblat.net/2015/08/14/renungan-empat-saksi-manusia-di-hari-akhir/

    ReplyDelete
  15. Yuntaman Nahari
    18709251021
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Berdasarkan elegi di atas, guru seharusnya mampu menjadi fasilitator bagi siswa untuk mengembangkan potensinya. Karena sebenar-benar mendidik adalah seberapa jauh engkau memberi kesempatan dan kemampuan kepada siswa-siswamu untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu, guru seharusnya tidak membatasi siswa untuk berkembang. Guru memfasilitasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan beberapa metode dan media yang sesuai dengan tingkat kognitif siswa.

    ReplyDelete
  16. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Tulisan, bicara dan kata-kata memiliki dimensinya masing-masing dimana satu dengan yang lain memiliki porsinya masing-masing. Semua saling bertautan maka akan sangat sulit menyimpulkan siapa yang baik dan lebih baik, siapa yang berperan dan lebih berperan. Semua ada dengan pengaruhnya masing-masing.

    ReplyDelete
  17. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Seperti apa yang dituliskan oleh Pak Marsigit bahwa "seberapa jauh aku memberi kesempatan dan kemampuan kepada engkau semua untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada". Hal ini berarti bahwa apa yang dikatakan, apa yang dibicarakan, apa yang dituliskan, dan apa yang dibahasakan pada setiap postingan yang ada sesungguhnya ditujukan semata-mata untuk bisa menjadi teladan bagi mahasiswa semuanya untuk menuju kebaikan
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  18. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Membaca elegi ini mengingatkan saya pada apa yang telah Prof katakan, bahwa filsafat itu adalah penjelasanmu, sepanjang apapun kamu menjelaskan belum tentu cukup, dan semakin panjang maka artinya semakin mengertilah kamu. Penjelasan tersebut adalah berupa bahasa yang diutarakan melalui tulisan dan kata-kata. Bahasan merupakan alat untuk berkomunikasi. Kualitas bahasa dari seseorang bergantung dari ilmu yang dimilikinya yang kemudian menghasilkan pikiran dimana pikiran itu diwujudkan dalam bentuk kata-kata, tulisan atau bicara. Namun, sehebat apapun kamu berkata-kata, maka tulisanmu tak mampu menggapai pikiranmu. Seperti yang Prof bilang, baca, baca, bacalah dan terus baca agar kualitas bahasa yang diciptakan semakin berkualitas.

    ReplyDelete
  19. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Bahasa adalah bagian penting dalam aspek manusia. Bahasa yang mempertemukan ide manusia yan beragam, bahasa yang membuat manusia mengenal satu sama lain, tetapi bahasa juga dapat menjadi senjata, senjata yang bisa membolak-balikkan hati yang mengucapkan dan mendengar, oleh karena itu dalam berbahasa perlu adanya hermenutika(menerjemahkan dan diterjemahkan)serta perlu adanya kesadaran ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  20. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Kesempatan yang baik telah diberikan kepada mahasiswa untuk memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada. Dengan begitu saya akan menyampaikan kata saya, bicara saya, tulisan saya, dan bahasa saya dalam komentar ini mengenai mendidik seperti kata yang ada pada elegi tersebut. Mendidik meliputi transfer of knowledge dan transfer of values. Dengan mendidik ini penekanannya tidak sekedar ilmu pengetahuan namun juga pada pembentukan sikap kepribadian bagi anak didik. Dengan demikian, tugas seorang guru tidak hanya mengajarkan cara menyelesaikan perosalan matematika namun juga bagaimana menghadapi persoalan. Dalam proses mendidik pun, siswa harus diberi ruang untuk beraktivitas dan berkreasi. Dengan dengan demikian, siswa dapat memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada.

    ReplyDelete
  21. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Memperkatakan semua yang ada dan yang mungkin ada adalah cara berfilsafat. Seberapa jauh kita dapat memperbicarakan semua yang ada dan yang mungkin ada. Dan seberapa jauh kita dapat menuliskan semua yang ada dan yang mungkin ada. Maka dengan berfilsafat, kita harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapat, menuliskan, dan melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Tidak hanya dalam pembelajaran, namun dalam lingkup yang lebih luas yaitu di masyarakat. Kita akan ditolong ketika kita menolong. Kita akan diperbolehkan berbicara ketika kita membolehkan yang lain untuk berbicara. Tidak memotong dan mengekang. Karena dibutuhkan keikhlasan satu sama lain.

    ReplyDelete
  22. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Berbicara dalah dasar kita menyampaikan suatu kata-kata melalui bahasa kepada orang lain yang kita ajak bicara, bicara atau berfilsafah dengan baik dengan melibatkan bahasa yang baik dan santun untuk dapat dipahami oleh oranglain, karena komunikasi lewat bicara adalah hal yang penting untuk menyampaikan maksud dan tujuan.

    ReplyDelete
  23. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Bentuk komunikasi yang beragam semakin canggih pada era milineal ini. Hampir semua alat komunikasi pada jaman sekarang harus menggunakan alat pengenal suara alias untuk berkomunikasi memang menggunakan suara dan berbicara. Bila flashback ke jaman dulu, untuk berkomunikasi sangat sulit hanya berbantuan kertas dan pena dan juga perantara pengantar surat. Bukannya dianggap malah hemat berbicara tetapi mengurangi polusi suara yang bisa saja menganggu orang lain, tetangga yang sedang sakit atau sedang tidak ingin diganggu dengan suara-suara. Bila diambil positifnya, berbicara mengurangi kesalahpahaman saat kedua beah pihak sebelumnya telah melakukan bentuk komunikasi lewat pesan.

    ReplyDelete
  24. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Hidup itu kontradiksi. Hidup itu saling melengkpai antara bahasa, bicara, tulisan, dan kata-kata. Engkau tidak bisa menonjolkan salah satunya. Sebagaimana berfilsafat, seberapa jauh engkau dapat memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada. Sebagaimana mendidik, seberapa jauh engkau dapat memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada dalam memberi kesempatan dan kemampuan kepada siswa. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  25. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Dalam menyampaikan sebuah ide atau pendapat dapat diungkapkan melalui kata kata, tulisan, dan bicara. Berbicara itu sendiri pengekspresiannya dapat berupa tulisan ataupun lisan. Dengan kita mempelajari filsafat, kita dapat mengeksplorasi pengetahuan yang lebih banyak mengenai segala hal yang cakupannya begitu luas di luar sana

    ReplyDelete
  26. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Kata-kata, bicara, tulisan, dan bahasa itu seperti hubungan wadah dan isi. Kata-kata adalah isi dari bicara (wadah). Kata-kata dan bicara adalah isi dari tulisan (wadah). Kata-kata, bicara, dan tulisan adalah bahasa (wadah). Kata-kata, bicara, tulisa, dan bahasa adalah isi dari filsafat (wadah). Jadi filsafat adalah bagaimana cara kita menggunakan bahasa. Karena filsafat adalah belajar tentang berpikir maka untuk mengungkapkan pikiran dibutuhkan bahasa. Jadi dengan kita belajar filsafat dari blog Bapak, kita telah diberikan kesempatan untuk menggapai bahasa dengan memperkatakan, membicarakan, menuliskan, dan membahasakan. Terimakasih Prof atas kesempatannya.

    ReplyDelete
  27. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Bicara seperlunya kadang dibutuhkan dan menjadi syarat bagi seseorang untuk berteman. Karena tidak semua orang menyukai teman yang berbicara bertele-tele , berbicara yang tidak bermanfaat, bahkan berbicara yang menyinggung dirinya sendiri. Sehingga, diberikan kenikmatan berbicara harus dimanfaatkan untuk kebaikan juga dan menjadi obat bagi teman-temannya dengan cara memberikan motivasi, dukungan kepada mereka agar bisa mengatasi maslah dan beban dalam pikirannya. Berbicara menjadi tidak diperlukan bila ada pihak yang sedang berbicara karena termasuk etika sopan dalam menghargai orang lain berbicara.

    ReplyDelete
  28. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Berbicara menjadi beban bagi orang pendiam karena mereka hanya menginginkan ketenangan atau hanya menikmati perbincangan orang lain tanpa harus ikut andil dalam pembicaraan tersebut. Sehingga untuk mengajak orang berbicara dengan tipe yang pendiam sungguh butuh strategi atau pemaksaan yang masih wajar agar mereka tidak diam karena orang lain akan berpikir bahwa dia mempunyai masalah dan memendam masalahnya. Hal itu tentu ditakutkan bagi orang terdekatnya karena bisa saja tanpa kabar tiba-tiba menghilang dan tidak memberi kabar. Ternyata dia hanya butuh waktu sendiri dengan dunianya sendiri karena mereka benar-benar tidak menyukai keramaian sehingga menghindar dari keramaian agar tidak dipaksa untuk berbicara.

    ReplyDelete
  29. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Filsafat itu adalah olah pikir, namun tidak hanya itu saja maksud dari itu bagamana kita dapat berpikir secara bijak sehingga berimplikasi terhadap kehidupan yang kita jalani. berfilsafat itu juga terlibat ketika kita mampu mengatakan, membicarakan, menuliskan dan membahasakan apa yang ada dan mungkin ada.

    ReplyDelete
  30. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Terkadang apa yang kita pikirkan belum mampu dijelaskan dengan kata-kata, apa yang kita tuliskan belum sebaik apa yang kita bicarakan,. Namun dengan berbicara, menuliskan dan membahasakan dapat menyampaikan maksud dan tujuan kita. Dengan belajar filsafat ini membelajarkanku untuk terus berusaha belajar dan belajar.

    ReplyDelete
  31. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Berdasarkan elegy diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa seorang guru hendaknya juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapn ide dan gagasannya, Yang dialami saat ini, masih banyak sekolah yang menggunakan metode cermah, dimana guru lebih aktif berbicara daripada siswanya, sehingga siswa hanya sebagai objek pebelajaran. Maka dari itu, tugas seorang guru tidak hanya memberikan ilmu kepada siswa tapi juga memberika kesempatan siswanya untuk membicarakan, mengekspresikan pengetahuannya yang dimilikinya.

    ReplyDelete
  32. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Elegi di atas berarti bahwa sebagai seorang guru hendaknya kita memberi kesempatan juga kepada siswa untuk mengekspresikan kata-katanya, tulisannya, bahasanya, pemikirannya. Seorang guru tidak boleh hanya memberikan ilmu kepada siswa tanpa memberika kesempatan siswanya untuk mengekpresikannya. Apalagi sampai guru memaksakan agar persepsi yang dimiliki siswa haruslah sama dengan persepsi siswa.Ddalam perkuliahan filsafat ilmu Bapak juga memberikan kesempatan kepada kami untuk mengekspresikan pemikiran kami melalui komentar di blog Bapak.

    ReplyDelete
  33. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Komunikasi ada dua jenis yaitu komunikasi lisan dan tulisan. Kita sebagai guru dan calon guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya ketika pembelajaran berlangsung, sehingga nantinya siswa dapat melatih dirinya untuk berani berbicara didepan banyak orang dan juga kemampuan komunikasi lisannya juga akan baik. Bukan cuma itu, komunikasi tulisannya juga dapat kita lihat ketika kita memberikan soal. Bagaimana ia membahasakan/mengkomunikasikan tulisannya sehingga nantinya guru bisa memahmi apa yang ia tuliskan. Nah dengan begitu, kita dapat melihat apakah siswa tersebut paham atau tidak dengan soal yang diberikan.

    ReplyDelete
  34. Wilis Putri Hapsari
    19701251017
    S2 PEP A 2019

    Tulisan adalah bagian dari bahasa, kata adalah bagian dari tulisan, dan bicara adalah bagian dari kata. Bahasa memiliki segalanya sehingga dia menjadi bahasa, maka mempertanyakanya dengan mengurai komponen-komponennya adalah rentang kemampuan untuk mempelajari filsafat. Adalah kedalaman menggapai seberapa dalam sebuah potensi filosofis yang akan terjelaskan, yang kemudian ditransferkan ke orang lain agar terjadilah sama-sama paham, maka disitulah bahasa memunculkan sosoknya sebagai hal penting dalam komunikasi.

    ReplyDelete
  35. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Hakekat dari bicara adalah memperbincangkan, memperkatakan, mempertuliskan, memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada, semuanya saling berhubungan dan menguatkan. Sebagai seorang guru harusnya memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengeluarkan potensi yang ada dengan berbicara. Berbicara dapat dilakukan dengan melalui tulisan, kata-kata atau bahkan bahasa. Semuanya itu dilakukan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari

    ReplyDelete
  36. Hajra Yansa
    19701251012
    S2 PEP A 2019


    Kata-kata adalah bentuk yang dipikirkan, dilisankan dan dituliskan. Apa yang dipikirkan selalu berbentuk gambar dan kata. Keduanya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kata adalah bahasa. Dan sebaik-baiknya proses pendidikan yaitu pendidikan yang menggambarkan guru memberi ruang dan waktu pada siswa untuk mengeksplore pengetahuan. Pengetahuan yang didapat baik dalam proses atau hasil mesti dikemukakan dalam bentuk lisan atau tulisan.

    ReplyDelete
  37. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    Menurut saya bicara adalah salah satu bentuk komunikasi kita kepada orang lain untuk menyampaikan suatu ide atau gagasan. Bicara adalah pengucapan,yang menunjukkan keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. kapan kita mulai bisa berbicara? tentunya ketika kecil kita sering diajari orangtua untuk berbicara mama, bapak, papa, makan dll. Kita boleh berbicara macam-macam (bukan banyak bicara) namun jangan sampai menyakiti orang lain, makannya ada suatu pelatihan 'public speaking' yang berguna untuk melatih skill bicara kita di depan umum.

    ReplyDelete
  38. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    Kemampuan public speaking saat ini sangat dibutuhkan bahkan bisa dikatakan wajib untuk membangun suatu karir yang sukses. Sebuah penelitian membuktikan bahwa sebagian besar perusahaan menjadikan kemampuan public speaking masuk sebagai kriteria dalam menilai calon pelamar kerja di perusahaan.

    ReplyDelete
  39. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    Di masa sekarang, seorang yang cerdas dan mempunyai pengetahuan yang luas tanpa di imbangi dengan kempuan dalam public speaking bukanlah segalanya untuk mencapai sebuah kesuksesan, Karena Public speaking, kita dapat mengetahui ataupun mempengaruhi pola pikir seseorang dan kita dapat mengeluarkan ide-ide luar biasa yang kita ingin ungkapkan. sehingga ide-ide yang tersimpan di dalam kepala kita tidak menjadi sampah namun bermanfaat bagi orang lain

    ReplyDelete
  40. Rochyati
    19709251074
    S2 P. Mat D 2019

    Berfilsafat itu seberapa jauh kita dapat memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, memperbahasakan semua yang ada dan yang mungkin ada. Sehebat apapun ucapan kita, tak akan mampu menuliskan semua ucapan itu. Sehebat apapun tulsan kita, tak akan mungkin menuliskan semua ucapan kita. Terima kasih Bapak, memberikan teladan baik bagaimana sebaiknya kita kepada anak didik kita.

    ReplyDelete
  41. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum.
    Sebenar-benarnya mendidik adalah saat guru memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan ilmu yang sudah siswa dapatkan. Guru harus memberikan ruang dan waktu untuk siswa agar mengekspresikan diri siswa. Sekarang ini, guru tidak selalu menjadi dominan dalam proses belajar mengajar, karena terkadang siswa dapat diizinkan untuk mengembangkan ilmu dengan cara mereka sendiri.
    Terimakasih

    ReplyDelete
  42. Jewish Van Septriwanto
    19709251077
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih untuk tulisan ini prof, Ketika kita berfilsafat maka selayaknya kita mampu memperkatakan, memperbicarakan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua yang ada dan mungkin ada. Kita belajar filsafat tanpa pengalaman hidup itu artinya "kosong"; sedangkan pengalaman hidup jika tidak difilsafatkan, diperkatakan, diperbincangkan, dituliskan, dan dibahasakan berarti itu "buta" atau “bisu”. Sebenar-benar pembelajaran matematika adalah seberapa jauh kita mampu memberi kesempatan dan kemampuan kepada siswa-siswa untuk memperkatakan, memperbicarakan, memperbincangkan, mempertuliskan, dan memperbahasakan semua matematika yang ada dan yang mungkin ada.

    ReplyDelete
  43. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Perkataan, tulisan, perbincangan, pengendalian emosi, empati dan bahasa dapat digunakan dalam mewakili seseorang. Semakin tinggi ilmu yang dimiliki seseorang maka Bahasa dan tulisan yang di buat semakin bagus dan dapat tertata. Sebaikknya sebagai calon guru kita harus memberikan kesempatan kepada anak didik kita untuk berkata, berbincang, menulis, dan berbahasa agar ilmu mereka dapat berkembang .

    ReplyDelete